Penyakit jantung terjadi akibat adanya gangguan pada pembuluh darah di tubuh. Menurut para ahli, gangguan yang sama juga dapat menyebabkan terjadinya masalah kesehatan lain, contohnya disfungsi ereksi.
Peyebab serangan jantung bermacam-macam, mulai dari gaya hidup yang tidak sehat sampai dengan faktor gen atau keturunan, semuanya bisa mengakibatkan seseorang menderita serangan jantung yang tiba-tiba.
Sebuah riset terbaru yang meneliti tentang hubungan disfungsi ereksi dengan penyakit jantung menyebutkan bahwa disfungsi ereksi adalah pertanda adanya penyakit jantung yang mungkin belum terdeteksi.
Disfungsi ereksi adalah masalah seksual yang ditandai dengan ketidakmampuan penis untuk ereksi dengan keras meskipun telah menerima rangsangan seksual yang cukup.
Kalaupun ereksi berhasil terjadi, pada umumnya tidak cukup kuat untuk menyelesaikan hubungan seksual sampai selesai.
Hal-hal yang menyebabkan terjadinya disfungsi ereksi selalu berhubungan dengan aliran darah yang tidak lancar dari dan menuju penis. Padahal syarat utama penis bisa ereksi keras adalah jika dia bisa terisi penuh dengan darah.
Baca juga:
Dahulu, belum banyak studi ilmiah mengenai disfungsi ereksi sehingga belum diketahui secara pasti mengenai bagaimana proses terjadinya serta apa yang menyebabkan disfungsi ereksi.
Namun, kondisi sekarang telah berbeda dengan sebelumnya. Kini, disfungsi ereksi diketahui sebagai akibat dari adanya gangguan aliran darah.
Terutama adanya riwayat penyakit kardiovaskular atau penyakit jantung dan pembuluh darah. Hal tersebut sejalan dengan hasil pengamatan yang dilakukan Pusat Kesehatan Nasional fi Amerika Serikat.
Data dari lembaga Amerika itu dimuat kembali dalam sebuah refarat ilmiah yang dipublikasikan dalam Jurnal Biomedik.
Pengamatan tersebut menyebutkan ada lebih dari 100 juta prua di seluruh dunia mengalami disfungsi ereksi dengan 10-20 juta di antaranya merupakan warga Amerika Serikat.
Salah satunya artikel yang dipublikasikan pada situs WebMD. Dalam artikel tersebut, Banks–Professor pada Bidang Epidemiologi dan Kesehatan di Australian National University’s National Center–menjelaskan mengenai adanya penyakit jantung jauh sebelum seorang pria menderita disfungsi ereksi.
Professor Bank mengatakan bahwa penyebab disfungsi ereksi memang bervariasi, namun penyakit jantung merupakan penyebab dominan di antara semua penyebab lainnya.
Di artikel sehatki.com kali ini kita akan membahas apa hubungan disfungsi ereksi dengan penyakit jantung.
Daftar Isi:
Hubungan Antara Disfungsi Ereksi dan Penyakit Jantung
Sebagian besar dari kita mungkin sudah mengetahui bahwa ketidakmampuan arteri membesar penuh dan kemudian mengeras, yang juga disebut sebagai aterosklerosis, merupakan penyebab utama penyakit jantung dan dapat menyebabkan stroke, serangan jantung dan kematian mendadak.
Singkatnya, hal ini terjadi karena adanya lapisan dalam pembuluh darah (endotelium) yang mengalami kerusakan sehingga tidak bisa berfungsi normal, akibatnya terjadi penumpukan, penyempitan dan pengerasan arteri.
Kondisi ini yang menyebabkan aliran darah sulit mengalir mencapai jantung dan organ tubuh lain yang membutuhkannya.
Dalam proses tersebut, arteri-arteri yang lebih kecil seperti pembuluh yang ada di penis akan mengalami penyempitan dan pemblokiran lebih dulu ketimbang arteri lain yang lebih besar yang mengarah ke jantung.
