Disfungsi ereksi merupakan ketidakmampuan seorang pria untuk mencapai atau mempertahankan kualitas ereksi penis yang optimal sehingga memungkinkan hubungan seksual yang memuaskan. Keterbatasan tersebut sebagai pertanda bahwa fungsi seksual seorang pria tatkala berhubungan intim dengan sang istri, terdiri dari dua komponen, yaitu mencapai keadaan ereksi dan mempertahankannya.
Literatur ilmiah yang ditulis oleh Rusdi, Turalaki, dan Satiawati, menyebutkan hasil penelitian National Institutes of Health (NIH) yang dipublikasikan pada tahun 2002. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa :
- Pada saat itu, kurang lebih 15 juta sampai 30 juta laki-laki di Amerika mengalami disfungsi ereksi.
- Adat sekitar 5% pria berusia 40 tahun yang mengalami keadaan disfungsi ereksi
- Sementara, jumlah penderita disfungsi ereksi yang berusia 65 tahun memiliki persentase sekitar 15-25%.
- Kemudian, pada tahun 2025 jumlahnya diperkirakan akan menjadi 322 juta pria seiring dengan pertambahan jumlah manusia di dunia.
- Itu berarti akan terjadi peningkatan jumlah sebanyak 170 juta penderita dalam kurun waktu 30 tahun.
Secara umum disfungsi ereksi disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor fisik dan psikis. Yang termasuk dalam faktor fisik adalah semua yang berhubungan dengan kelainan organ yang disebabkan oleh gangguan sistem endokrin, pembuluh darah, dan saraf. Dengan kata lain, faktor fisik dapat meliputi penyakit-penyakit yang sudah diderita seorang pria sebelumnya, hingga akhirnya kelak oa juga menderita disfungsi ereksi. Faktor fisik juga dapat disebabkan oleh
- Efek samping obat,
- Iatrogenic (pasca operasi), dan
- Gaya hidup yang tidak sehat.
Sedangkan faktor psikis meliputi depresi, disforia dan gangguan kecemasan. Mayoritas kejadian disfungsi ereksi disebabkan oleh gangguan vaskuler, yang mana terjadi penurunan aliran darah yang menuju ke penis.
Jurnal ilmiah lain juga menyebutkan hal serupa bahwasanya mayoritas penyebab gangguan disfungsi ereksu disebabkan oleh gangguan vaskuler. Meskipun sinyal saraf sangat penting, ereksi pada akhirnya ditentukan oleh faktor vaskular yang mengatur aliran darah ke organ penis. Aliran darah yang mengalir ke penis diperantarai oleh senyawa kimia yang melibatkan sintesis atau pembentukkan enzim nitric oxide synthase (NOS), nitric oxide (NO), dan enzim siklase adenilat. Ketiga enzim tersebut kemudian membantu menghasilkan guanosin monofosfat siklik yang diperlukan untuk memaksimalkan aliran darah ke penistatkala akan melakukan ereksi.
Paradigma para klinisi, termasuk dokter, mengenak pengaturan tekanan darah sendiri kini telah bergeser dari yang diregulasi oleh otak dan ginjal ke salah satu organ terluas dalam tubuh yaitu endotelium. Endotel pembuluh darah dapat memproduksi relaxing factor yang mempunyai karakteristik sebagai vasoaktif nitric oxide (NO) dan zat ini dapat mengatur tonus vaskuler atau pembuluh darah. Aktivitas NO di sel endotel dan sekitarnya menyebabkan terjadinya relaksasi otot polos vaskuler sehingga terjadi vasodilatasi aliah pelebaran pembuluh darah.
Seorang pria yang mengalami keluhan tidak tuntas serta tak puas setiap kali berhubungan seksual dengan sang istri, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Tujuannya untuk mencari tau apakah memang mendérita disfungsi ereksi dan apa penyebabnya seraya mendapatkan pengobatan yang tepat. Para dokter umumnya akan memberikan engobatan dengan pendekatan kombinasi, menggunakan
- Terapi behavioural dengan tujuan utama modifikasi prilaku dan gaya hidup
- Perpaduan medikasi (obat) seperti: golongan anestesi topikal, SSRI (selective serotonin re-uptake inhibitors), dan phosphodiesterase-5 inhibitors
Dari berbagai opsi pengobatan tersebut, secara umum, perubahan gaya hidup begitu direkomendasikan untuk meningkatkan fungsi seksual pada, termasuk untuk mengatasi disfungsi ereksi. Hal-hal yang perlu diubah antara lain, berupa :
- Latihan fisik,
- Perbaikan gizi dengan melakukan diet mediterania alias pola makan yang sehat,
- Mengontrol berat badan, dan
- Berhenti merokok.
