Minuman soda atau soft drink sangat populer di masyarakat dan menjadi minuman pengganti air putih saat makan di gerai-gerai junk food.
Tidak banyak yang tahu bahwa minuman bersoda sama sekali tidak memiliki nilai gizi dan bahkan kandungan mineral di dalamnya tidak baik bagi kesehatan karena mengandung kafein dan kadar gula yang sangat tinggi.
Penelitian terakhir menyebut adanya keterkaitan kebiasaan minum soft drink dengan munculnya gangguan ereksi pada pria. Beberapa ahli menyebut soft drink atau minuman bersoda dapat menyebabkan disfungsi ereksi atau impotensi.
Disfungsi ereksi atau impotensi adalah salah satu gangguan seksual dimana penis tidak cukup keras untuk memulai hubungan seks dan mempertahankannya tetap keras sampai hubungan intim selesai.
Setidaknya terdapat 4 faktor penyebab impotensi yaitu faktor fisik, psikis, gaya hidup dan akibat efek samping obat-obatan yang dikonsumsi.
Selama ini, penelitian telah menunjukkan bahwa faktor utama terjadinya disfungsi ereksi, yaitu penyakit metabolik di dalam tubuh, misalnya:
- Penyakit Diabetes Mellitus
- Hipertensi
- Gangguan kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah), seperti Penyakit Jantung Koroner
Munculnya penyakit metabolik itu sendiri berkaitan erat dengan pola diet. Menurut jurnal ilmiah Esposito et al. menyebutkan bahwa ada sebuah penelitian klinis yang dilakukan secara acak, yang menunjukkan adanya penurunan persentase risiko mengidap Penyakit Kardiovaskular pada subjek penelitian yang menerapkan pola makan yang sehat.
Diet yang sehat tersebut dapat mengurangi banyak kandungan jahat di tubuh, seperti:
- Serum lipid (Kadar lemak di dalam darah)
- Stress oxidative
- Zat-zat lainnya yang memicu inflamasi (peradangan).
Berdasarkan hal tersebut, Esposito et al. kemudian melakukan penelitian apakah pola diet secara langsung juga mempengaruhi kejadian disfungsi ereksi.
Penelitian tersebut menggunakan kuesioner untuk menilai pola diet dan melibatkan 200 orang pria yang merupakan pasien rawat jalan di Rumah Sakit Universitas Naples SUN di Italia.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kejadian disfungsi ereksi meningkat secara signifikan pada pasien dengan berat badan berlebih. Itu berarti seorang pria gemuk atau obesitas memiliki risiko lebih besar untuk mengidap disfungsi ereksi.
Penelitian Esposito et al. juga menyebutkan bahwa kejadian obesitas diawali dengan pola diet barat yang tidak sehat. Sebenarnya apa yang dimaksud pola diet orang barat itu (western)?
Diet western dinilai tidak sehat karena banyak mengonsumsi makanan berkalori tinggi, contohnya daging merah, produk susu dan olahannya, biji-bijian olahan (refined grain), dan soft drink.
Terkait hubungan diet dengan kejadian disfungsi ereksi, beberapa dokter menyebut soft drink atau minuman bersoda dapat menyebabkan pria mengalami gangguan ereksi. Betulkah pendapat tersebut? Di artikel sehatki.com kali ini kita akan membahasnya secara mendetail.
Daftar Isi:
Bagaimana Minuman Bersoda (Soft Drink) Sebabkan Disfungsi Ereksi
Soft drink diketahui sebagai salah satu diet yang buruk, tetapi apakah minuman bersoda dapat menyebabkan disfungsi ereksi? jika iya, bagaimana menjelaskannya secara ilmiah.
Soft drink merupakan minuman non-alkohol, yang kaya akan senyawa karbon dan pemanis (gula). Banyak sekali pandangan yang beredar bahwa konsumsi minuman tersebut dapat berdampak buruk terhadap kesehatan tubuh manusia.
