Dokter Spesialis Apa yang Menangani Disfungsi Ereksi

Jika anda menderita disfungsi ereksi, anda harus ke dokter atau terapis seksual untuk memeriksakan diri. Jangan hanya diam menunggu tubuh sembuh sendiri atau paling parah mengkonsumsi obat kuat yang banyak dijual di internet yang sebenarnya berbahaya bagi kesehatan. Khusus untuk anda penderita disfungsi ereksi yang ingin berobat, di artikel sehatki.com kali ini kita akan membahas dokter spesialias apa yang menangani disfungsi ereksi atau impotensi, bagaimana dokter tersebut bekerja dan apa yang harus anda persiapkan.

Disfungsi ereksi atau yang di masyarakat disebut impotensi adalah ketidakmampuan mendapatkan dan atau mempertahankan ereksi yang cukup keras untuk berhubungan seks.

Dengan kata lain, penis anda tidak bisa berdiri dengan keras untuk berhubungan seks ataupun jika berhasil keras, sifatnya hanya sementara saja dan kemudian lembek lagi.

Jika kondisi tersebut terjadi sekali dua kali, anda tidak perlu khawatir, sebab semua pria pasti pernah mengalami hal yang sama beberapa kali dalam kehidupan mereka.

Penyebabnya terkadang hal-hal sederhana seperti sedang stres, cemas, takut gagal, kurang tidur atau mungkin sedang flu. Hal-hal tersebut menyebabkan ereksi terganggu, setelah penyebab teratasi maka ereksi akan kembali normal.

Anda baru boleh khawatir jika mengalami gagal ereksi terus menerus dan konsisten setiap berhubungan seks. Dalam hal ini, dokter biasanya memberi batasan waktu tiga bulan.

Jika ini yang terjadi, maka anda bisa dipastikan telah mengalami gangguan seksual yang disebut disfungsi ereksi, dan anda harus ke dokter atau terapis seks untuk memeriksakan diri.

Mengapa Anda Harus Ke Dokter?

Kunjungi dokter khusus atau terapis seks ketika mengalami disfungsi ereksi

Kunjungi dokter khusus atau terapis seks ketika mengalami disfungsi ereksi

Mengunjungi dokter urologi atau terapis seks mungkin seperti mengunjungi calon mertua untuk pertama kali, malu dan segan.

Terkadang penderita baru ke dokter setelah disfungsi ereksi yang diderita sudah sangat berat, itupun atas desakan istri.

“Ada penderita yang harus menunggu sampai lima tahun sebelum akhirnya menemui saya untuk memeriksakan diri,” ujar Dr. Roger Crenshaw, M.D., seorang terapis seks yang memiliki praktik pengobatan DE di Kalifornia.

Mengunjungi terapis seksual bukan sesuatu yang memalukan dan tidak menyakitkan, bahkan harus dilakukan jika gangguan tersebut telah terjadi cukup lama.

Ada beberapa hal yang menyebabkan penderita enggan mengunjungi dokter spesialis disfungsi ereksi, di antaranya karena :

  • Merasa malu dengan masalah yang dianggap paling rahasia,
  • Tidak tahu kemana harus mengungkapkan,
  • Tidak mengerti bahwa gangguan fungsi seksual itu suatu penyakit,
  • Banyak yang tidak mengetahui bahwa gangguan tersebut bisa diatasi.

Hanya 9 % dari seluruh  orang dengan mengalami gangguan fungsi seksual yang mau melakukan pengobatan pada dokter.

Sebagian di antaranya berada di korea sebagaimana sebuah studi penelitian di negeri gingseng tersebut menunjukkan bahwa hanya 2% dari kelompok orang yang memiliki gangguan fungsi seksual, bersedia membicarakan keluhan seksualnya kepada dokter.

Studi tersebut juga sejalan dengan penelitian lainnya yang mana pada penelitian di lima negara yaitu USA, Kanada, Inggris, Australia dan New Zealand dengan melibatkan 631 laki-laki dan 714 perempuan, yang sering mempunyai masalah seksual, hanya 32 % yang mencari pengobatan ke pelayanan kesehatan.

Padahal gangguan ereksi harus diperlakukan serius sebab bisa menjadi pertanda awal adanya penyakit penyerta seperti diabetes dan jantung yang belum terdeteksi dari luar tapi di dalam tubuh sudah parah.

Seorang dokter atau terapis seksual yang menangani akan melakukan pemeriksaan awal berupa sesi tanya jawab untuk mengetahui kondisi awal pasien, metodenya berupa kuisioner menggunakan indeks IIEF.