Aliran darah yang tidak lancar dari dan menuju penis menjadi penyebab disfungsi ereksi, dan inilah sebabnya mengapa penderita disfungsi ereksi sering disebut lebih rentan terhadap serangan jantung di masa depan.
Beberapa dokter berpendapat jika anda memiliki masalah dengan ereksi maka anda perlu memeriksakan kondisi kesehatan terutama jantung dan mulai melakukan perbaikan-perbaikan pada pola dan gaya hidup.
Bagaimana Penyakit Jantung Menyebabkan Disfungsi Ereksi
Sebenarnya, apa yang terjadi pada tubuh penderita penyakit jantung hingga kelak ia juga mengalami disfungsi ereksi?
Penyakit jantung dan pembuluh darah tentunya akan menimbulkan berbagai gangguan yang tidak dapat dielakkan, misalnya :
- Insufisiensi atau ganggungan aliran darah
- Lemahnya dinding pembulih darah vena
- Masalah neurogenik
- Defisiensi atau kurangnya hormon
- Masalah psikogenik
Secara spesifik, disfungsi ereksi sering terjadi pada penderita penyakit jantung oleh karena adanya pembentukan gumpalan atau plak di pembuluh darah. Istilahnya disebut aterosklerosis.
Plak tersebut dapat terbentuk oleh lemak, komponen-komponen darah, maupun mineral di tubuh.
Plak dapat menyumbat di bagian tubuh manapun. Nah, ketika plak menghalangi aliran darah ke penis, maka terjadilah disfungsi ereksi.
Begitu pula jika plak menyumbat di otak, maka terjadi stroke iskemik alias stroke dengan kematian jaringan otak akibat adamya sumbatan aliran darah.
Kemudian, plak yang menyumbat aliran darah di jantung, itulah penyebab seorang menderita penyakit jantung yang paling familiar di telinga kita, yaitu Penyakit Jantung Koroner (PJK).
Selain adanya plak, gangguan pada jantung maupun pembuluh darah menyebabkan penurunan fungsi otot polos di pembuluh darah.
Tubuh pun membentuk kompensasi atau solusi untuk kondisi tersebut dengan cara meningkatkan kadar kolagen yang justru malah membuat pembuluh darah semakin kaku dan akhirnya aliran darah juga makin terganggu.
Penis termasuk salah satu organ yang mendapatkan dampaknya, yaitu suplai darah yang menurun. Apalagi seperti telah disebutkan bahwa pembuluh darah ke penis memang lebih kecil dibandingkan pembuluh darah di organ lainnya.
Sehingga, jumlah darah ke penis semakin sedikit. Aliran darah yang kian terganngu atau dikenal dengan istilah kondisi iskemik, akan menyebabkan disfungsi ereksi semakin parah ketika kondisi tersebut dibiarkan berlama-lama.
Sekedar tambahan informasi, penyakit jantung dan pembuluh darah maupun disfungsi ereksi sebenarnya memiliki berbagai faktor risiko yang serupa. Faktor-faktor tersebut meliputi :
- Usia > 60 tahun
- Merokok
- Diabetes mellitus
- Hipertensi alias darah tinggi
- Dislipidemia
- Kebiasaan meminum alkohol secara berlebihan
- Gangguan psikologis atau stress yang berkepanjangan
- Obesitas
- Gaya hidup tidak sehat, seperti terbiasa konsumsi junk food atau minuman bersoda dan tidak rutin berolahraga
Hubungan Disfungsi Ereksi dengan Penyakit Jantung Secara Psikis
Selain secara fisik, hubungan antara disfungsi ereksi dengan serangan jantung juga bisa dijelaskan melalui pandangan yang bersifat psikis atau mental.
Beberapa dokter menyebutkan bahwa hubungan disfungsi ereksi dengan penyakit jantung adalah sama-sama berkaitan dengan aliran darah yang tidak normal. Hubungannya tidak saling menyebabkan satu sama lain tetapi bersifat penyerta.
Tetapi sebuah penelitian yang dilakukan di Italia menemukan hal lain. Disfungsi ereksi menyebabkan suasana hati penderita menjadi tidak stabil dan menyebabkan depresi yang berkelanjutan.