Modifikasi diet atau pola makan telah sedikit disinggung untuk dapat mengobati disfungsi ereksi. Peranan diet ini paling penting untuk mengatur aliran darah yang mana merupakan faktor yang paling berperan untuk menimbulkan disfungsi ereksi. NO, sebagaimana telah disinggung sebelumnya dalam mengatur aliran darah, diketahui dapat dipengaruhi kadarnya oleh pola makan. Beberapa zat gizi dapat mengatur kadar NO plasma. Antioksidan vitamin A, vitamin C, vitamin E dan flavonoid meningkatkan sintesis NO, sedangkan diet tinggi omega tiga dapat memperbaiki sintesis NO
Makanan begitu membantu kelancaran darah, bahkan tak jarang dapat menghindari penggunaan obat. Apakah Anda penasaran makanan apa saja yang berperan untuk mengobati disfungsi ereksi ? Nah, berikut ini kami akan sebutkan beberapa pilihan makanan yang bisa Anda konsumsi :
1. Ikan laut dan minyak ikan
Ikan laut memiliki asam lemak omega-3 yang berperan penting dalam mengendalikan tekanan darah. Asam lemak omega-3 merupakan senyawa vasodilator yang kuat yang mampu mengembangkan pembuluh darah. Asam lemak omega-3 juga membantu menghentikan penggumpalan darah.
Jenis ikan laut yang banyak mengandung asam lemak omega-3, antara lain meliputi; ikan makarel, herring, salmon, lobster, dan cumi-cumi. Kemudian minyak ikan yang baik sigunakan adalah minyak yang bersumber dari ikan herring dan salmon.
2. Minyak kacang, kedelai, gandum, dan biji-bijian lainnya
Makanan-makanan tersebut merupakan sumber bahan nabati untuk mendapatkan asam lemak omega-3. Sebagai tambahan informasi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan rekomendasi pada setiap orang untuk mendapatkan asupan omega 3 sebanyak 0,3 -0,5 gr/hari
3. Pisang
Pisang diketahui mengandung banyak kalium atau juga dikenal dengan istilah potasium. Peran potasium mempengaruhi tekanan darah belum diketahui dengan pasti, namun beberapapenelitian menunjukkan perannya melalui beberapa mekanisme melibatkan fungsi ginjal, asupan sodium, dan kalsium. Keseimbangan potasium dalam plasma diatur oleh ginjal dengan paling banyak mengeksresinya melalui urin atau air kencing
Selain itu, asupan potasium juga dapat meningkatkan vasodilatasi alias pelebaran pembuluh darah. Dengan bantuan potasium, konsentrasikalsium di dalam sel dapat menurun, sehingga mencegah terjadinha kontraksi otot polos pembuluh darah secara berlebihan dan tekanan darah akan pun senantiasa terkontrol.
Anda sebaiknya mengonsumsi 1-2 pisang setiap hari. Jangan sampai juga Anda mengonsumsi pisang secara berlebihan karena kadar potasium yang begitu tinggi dapat menimbulkan dampak buruk terhadam sistem kardiovaskular tubuh kita.
4. Susu dan berbagai olahannya
Susu diketahui sebagai sumber utama asupan kalsium yang dibutuhkan. Berbagainolahannya, seperti keju atau mayones, juga memiliki manfaat ang sama. Sebaiknya, jika Anda memilih susu, konsumsi susu yang rendah lemak supaya kadar lemak darah Anda tetap terkontrol hingga ke depannya tidak muncul masalah baru terkait lemak darah yang tinggi.
Mekanisme kalsium terhadap pengaturan tekanan darah, yakni diduga kalsium mempunyai sifat berkompetisi dengan sodium untuk diserap kembali di tubulus proksimal, sehingga sodium diekskresi (natriuresis). Selain itu, suplementasi kalsium juga dapat meningkatkan konsentrasi hormon vasodilator.