“Sebanyak 90% penderita bisa sembuh jika mereka mengikuti anjuran yang diberikan dokter,” lanjut Dr. Crenshaw.

Berikut ini 3 alasan mengapa anda harus ke dokter jika mengalami disfungsi ereksi, dan bukannya ke tabib atau ke klinik-klinik swasta yang tidak jelas:

  1. Hanya dokter yang dapat menilai kasus anda dan memutuskan apakah anda memiliki masalah kesehatan atau tidak.
  2. Hanya dokter yang dapat melakukan tes-tes yang diperlukan.
  3. Hanya dokter yang boleh meresepkan obat-obat anti disfungsi ereksi seperti viagra.

Anda harus memutuskan dengan benar, dokter apa yang harus anda datangi. Jangan terpancing dengan klinik-klinik swasta berbiaya mahal yang mengklaim dapat mengobati disfungsi ereksi anda. Jika ragu, anda bisa meminta bukti tertulis kualifikasi medis dari konsultan yang menangani anda.

Anda boleh mengunjungi terapis seks yang terdaftar dan berkualifikasi untuk membantu mengatasi masalah anda.

Di negara Amerika Serikat, terdapat asosiasi khusus terapis seks terpercaya namanya American Association of Sex Educators (AASE), dan ada juga Councelor and Therapists atau American Board of Sexology.

Menjadi member dalam asosiasi tersebut menandakan mereka adalah terapis seks profesional.

Seorang terapis seks akan membuat anda nyaman karena bagaimanapun anda akan membicarakan hal-hal khusus yang tidak mungkin anda bicarakan dengan orang lain.

Jika dokter atau terapis seks yang menangani anda mengatakan tidak bisa membantu anda, maka jangan berhenti, segera pindah dan cari dokter lain.

Jadi Dokter Apa yang Harus Anda Datangi?

Dokter apa yang harus didatangi oleh penderita disfungsi ereksi

Dokter apa yang harus didatangi oleh penderita disfungsi ereksi

Selepas paham mengenai gambaran singkat tentang rangkaian proses pengobatan dengan dokter, Anda tentu bertanya-tanya, “Jadi Dokter Apa yang Harus Didatangi?”

Ilmu kedokteran dan jenis penyakit yang bermacam-macam kadang membuat penderita disfungsi ereksi (impotensi) bingung, harus ke dokter apa untuk memeriksakan diri?

Sesungguhnya ada beberapa jenis dokter yang boleh anda kunjungi pertama kali, yaitu:

  1. Dokter Umum atau dokter keluarga,
  2. Dokter yang bekerja di klinik Keluarga Berencana,
  3. Dokter di klinik konsultasi remaja,
  4. Dokter di klinik di genitourinary medicine (GUM),
  5. Praktek dokter swasta yang memiliki spesialis kelamin atau urolog (ahli bedah yang berkaitan dengan sistem kelamin atau saluran kencing).

Sebagai titik awal, sebaiknya anda mengunjungi dokter keluarga atau dokter umum tempat anda biasa berobat, karena bagaimanapun mereka memiliki catatan medis sejarah kesehatan anda dan keluarga.

Jika tidak memiliki dokter keluarga, Anda dapat mengunjungi dokter umum di klinik layanan primer atau puskesmas terdekat yang biasa Anda kunjungi.

Dalam masalah disfungsi ereksi, dokter umum memang hanya berwenang sampai menegakkan diagnosis tanpa boleh memberi terapi secara spesifik.

Namun, dengan berkonsultasi lebih dahulu dengan dokter umum, Anda dapat diarahkan dengan rujukan ke spesialis yang lebih tepat sesuai dengan kondisi Anda.

Berikut ini adalah daftar dokter spesialis disfungsi ereksi (impotensi) yang mungkin Anda temui:

  1. Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah

Hal paling utama  yang terlibat dalam proses terjadinya disfungsi ereksi adalah sistem kardiovaskular alias jantung dan pembuluh darah.

Jika memang Anda memiliki gangguan terkait sistem tubuh yang satu ini, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah.

Tujuannya memang bukan mendapat pengobatan spesifik untuk memperbaiki fungsi penis prihal ereksi, melainkan Anda perlu mengatasi gangguan kardiovaskular secara tuntas terlebih dahulu.

Kemudian, jika masih diperlukan, Anda akan menemui dokter spesialis lain untuk mendapat pengobatan spesifik pada organ penis.

  1. Dokter spesialis Urologi

Dokter ini akan berfokus pada kondisi sistem reproduksi sekaligus sistem perkemihan.

