Kanker ovarium adalah salah satu jenis kanker penyebab kematian terbesar yang ditakuti kaum wanita. Pengobatan kanker ini tidak mudah sehingga semua wanita perlu melakukan langkah-langkah untuk mencegah kanker ovarium sejak masih dini.
Kanker ovarium menyerang indung telur lalu menyebar ke organ tubuh yang lain sehingga sering juga disebut kanker indung telur. Proses penyebaran sel kanker terjadi secara perlahan dan tanpa menimbulkan gejala yang khas.
Karena tidak memperlihatkan gejala yang spesifik, terkadang kanker ini baru terdeteksi ketika sudah mencapai stadium lanjut dan merenggut jiwa penderita. Oleh sebab itu kanker ovarium sering juga disebut the silent killer.
Meski demikian, kanker ovarium bisa dicegah dengan menghindari faktor-faktor pencetusnya. Apa saja faktor penyebab kanker ovarium dan bagaimana cara mencegahnya?
Di artikel sehatki.com kali ini kita akan membahasnya secara mendetail, beberapa tips cara mencegah kanker ovarium.
Seputar Kanker Ovarium
Penyebaran sel ganas di dalam tubuh bisa terjadi di organ mana saja di seluruh tubuh kaum wanita, salah satunya adalah pada sistem reproduksi seperti rahim, indung telur atau payudara.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang disebutkan dalam sebuah jurnal ilmiah, kanker yang sering dialami oleh wanita adalah :
- Kanker payudara
- Kanker leher rahim
- Kanker kolorektal, dan
- Kanker ovarium
Kanker ganas ovarium merupakan kanker ganas ginekologi ke dua terbanyak di seluruh dunia. Sebuah jurnal ilmiah melaporkan bahwa pada tahun 2013, dijumpai sebanyak 22.240 kasus kanker ovarium yang baru.
Di antara seluruh kasus baru tersebut, terdapat angka kematian sebesar 14.030 kasus atau dengan persentase sekitar 15%. Kian lama, jumlah penderita kanker yang menyerang indung telur ini semakin meningkat.
Dari data Kemenkes pada tahun 2012 menyebutkan, angka kejadian kanker ovarium telah mencapai 4,3 banding 1.000 orang. Padahal berdasarkan data sebelumnya, angka kejadian hanya 1 banding 1.000 orang.
Hal itu sejalan juga dengan jumlah penderita kanker ovarium di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta–salah satu rumah sakit negeri terbesar di Indonesia yang kerap menjadi pusat rujukan dari seluruh daerah di Indonesia.
Berdasarkan data dari rekam medik ruang onkologi RSCM, penderita kanker ovarium dari bulan Januari sampai dengan Desember 2014, ada sebanyak 178 penderita yang terdiagnosis kanker ovarium berada dalam stadium 1c dan stadium 2c.
Mengapa kanker ovarium menunjukkan statistik yang terus meningkat? apakah jenis kanker ini tidak bisa dicegah? Jika bisa, bagaimana cara mencegahnya?
Cara Mencegah Kanker Ovarium
Sampai saat ini, penyebab kanker apapun, termasuk pada ovarium, belum dapat dipastikan secara jelas. Namun, ada beberapa hal yang diketahui sebagai faktor-faktor risiko.
Selain usia, riwayat penyakit tertentu dan juga kelainan genetik, faktor-faktor risiko kanker ovaroum adalah hal yang dapat diubah. Alhasil, tentu saja hal-hal yang bisa diubah itu berhubungan dengan bagaimana kanker ovarium bisa dicegah.
Faktor-faktor risiko kanker ovarium yang bisa dicegah di antaranya berhubungan dengan gaya hidup dan faktor lingkungan, di antaranya :
- Merokok,
- Konsumsi obat penyubur,
- Kurangnya aktivitas fisik alias berolahraga,
- Pola makan, khususnya makanan berlemak, dan
- Kebiasaan mengonsumsi alkohol dan kopi.
Selepas mengetahui apa saja yang menjadi risiko dari kanker ovarium, Anda seharusnya telah mengetahui gambaran umum mengenai pencegahan kanker ovarium.
Berikut ini penjelasan lebih lanjut cara mencegah kanker ovarium:
- Rutin berolahraga
Tujuan rajin berolahraga secara rutin adalah untuk menjaga berat badan sehingga tidak mengalami kegemukan.
Berat badan berlebih alias kegemukan dapat memicu terjadinya kanker ovarium dikarenakan lemak yang menumpuk di tubuh itu menyebabkan kadar hormon esterogen berlebihan sehingga dapat memicu perubahan sel-sel ovarium menjadi ganas.
