Sehatki.com – JAKARTA – GSK mengatur konferensi RespiVerse tahunan ketiga pada 13 kemudian 14 Desember dalam Bangkok, Thailand. Acara ini mempertemukan para pakar internasional ternama juga tenaga kondisi tubuh dari 17 negara untuk mendiskusikan tantangan global yang digunakan mendesak pada penyakit pernapasan, dengan fokus pada solusi inovatif juga strategi kolaboratif untuk memajukan kebugaran pernapasan dalam seluruh dunia.
GSK bekerja mirip dengan dokter spesialis serta ahli dari seluruh dunia untuk menciptakan kegiatan unggulan yang mana bertujuan meningkatkan kualitas perawatan klinis juga hasil terapi baru bagi jutaan pasien dengan penyakit pernapasan.
Merea mencoba meneliti dan juga mengembangkan vaksin, hasil biologis, juga obat inhalasi untuk mengatasi penyakit pernafasan seperti asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan juga Respiratory Syncytial Virus (RSV).
“Kami coba memanfaatkan teknologi terbaru untuk mengatasi faktor utama penyakit ini kemudian menghindari perburukan, sehingga pasien mendapatkan hasil terapi yang mana lebih banyak baik lalu kualitas hidup yang tambahan sehat,” kata Dr. Gur Levy, Wilayah Medical Lead of Biologics Emerging Market GSK di rilisnya belum lama ini.
Pertemuan RespiVerse tahun ini menghadirkan pembicara dan juga kontestan internasional terkemuka dari berbagai wilayah, termasuk Asia Tenggara, Amerika Latin, Amerika Tengah, juga lainnya. Acara ini mengintegrasikan sains, teknologi, dan juga keahlian untuk mengidentifikasi tantangan klinis utama di tempat bidang pernapasan.
Tujuannya adalah untuk mengembangkan konten ilmiah di rangka memperluas pengetahuan dan juga meningkatkan praktik profesional dokter paru pada Asia Tenggara, Timur Tengah, Afrika, lalu Amerika Latin. Panel ahli akan mengkaji empat patologi pernapasan utama yakni asma sedang, asma berat, PPOK, juga RSV.
“Pencegahan adalah kunci di kebugaran masyarakat, khususnya untuk mengatasi penyakit pernapasan seperti RSV, yang mana tambahan kerap terjadi dan juga berbahaya dibandingkan flu, “ucapnya.
Di GSK, ucapnya juga berjanji untuk mengembangkan pengembangan vaksin guna melindungi kelompok rentan, teristimewa lansia kemudian mereka yang mana memiliki kondisi medis seperti asma, PPOK, diabetes, juga penyakit jantung, dari risiko kondisi tubuh serius akibat RSV.
“Dengan memprioritaskan pencegahan, kami bertujuan untuk menurunkan beban RSV lalu menyokong terciptanya komunitas yang tambahan sehat di tempat seluruh dunia, khususnya di menghadapi populasi global yang semakin menua,” ujar Dr. Arnas Berzanskis, VP & Wilayah Medical Affairs Head – Vaccines pada GSK.
Para pakar kebugaran rakyat menyatakan kegelisahan terhadap risiko kritis RSV pada populasi lanjut usia (lansia) dan juga individu dengan penyakit penyerta. Di Indonesia, jumlah total lansia terus meningkat seiring bertambahnya usia harapan hidup, dengan prediksi mencapai 14,6% dari total populasi pada tahun 2030.