Anda akan dirujuk ke dokter spesialis urologi tatkala tidak ada riwayat penyakit kronis sebelumnya, atau tidak ada gangguan kesehatan lainnya, khususnya yang berkaitan dengan kondisi kardiovaskulas dan kejiwaan.

  1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam-Konsultas Endokrin

Dokter yang satu ini bukan hanya memiliki keilmuan spesialisasi penyakit dalam secara umum, namun juga telah menempuh pendidikan lanjutan yang berfokus pada masalah endokrin alias hormonal.

Sebagaimana tadi telah disebutkan bahwa gangguan hormonal dapat menjadi penyebab disfungsi ereksi. Maka, Anda mungkin perlu menemui dokter yang satu ini jika memang sesuai dengan kondisi Anda.

  1. Dokter Spesialis Kejiwaan

Anda jangan langsung berpikir bahwa menemui dokter spesialis jiwa hanya untuk mereka yang tidak waras alias gila. Masalah kejiwaan atau psikologis memiliki lingkup yang sangat luas.

Salah satunya bisa jadi berkaitan dengan kondisi disfungsi ereksi. Oleh karena itu, atas berbagai pertimbangan, dokter umum akan merujuk Anda ke dokter spesialis yang satu ini.

  1. Dokter Spesialis Saraf

Seperti dalam ulasan sebelumnya bahwa faktor neurogenik adalah salah satu dari 4 faktor yang dapat menimbulkan disfungsi ereksi pada seorang pria. Neurogenik berarti segala hal yang memiliki sangkut-paut dengan sistem persarafan tubuh.

Setelah menemui dokter, apa yang harus anda lakukan?

Seperti biasa saat berobat, ceritakan keluhan anda dengan jujur. Anda pasti sudah memiliki banyak pertanyaan tentang kondisi yang anda rasakan.

Berikut ini beberapa hal yang bisa anda tanyakan saat konsultasi ke dokter atau terapis seksual:

  • Apa yang anda pikir sebagai penyebab disfungsi ereksi anda?
  • Bisakah disfungsi ereksi anda diobati?
  • Jenis pengobatan apa saja yang biasa digunakan untuk menyembuhkan disfungsi ereksi?
  • Apakah perubahan gaya hidup dapat membantu?
  • Apakah jenis obat yang sedang saya konsumsi saat ini berpengaruh terhadap kualitas ereksi saya?
  • Perlukah saya minum obat anti disfungsi ereksi? apa efek sampingnya?
  • Apakah asuransi saya mencakup biasa pengobatan disfungsi ereksi ini?
  • Bisakah saya sembuh permanen dari disfungsi ereksi?
  • Bisakah anda menjelaskan kondisi ini ke istri saya

Pilihlah dokter yang anda merasa nyaman ketika berkonsultasi dengannya. Anda bahkan bisa minta rujukan ke dokter lain jika anda menginginkannya.

Setiap komunikasi harus berjalan dengan baik, termasuk komunikasi antara Anda dengan dokter. Komunikasi yang baik antara dokter, pasien, bahkan juga pasangan Anda, sangat diperlukan sehingga informasi dapat berlangsung dua arah.

Dokter perlu mendapat informasi tentang keluhan yanh Anda alami. Oleh karena itu, sangat penting bagi Anda untuk menceritakan segala hal yang berkaitan dengan keluhan fungsi seksual Anda pada dokter.

Komunikasi tatkala Anda berobat akan dimulai dengan serangkaian pertanyaan yang akan diajukan oleh sang dokter. Pertanyaan dokter kepada Anda akan meliputi berbagai hal mengenai

  1. Masalah yang anda derita,
  2. Sudah berapa lama,
  3. Timbulnya mendadak atau secara bertahap makin hari makin parah,
  4. Apakah timbul pada situasi tertentu saja misal kalau berhubungan seksual tidak bisa tapi dengan masturbasi bisa,
  5. Apakah ereksi pada malam atau menjelang pagi baik,
  6. Bagaimana dengan fungsi seksual anda yang lain seperti libido (dorongan seksual), ejakulasi, orgasme, dan
  7. Bagaimana dengan orientasi seksual anda – homoseksual, heteroseksual atau biseksual, apakah anda pernah mengalami trauma seksual.