Olahraga yang dimaksud pun bukan plahraga yang sulit. Kuncinya hanya bergerak seaktif mungkin. Caranya bisa berupa:
- Berjalan kaki
- Jogging, atau
- Bersepeda
Melakukannya pun tak perlu lama-lama, yaitu hanya selama 20-30 menit. Lagipula cara yang disarankan begitu murah atau bahkan tak perlu mengeluarkan biaya sepeser pun, bukan?
Cara mudah nan murah ini mampu menurunkan risiko kanker ovarium hingga sebesar 10-20%.
- Pola makan sehat yang bergizi dan seimbang
Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa makanan memengaruhi kondisi kesehatan kita, termasuk bisa mencegah kanker ovarium atau sebaliknya menyebabkan terbentuknya sel ganas dalam tubuh.
Salah satunya adalah daging merah, penelitian membuktikan bahwa kebiasaan mengonsumsi 50 gram daging merah setiap hari dapat meningkatkan risiko kanker ovarium dengan persentase sebesar 12%.
Nah, selain itu berikut ini makanan yang justru membuat Anda terhindar dari kanker ovarium, yaitu :
- Makanan yang mengandung vitamin D, seperti ikan, kacang-kacangan, susu terfortifikasi, dan telur.
- Makanan rendah lemak,
- Vitamin A yang didapat dari wortel dan tomat,
- Vitamin E yang didapat dari bayam maupun biji-bijian dan juga gandum.
- Makanan berserat yang bersumber dari gandum utuh, sereal, kacang-kacangan, serta sayuran.
- Menyusui Anak (Laktasi)
Jika Anda memiliki bayi, maka berikanlah ia air susu ibu (ASI) selama minimal 6 bulan. Menyusui bayi tidak hanya memberi manfaat pada sang bayi, tetapi juga pada si ibu.
Salah satu manfaatnya yaitu mengurangi risiko sekaligus mencegah kanker ovarium. Pada masa laktasi, kadar estrogen dan hormon gonadotropin akan menurun dan kembali meningkat bila frekuensi menyusui berkurang.
Dengan penurunan estrogen, akan mengakibatkan delayed ovulation alias terhambatnya proses ovulasi. Alhasil, si wanita tidak mengalami menstruasi pada waktu yang cukup lama.
- Menggunakan kontrasepsi oral
Penggunaan pil kontrasepsi jangka panjang ternyata sangat baik dalam mencegah kanker ovarium pada wanita.
Menurut Ozols dkk., 30%-60% pada penggunaan oral kontrasepsi berdasarkan penelitian yang ada dapat menurunkan risiko terjadinya kanker ovarium denga ketentuan dilakukan dalam waktu yang lama.
Kontrasepsi oral memiliki kerja dengan menekan sekresi FSH sehinga dapat menghalangi maturasi folikel pada ovarium dan menyebabkan ovulasi menjadi terganggu.
- Tidak mengonsumsi obat penyubur
Penggunaan obat penyubur dapat menyebabkan terjadinya peningkatan ovulasi, sehingga terjadi kenaikan kadar hormon gonadotropin (FSH/LH).
Hal ini justru kebalikan dari pil kontrasepsi sebelumnya yang mana dapat menyebabkan semakin tingginya faktor risiko terjadinya kanker ovarium.
- Operasi pengangkatan ovarium
Hal ini ditujukan untuk mereka yang telah terbukti mengalami kelainan genetik. Salah satu contohnya adalah artis hollywood ternama, yakni Angelina Jolie.
Angelina terbukti mengalami kelainan alias mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2, alhasil wanita cantik tersebut berhasil mengambil keputusan berat untuk mengangkat ovariumnya.
Loh, tadi disebutkan bahwa mutasi genetika adalah faktor risiko yang tidak bisa dicegah, lalu mengapa pembedahan justru bisa mencegah kanker ovarium ? Ya, Anda mungkin saja memiliki pertanyaan tersebut.
Sebenarnya mutasi gen tersebut memang terjadi begitu saja dan tidak bisa dicegah, namun dengan mengangkat organ yang diperkirakan bisa mengalami keganasan, maka orang tersebut tetap bisa terhindar dari yang namanya kanker.
- Tidak merokok
Peringatan bahaya rokok saat ini telah begitu singkat, yaitu “Rokok dapat membunuhmu”. Namun, peringatan tersebut begitu padat serta sarat akan makna.
Asap rokok mengandung banyak zat berbahaya, seperti nikotin, karbon monoksida, dan tar. Secara umum, zat berbahaya itu merupakan karsinogenik alias zat yang bisa memicu perubahan sel menjadi ganas alias menjadi kanker.
- Hamil
Kanker ovarium sering dihubungkan dengan wanita dengan angka melahirkan yang rendah dan infertile/tidak subur.
Jadi, kehamilan pada seorang wanita bisa membuat risiko kanker ovarium menurun. Hal ini berkaitan dengan proses ovulasi dalam ovarium.
Demikian beberapa tips cara mencegah kanker ovarium agar tidak menjangkiti tubuh, semoga bermanfaat.