Salah satu risiko kehamilan yang ditakuti wanita adalah hamil anggur. Apa saja ciri-ciri orang hamil anggur dan bagaimana mencegahnya? Di artikel sehatki.com kali ini kita akan membahasnya secara mendetail.
Kehamilan adalah fase penting bagi kehidupan seorang wanita. Salah satu kebahagiaan terbesar wanita adalah ketika dia menyadari akan menjadi Ibu.
Namun demikian, risiko dalam kehamilan dan saat melahirkan juga cukup besar, sehingga setiap calon ibu harus mempersiapkan dan mencegah segala kemungkinan buruk yang mungkin terjadi.
Anda mungkin sudah sering mendengar mengenai hamil anggur. Kasus hamil anggur di Indonesia memang tidak seberapa tinggi bila dibandingkan di beberapa negara lain, seperti Taiwan, Thailand, dan juga Hongkong.
Namun kerap ditemui kasus seorang ibu mengandung, yang ternyata mengalami hamil anggur tersebut tanpa diketahui penyebabnya.
Meskipun dipercaya, beberapa faktor seperti kebersihan sebelum dan ketika hamil, gaya hidup, hingga usia ibu yang sudah lanjut menjadi pengaruh dari terjadinya hamil anggur.
Terlebih juga, kasus hamil anggur lebih sering terjadi di beberapa negara dari pada di negara lain. Sehingga banyak juga yang menarik kesimpulan hamil anggur berkaitan dengan DNA hingga kromosom.
Bagaimana Hamil Anggur Terjadi
Hamil anggur merupakan kondisi dimana pada ibu hamil, terdapat bintik-bintik putih hingga massa seperti anggur pada plasenta.
Bintik putih dan juga massa tersebut berupa sel trofobas yang berkembang dengan jauh lebih cepat. Plasenta sendiri terbentuk dari jutaan sel trofobas.
Ketika seorang ibu mengandung, bertemunya sperma dan sel telur akan mengakibatkan terjadinya kehamilan. Dimana salah satunya ditandai dengan menempelnya plasenta pada dinding rahim.
Seiring berkembangnya kehamilan, massa plasenta semakin membesar yang berarti sel trofobas yang membentuknya semakin banyak pula.
Sel trofobas pada plasenta ini sendiri berguna untuk menyalurkan makanan pada bayi serta untuk mematikan kuman serta virus yang masuk ke dalam kantong plasenta.
Pada kasus hamil anggur, sel trofobas pada plasenta bertumbuh sangat cepat. Lebih cepat dari pada masa kehamilan itu sendiri.
Semakin banyaknya sel trofobas pada plasenta akhirnya menyebabkan janin justru tidak bisa terbentuk dengan sempurna. Sedangkan ibu tetap akan mengalami tanda-tanda yang disebut dengan kehamilan.
Inilah yang akhirnya menyebabkan berkembang pesatnya sel trofobas pada plasenta sebagai hamil anggur. Selain bentuk massa dari perkembangan sel trofobas ini yang seperti buah anggur menempel pada rahim seorang ibu.
Ciri-Ciri Orang Hamil Anggur yang Perlu Diketahui
Berikut ini beberapa ciri-ciri hamil anggur yang paling sering dialami oleh ibu hamil. Ciri-ciri di bawah ini tentunya tidak bisa langsung dipastikan sebagai hamil anggur tanpa adanya pemeriksaan lebih lanjut dari dokter.
- Morning sickness yang berlebihan
Sudah bukan hal yang baru lagi bila seorang ibu hamil mengalami morning sickness. Morning sickness adalah gejala kehamilan seperti rasa mual, muntah, pusing, dan juga lemas yang biasa terjadi pada pagi hari.
Pada kondisi ibu hamil biasa, morning sickness merupakan tanda-tanda dari menempelnya plasenta dan kembangnya sel trofobas. Selain itu juga terjadi karena hormon dalam tubuh yang berubah.
Pada ibu yang mengalami hamil anggur, morning sickness terjadi dengan sangat berlebihan. Seorang ibu bisa mengalami muntah dan mual hingga menyebabkan kejang.
Bahkan rasa pusing dan lemas yang membuat hilang kesadaran. Hal ini biasanya terjadi pada masa awal kehamilan hingga trisemester pertama.
- Terjadi pendarahan
Seperti juga morning sickness, pendarahan merupakan hal yang sangat wajar terjadi pada ibu hamil. Biasanya pendarahan yang dialami pada masa awal kehamilan mirip dengan menstruasi.
Selain itu juga, kehamilan terjadi karena plasenta mulai menempel pada dinding rahim bersama dengan sel telur yang sudah dibuahi.
Proses menempel inilah yang akhirnya merontokan sisa dinding rahim dan menyebabkan terjadinya pendarahan seperti menstruasi.