Perihal lain yang wajib Anda sampaikan jika memang Anda pernah mengalami atau menderita suatu penyakit yang mungkin ada hubungannya dengan masalah anda seperti :

  • Gaya hidup yang tidak sehat
  1. Tidak pernah olah raga / kadang – kadang saja olah raga,
  2. Perokok,
  3. Peminum alkohol,
  4. Memakai narkoba,
  5. Berat badan yang berlebihan (obese).
  • Penyakit-penyakit yang termasuk kelompok berisiko tinggi, seperti :
  1. Kencing manis (Diabetes Mellitus),
  2. Tekanan darah tinggi (Hipertensi),
  3. Cholesterol / Trigliserida yang tinggi,
  4. Sindroma metabolik
  5. Kekurangan hormon testosteron (Hypogonadism),
  6. Penyakit jantung,
  7. Penyakit liver,
  8. Penyakit ginjal,
  9. Trauma kepala, tulang belakang, dan panggul,
  10. Riwayat operasi daerah panggul termasuk prostat.

Dokter pun juga akan memberikan kuesioner (pertanyaan) dalam hubungannya derajat keparahan disfungsi ereksi yang anda derita.

Kejujuran dan kelengkapan jawaban Anda sangat diperlukan karena informasi yang akurat akan membuat penyebab diketahui secara pasti hingga pengobatan untuk Anda juga tepat.

Kemudian, dokter akan memeriksa anda secara lengkap dan memerlukan rujukan untuk pemeriksaan lab, sehingga dokter dapat menentukan penyebab dan langkah selanjutnya.

Apa yang akan dilakukan dokter?

Pertama-tama dokter akan melakukan wawancara dengan anda, mendengar semua keluhan anda, dan kemungkinan besar menanyakan beberapa hal yang mungkin saja bersifat pribadi.

Anda tidak perlu malu, jawab semua pertanyaan tersebut dengan jujur dan terbuka. Akan lebih baik lagi jika anda ke dokter bersama istri, sehingga dokter dapat mewawancarai istri anda secara terpisah tentang masalah ereksi yang anda alami.

Dokter perlu mendapat informasi tentang keluhan yang Anda alami. Oleh karena itu, sangat penting bagi Anda untuk menceritakan segala hal yang berkaitan dengan keluhan fungsi seksual Anda pada dokter.

Pertanyaan dokter kepada Anda akan meliputi berbagai hal mengenai

  1. Masalah yang anda derita,
  2. Sudah berapa lama,
  3. Timbulnya mendadak atau secara bertahap makin hari makin parah,
  4. Apakah timbul pada situasi tertentu saja misal kalau berhubungan seksual tidak bisa tapi dengan masturbasi bisa,
  5. Apakah ereksi pada malam atau menjelang pagi baik,
  6. Bagaimana dengan fungsi seksual anda yang lain seperti libido (dorongan seksual), ejakulasi, orgasme, dan
  7. Bagaimana dengan orientasi seksual anda – homoseksual, heteroseksual atau biseksual, apakah anda pernah mengalami trauma seksual.

Perihal lain yang wajib Anda sampaikan jika memang Anda pernah mengalami atau menderita suatu penyakit yang mungkin ada hubungannya dengan masalah anda seperti :

1. Gaya hidup yang tidak sehat

  • Tidak pernah olah raga / kadang – kadang saja olah raga,
  • Perokok,
  • Peminum alkohol,
  • Memakai narkoba,
  • Berat badan yang berlebihan (obese).

2. Penyakit-penyakit yang termasuk kelompok berisiko tinggi, seperti :

  • Kencing manis (Diabetes Mellitus),
  • Tekanan darah tinggi (Hipertensi),
  • Cholesterol / Trigliserida yang tinggi,
  • Sindroma metabolik
  • Kekurangan hormon testosteron (Hypogonadism),
  • Penyakit jantung,
  • Penyakit liver,
  • Penyakit ginjal,
  • Trauma kepala, tulang belakang, dan panggul,
  • Riwayat operasi daerah panggul termasuk prostat.

Dokter pun juga akan memberikan kuesioner (pertanyaan) dalam hubungannya derajat keparahan disfungsi ereksi yang anda derita.

Kejujuran dan kelengkapan jawaban Anda sangat diperlukan karena informasi yang akurat akan membuat penyebab diketahui secara pasti hingga pengobatan untuk Anda juga tepat.

Kemudian, dokter akan memeriksa anda secara lengkap dan memerlukan rujukan untuk pemeriksaan lab, sehingga dokter dapat menentukan penyebab dan langkah selanjutnya.