Dampak buruk yang dimaksud berkaitan dengan efek metabolik tubuh, sehingga konsumsi minuman bersoda haruslah dibatasi. Diketahui, satu kaleng minuman soda memiliki volume sekitar 330 ml dan setara dengan 150 kkal.
Sebuah artikel yang dilansir oleh situs Premium Times Nigeria menyebutkan dalam segelas suatu merk soft drink, terdapat kandungan pemanis yang setara dengan 9 balok kecil gula.
Artikel tersebut juga mencantumkan pernyataan Oladapo Ashiru—seorang chief medical director di Medical Art Center.
Beliau mengatakan bahwa konsumsi terlalu banyak gula merupakan salah satu faktor risiko terjadinya diabetes mellitus yang lebih lanjut dapat menyebabkan disfungsi ereksi.
Soft drink memiliki indeks glikemik yang tinggi sebagaimana kandungan sukrosa yang begitu tinggi. Hal itu berarti minuman tersebut dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat.
Jika kadar gula darah tinggi, maka akan terjadi gangguan pelepasan zat Nitric Oxide (NO) di pembuluh darah.
NO berperan untuk membesarkan diameter pembuluh darah. NO sangat dibutuhkan penis ketika akan ereksi dan mempertahankan ereksi tetap keras, karena penis membutuhkan banyak suplai darah.
Besarnya diameter pembuluh darah sebanding dengan banyaknya suplai darah yang masuk ke dalam penis.
Untuk memudahkan Anda mengerti, organ penis ibarat sebuah gorong-gorong. Gorong-gorong yang lebar pastinya akan membuat aliran air yang besar pula. Begitu juga sebaliknya, jika lebar gorong-gorong kecil maka aliran air di dalamnya kecil juga.
Kadar gula darah tinggi akibat konsumsi soft drink akan mengganggu pelepasan Nitric Oxide (NO), akibatnya ruang-ruang dalam penis tidak dapat membesar sehingga aliran darah yang masuk sangat sedikit.
Maka dapat disimpulkan bahwa konsumsi soft drink dapat menyebabkan disfungsi ereksi.
Stres Oksidatif
Pengaruh minuman soda dan soft drink terhadap ereksi tidak usai sampai disitu.
Kondisi hiperglikemik atau kadar gula darah yang begitu tinggi akan menyebabkan timbulnya berbagai reaksi kimia di tubuh dan berujung pada peningkatan jumlah stress oksidatif.
Stres oksidatif adalah senyawa jahat bagi tubuh. Kompensasi tubuh untuk melawannya, yaitu dengan memproduksi anti-oksidan.
Namun, sayangnya kapasitas anti-oksidan di tubuh begitu terbatas. Akhirnya, jika peningkatan stress oksidatif dibiarkan berlama-lama, seiring dengan meningkatnya konsumsi soft drink, senyawa jahat tersebut berdampak buruk pada tubuh.
Salah satu dampak buruknya adalah menurunkan zat NO. Nah, sebuah bukti lagi yang menunjukkan bahwa soft drink menyebabkan disfungsi ereksi melalui peningkatan stress oksidatif.
Soft Drink Meningkatkan Kolesterol Jahat
Secara fisiologis, kondisi hiperglikemik akan merangsang organ pankreas untuk melepaskan hormone insulin.
Hormon tersebut sebenarnya bukan hanya berperan dalam pemanfaatan glukosa oleh sel-sel tubuh, melainkan insulin juga berperan dalam metabolisme lemak di hati hingga terjadinya peningkatan trigliserida dan low density lipoprotein (LDL).
Dua lemak tersebut dikenal oleh masyarakat awam dengan istilah kolesterol jahat. Dunia medis pun tidak menyangkal mengenai istilah tersebut karena trigliserida dan LDL dapat timbulkan efek buruk di tubuh, termasuk terjadinya kerusakan pembuluh darah dan jumlah mediator inflamasi atau peradangan yang berlebihan.