Namun untuk ibu yang mengalami hamil anggur, pendarahan terjadi dengan kuantitas yang lebih dari menstruasi. Selain itu warnanya juga lebih pekat.
Pada kehamilan ini, pendarahan bisa terjadi mulai dari 4 minggu pertama hingga 10 minggu dari masa kehamilan. Bahkan tak jarang, seorang ibu akan mengira mengalami keguguran dengan banyaknya pendarahan yang dialami ini.
- Kadar HCG dalam darah sangat tinggi
Tingginya kadar HCG dalam darah merupakan salah satu tanda awal yang membuat dokter yakin ibu mengalami kehamilan.
Pada hamil anggur, tingkatan kadar HCG dalam darah yang ditemukan sangat tinggi. Pada beberapa kasus, tingginya tingkatan HCG ini karena ibu mengalami hamil kembar. Sedangkan di beberapa kasus lain, karena terjadinya hamil anggur.
Meningkatnya kadar HCG ketika hamil dikarenakan tingginya jaringan sel trofobas dalam plasenta. Jaringan inilah yang akhirnya membuat kadar HCG menjadi lebih tinggi dari normal.
Jadi karena hamil anggur terjadi karena sel trofobas yang meningkat dengan sangat banyak, tidak heran bila kadar HCG pun mengalami peningkatan.
- Keputihan
Pada ibu hamil, terjadinya keputihan bukan menjadi hal yang normal. Ada beberapa hal yang menyebabkan keputihan pada ibu hamil.
Seperti pertumbuhan janin yang tidak normal, plasenta tidak melekat dengan baik pada dinding rahim, hormon yang ternyata kurang seimbang, hingga terjadinya hamil anggur.
Khusus untuk hamil anggur, keputihan akan dibarengi dengan rasa ngilu dan sakit pada pinggul. Biasanya hal ini akan berujung pada rasa sakit perut yang sangat hebat. Ini menjadi satu ciri bahaya yang langsung harus mendapatkan penanganan.
Jika Anda mengalami ciri-ciri di atas, sebaiknya segera periksa kehamilan pada ahli kebidanan dan kandungan. Hamil anggur yang terlambat ditangani dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya.
Berikut ini beberapa ciri hamil anggur lain yang mungkin juga dialami ibu hamil:
- Saat usia kandungan memasuki trimester pertama, bisa terjadi perdarahan dari vagina. Jika ini sering terjadi, sebaiknya Anda periksakan kandungan anda ke dokter kandungan. Dapat pula terjadi pendarahan internal yang berindikasi dari perut melilit secara tiba-tiba.
- Jika ciri kedua terjadi maka dapat memicu ciri berikut yaitu tekanan darah meningkat dan sering buang air kecil. Hal ini disebabkan karena protein di urine bertambah banyak. Kondisi ini disebut preeklamsia. Kondisi ini biasanya terjadi pada saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu.
- Ciri selanjutnya adalah kadar tiroid meningkat sehingga menyebabkan nyeri pada payudara dan tulang panggul, rambut rontok, tidak nafsu makan, dan kulit bermasalah (terlihat seperti bersisik).
- Rahim membesar, padahal tidak sesuai dengan usia kandungan yang sebenarnya. Kondisi tersebut dapat terlihat pada perut yang bengkak atau kembung. Namun, jika dihitung usia kandungannya masih di periode awal.
- Anemia, saat di mana kondisi ibu menjadi mudah lelah, terlihat lesu, suhu tubuh sering berubah-ubah (kadang demam), dan merasa malas mengerjakan aktivitas sehari-hari. Hal ini dipicu oleh tekanan pembentukan sel bernama trobofos, yang sangat cepat dalam rahim.
- Ketika melakukan USG, dokter kandungan melihat ada kista ovarium pada hasil ultrasonografi calon ibu. Namun tentu saja ciri ini membutuhkan kunjungan lebih lanjut ke dokter atau bidan.
- Ciri yang paling mudah dikenali adalah keluarnya kista berbentuk anggur dari vagina.
Lalu, apakah hamil anggur bisa dicegah? Menurut para ahli, kehamilan anggur tidak bisa 100% dicegah. Tetapi ada kondisi yang perlu diperhatikan agar tidak terjadi, di antaranya:
- Mengusahakan untuk hamil di bawah usia 40 tahun
- Menjaga kondisi kesehatan calon ibu sebelum dan saat hamil—termasuk pemeriksaan rutin untuk mengetahui kesiapan organ reproduksinya
- Mengamati riwayat kehamilan anggur di keluarga, atau jika pernah mengalaminya konsultasikan hal ini pada dokter atau bidan.
Demikian sedikit informasi mengenai ciri-ciri hamil Anggur dan bagaimana mencegahnya sejak dini. Semoga bermanfaat.