Berikut ini beberapa pertanyaan yang kemungkinan besar akan ditanyakan dokter kepada anda:

Pertanyaan pertama biasanya mengenai kondisi ereksi anda:

  1. Apakah ereksi bisa terjadi atau tidak?
  2. Jika ya, apakah ereksi anda cukup keras untuk melakukan penetrasi vaginal?
  3. Jika anda berhasil melakukan seks ke dalam vagina, bagaimana kondisi ereksi anda kemudian? Apakah ereksi anda akan menurun? dan bisakah anda membuatnya keras kembali?

Setelah itu dokter akan menanyakan beberapa hal mengenai gaya hidup anda sehari-hari:

  1. Apakah anda sudah menikah?
  2. Apakah anda gay atau biseksual?
  3. Berapa banyak pasangan yang anda miliki saat ini?
  4. Apakah masalah ereksi hanya terjadi dengan salah satu dari mereka, atau dengan semua?
  5. Apakah anda mendapatkan ereksi di pagi hari?
  6. Bisakah anda mendapatkan ereksi jika melakukan masturbasi?
  7. Apakah anda merokok? berapa banyak?
  8. Apakah anda aktif mengkonsumsi minuman beralkohol?
  9. Apakah anda menggunakan obat-obatan?

Dokter juga akan menanyakan kondisi kesehatan anda selama ini, apakah anda sedang dalam perawatan penyakit tertentu atau tidak. Tidak usah takut atau malu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Apa yang anda katakan ke dokter adalah rahasia sebab hak anda dilindungi oleh undang-undang. Jawaban anda atas pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menjadi parameter awal dokter dalam memeriksa kondisi disfungsi ereksi anda.

Tes dan Pemeriksaan Fisik

Setelah melakukan tes wawancara dan mengetahui kondisi awal penderita, dokter akan melakukan beberapa tes yang bersifat fisik. Tujuannya adalah mencari gangguan tubuh yang mungkin saja menyebabkan disfungsi ereksi.

Dokter akan memeriksa penis dan testikel pasien dengan tangannya, memeriksa area dubur, dokter juga akan melakukan pemeriksaan refleks untuk mengetahui kemungkinan adanya gangguan syaraf (neurologis). Selain itu, dokter akan memeriksa tekanan darah pasien.

Beberapa pria setengah baya yang datang ke dokter karena menderita disfungsi ereksi diketahui berada di tahap awal gangguan tekanan darah dan mungkin menuju jantung.

Itulah sebabnya disfungsi ereksi sering disebut sebagai pertanda adanya masalah kesehatan kronis yang belum terdeteksi oleh penderita.

Dalam kebanyakan kasus disfungsi ereksi, pemeriksaan fisik hanya dilakukan seperlunya kecuali pemeriksaan dokter menunjukkan bahwa penderita kemungkinan memiliki beberapa penyakit fisik.

Pemeriksaan yang umum terhadap penderita disfungsi ereksi adalah tes tekanan darah dan tes urin untuk memeriksa kondisi ginjal atau kemungkinan adanya penyakit diabetes.

Tes-tes lain yang mungkin dilakukan dokter adalah tes hormon, tes ini untuk memeriksa kadar hormon testosteron dalam darah. Seperti diketahui, salah satu penyebab ereksi sulit terjadi adalah karena produksi testosteron sangat rendah.

Selanjutnya Apa…?

Berdasarkan hasil wawancara dan beberapa tes yang dilakukan, dokter akan memberitahu anda apa yang dia pikir sebagai penyebab disfungsi ereksi yang anda derita.

Jika bisa mengobatinya, maka dia akan memberi resep atau rekomendasi tindakan medis yang diperlukan. Jika tidak, dia akan merujuk anda ke dokter lain.

Anda harus yakin, apapun penyebab masalah ereksi anda selalu ada peluang bisa disembuhkan, asalkan anda berusaha.

Inovasi dan pengetahuan kedokteran kita sudah sangat berkembang dalam 20 tahun terakhir ini, hampir tidak ada lagi kasus disfungsi ereksi yang tidak diketahui penyebabnya.

Pilihan pengobatan juga sudah sangat banyak, karena itu tindakan tepat pertama yang harus anda lakukan jika mengalami disfungsi ereksi adalah menemui dokter.

Kesimpulannya, anda harus ke dokter untuk menyembuhkan gangguan ereksi yang diderita. Anda bisa mengunjungi dokter umum untuk pertama kali dan jika diperlukan dokter tersebut akan merujuk anda ke dokter spesialis, tergantung dari apa penyebab disfungsi ereksi yang diderita.

Referensi:

5 Comments

  1. Admin 5 May 2013
  2. awan 22 April 2016
  3. doni 28 May 2017
  4. Juliyanto 29 January 2018
  5. syifa 11 March 2018

Leave a Reply