Singkat cerita, proses itu akan mengakibatkan terbentuknya gumpalan-gumpalan yang dapat menyumbat pembuluh darah di semua organ tubuh, termasuk penis.
Pada akhirnya, soft drink menciptakan kondisi hiperglikemik sehingga menyebabkan disfungsi ereksi melalui pembentukan sumbatan pembuluh darah.
Apalagi kalau kondisi hiperglikemik dibiarkan berlama-lama. Anda tentu dapat membayangkan apa yang terjadi setelah konsumsi soft drink secara berlebihan.
Timbul Inflamasi (Peradangan)
Penjelasan di atas hanya seputar hubungan soft drink dengan kondisi pembuluh darah hingga berakhir pada disfungsi ereksi. Apakah usai sampai disitu ? Sayangnya, jawabannya adalah tidak.
Soft drink mengandung pemanis buatan yang akan menimbulkan gangguan metabolik. Ada beragam reaksi yang terjadi di tubuh hingga pemanis buatan menyebabkan penumpukkan lemak di tubuh.
Mayoritas orang awam mengetahui bahwa lemak yang menumpuk akan berakhir menjadi obesitas. Namun, tak banyak yang mengetahui dampak lain yang ditimbulkan oleh penumpukkan lemak.
Wajar saja karena proses tersebut memang tidak kasat mata. Faktanya, penumpukkan lemak ternyata juga menyebabkan inflamasi atau peradangan. Terjadinya inflamasi tentunya tidak terlepas oleh berbagai mediator atau zat perantara, misalnya interleukin dan CRP.
Efek lanjut dari inflamasi adalah munculnya kerusakan pada organ tubuh seperti:
- Saraf tepi
- Hormonal, meliputi hormone androgen dan testosteron
- Pembuluh darah
Ketiga jaringan tubuh tersebut sangat berperan bagi penis untuk melakukan ereksi. Sekali lagi, hal tersebut menjadi penjelasan terjadinya disfungsi ereksi yang diakibatkan oleh soft drink melalui gangguan metabolisme tubuh.
Demikian penjelasan singkat mengenai bagaimana minuman soda dan soft drink dapat menyebabkan disfungsi ereksi pada pria.
Pembahasan secara lengkap tentunya begitu kompleks dan membutuhkan banyak waktu. Cukup para dokter maupun paramedis yang mempelajari hal-hal teknis tersebut secara detail.
Kesimpulan
Kesimpulannya adalah disfungsi ereksi adalah suatu masalah medis yang begitu kompleks. Utamanya disfungsi ereksi berkaitan dengan adanya gangguan pada neurovascular, hormonal, serta kondisi psikologis.
Diet tidak sehat merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi. Salah satu contoh pola diet tidak sehat adalah konsumsi minuman bersoda dan soft drink.
Minuman tersebut mengandung banyak gula yang dapat menimbulkan gangguan neurovascular dan hormonal, hingga akhirnya terjadi disfungsi ereksi.
Sebuah penelitian pernah dilakukan dan dipublikasikan dalam The Journal of Sexual Medicine, penelitian tersebut menyebut pria penderita diabetes tipe 2 dan mengalami obesitas bisa sembuh dari disfungsi ereksi dengan cara menurunkan berat badannya.
Jadi, batasi atau bahkan hentikan konsumsi soft drink supaya tidak timbul berbagai dampak buruk yang komplek dan berujung pada ketidakpuasan berhubungan seksual akibat disfungsi ereksi. Sampai jumpa, semoga artikel ini bermanfaat.
Referensi:
- Esposito K, et al. Original Article : Dietary Factors in Erectile Dysfunction. International Journal of Impotence Research 2006; 18 :370 – 374
- Adamowicz J, Drewa T. Is there a link between soft drinks and erectile dysfunction. Central European Journal of Urology, 2011; 64(3): 140 – 143.