5. Tahu, tempe, putih telur
Tiga jenis bahan makanan tersebit diketahui memiliki kadar protein yang cukup tinggi. Asupan protein dapat mempengaruhi tekanan darah dengan dua cara, yaitu :
- Pertama, asupan protein yang berasal dari makanan yang secara tidak langsung memengaruhi jalur metabolisme yang mengatur regulasi tekanan darah.
- Kedua, suplementasi protein dapat meningkatkan konsenterasi asam amino tirosin dan triptofan pada otak atau dinding pembuluh darah yang memicu respon vasodilatasi.
Usai sudah pembahasan mengenai bahan-bahan makanan yang bisa Anda pilih untuk membantu pengobatan disfungsi ereksi. Dalam mengonsumsi segala sesuatu, meskipun bahan-bahan alami, Anda sebaiknya mengosumsinya secara rutin dan dengan jumlah secukupnya. Karena suplai yang berlebihan pun justru dapat membahayakn tubuh kita.
Selain memilih bahan-bahan makanan yang telah disarankan, Anda sebaiknya membatasi asupan garam, termasuk ketika mengolah atau memasak berbagai bahan tersebut. Garam tersusun atas dua senyawa penting, yaitu klorida dan natrium atau sodium.
Peningkatan tekanan darah dapat terjadi karena diinduksi oleh sodium melibatkan beberapa mekanisme. Pada tubuh yang sehat, sodium nantinya akan dibuang melalui ginjal. Ketika ginjal tidak mampu membuang sodium sebagai akibat kerusakan/ketidakmampuan sel ginjal mengekskresi sodium, maka akan terjadi retensi sodium aloas jumlah sodium yang berlebihan di tubuh. Selanjutnya, terjadi perpindahan cairan ke dalam pembuluh darah yang diikuti terjadinya peningkatan tekanan darah. Apalagi jika kadar sodium tinghi disertai kandungan potasium yang rendah. Maka, kontraksi sel-sel otot polos vaskular pun akan semakin terganggu.
Di samping membatasi asupan garam, setiap mengolah atau memasak bahan makanan, Anda juga sebaiknya menggunakan minyak seminimal mungkin. Mengapa ? Karena seperti kita tau minyak itu berlemak. Nah, jika lemak menumpuk alias kadarnya terlalu tinggi di dalam tubuh kita, cepat atau lambat, kondisi tersebut akan menyebabkan disfungsi ereksi. Terlebih jika Anda telah menderita disfungsi ereksi, lemak darah terlalu tinggi akab membuat kondisi penyakit Anda semakin parah.
Sekian dulu pembahasan artikel kali ini mengenai bahan-bahan makanan yang dapat Anda pilih untuk membantu pengobatan disfungsi ereksi yang Anda alami. Jangan lupa catatan tambahan dalam mengolahnya serta mengombinasikan makanan sehat dengan rutin berolahraga dan gaya hidup sehat lainnya. Semoga artikel ini bermanfaat.
.Referensi
- Rusdi S, Turalaki GLA, Satiawati L. Hubungan antara merokok dengan terjadinya disfungsi ereksi pada sopir angkutan umum di Terminal Karombasan Manado. Jurnal e-Biomedik (eBm), 2016; 4(2): 1-4
- Mursito TB. Hubungan Lanjut Usia dengan Kejadian Disfungsi Ereksi di Poliklinik Geriatri RSUD Dr Moewardi Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret . 2013
- Sasube N, Rampengan SH. Disfungsi ereksi pada penyakit kardiovaskular. Jurnal Biomedik (JBM), 2016; 8(1): 8-16.
- Anurogo D. Ejakulaa Dini. Cermin Dunia Kedokteran-199, 2012; 39(11): 823-828.
- Reza HP, Lipoeto NI, Kadri H. Hubungan Konsumsi Makanan Sumber Antioksidan dan Omega-3 Terhadap Tekanan Darah Masyarakat di Sumatera Barat. Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 5(2): 409 – 415.
- Diana FM. Omega 3. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2012; 6(2): 113 – 117.
- Kusumastuty I, Widyani D, Wahyuni ES. Asupan Protein dan Kalium Berhubungan dengan Penurunan Tekanan Darah Pasien Hipertensi Rawat Jalan. Indonesian Journal of Human Nutrition, 2016; 3(1) : 19 – 28.