Depresi dan pikiran negatif selalu berhubungan erat dengan kinerja jantung dan menimbulkan risiko terjadinya masalah kardiovaskular.
Penelitian tersebut dilakukan di Universitas Florence, Italia. Para peneliti melakukan pengujian terhadap 2.000 orang pria penderita disfungsi ereksi.
Penelitian dilakukan dengan metode wawancara langsung, pemeriksaan detak jantung dan depresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua responden terdeteksi mengalami masalah dengan jantung.
“Menyembuhkan disfungsi ereksi berarti mencegah terjadinya penyakit jantung”, ujar Dr. Elisa Bandini, salah seorang peneliti yang terlibat. “Karena itu semua pria penderita disfungsi ereksi wajib melakukan pengobatan untuk mengatasi disfungsi ereksi yang diderita”, lanjut Bandini.
Baca juga:
- Disfungsi Ereksi Akibat Faktor Psikologis
- Cara Mengatasi Disfungsi Ereksi Akibat Faktor Psikologis
- 6 Jenis Masalah Psikologis yang Dapat Menyebabkan Impotensi
Penelitian Terbaru di Australia
Banyak orang yang masih awam tentang masalah impotensi dan hanya menganggapnya sebagai masalah seksual saja.
Padahal banyak penelitian telah membuktikan bahwa disfungsi ereksi sesungguhnya jauh lebih luas dari sekedar terganggunya fungsi seksual. Ada hubungan yang jelas antara DE dengan penyakit jantung.
Baru-baru ini sebuah penelitian dilakukan Australia terhadap 95.000 orang pria yang mengidap disfungsi ereksi.
Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pria-pria dengan disfungsi ereksi memiliki peningkatan risiko mengidap penyakit yang berhubungan dengan jantung, seperti:
- Gagal jantung
- Stroke
- Penyakit pembuluh darah perifer
- Penyakit jantung iskemik (iskemia)
- Penyakit kardiovaskular lainnya
Mereka yang memiliki masalah disfungsi ereksi yang berat dan juga punya riwayat masalah jantung memiliki risiko lebih dari 60 persen akan mengalami kematian atau mendapat perawatan di rumah sakit karena masalah yang berhubungan dengan jantung.
Dan bahkan mereka yang tidak memiliki riwayat jantung di masa lalunya juga memiliki risiko 35 persen akan menderita gangguan jantung jika mereka menderita disfungsi ereksi yang parah.
Bahkan di antara orang-orang yang mengalami jenis disfungsi ereksi ringan, juga memiliki rasio risiko masalah jantung serta risiko kematian mendadak yang lebih besar dibandingkan dengan mereka dengan fungsi ereksi yang normal.
Kondisi ini tidak berarti bahwa disfungsi ereksi adalah penyebab masalah jantung. Kalimat yang tepat untuk menggambarkan hubungan antara disfungsi ereksi dengan penyakit jantung adalah keduanya memiliki kondisi patologi yang sama pada pembuluh darah dan disebut sebagai disfungsi endotel.
Disfungsi ereksi, oleh karena itu, merupakan biomarker untuk penyakit jantung, yang berarti jika anda memilikinya berarti anda perlu melakukan pemeriksaan kesehatan jantung sesegera mungkin.
Faktor Risiko Disfungsi Ereksi dan Penyakit Jantung
Selain memiliki proses yang sama, disfungsi ereksi dan penyakit jantung juga mempunyai faktor risiko yang sama.
Faktor risiko adalah gaya hidup atau penyakit yang diderita yang bisa menjadi pemicu timbulnya kedua penyakit tersebut. Faktor risiko meningkatkan kemungkinan terjadinya aterosklerosis dan serangan jantung.
Berikut ini beberapa faktor risiko yang bisa menjadi pemicu disfungsi ereksi dan penyakit jantung:
- Diabetes. Penderita diabetes memiliki risiko tiga kali lebih besar mengalami serangan jantung dibandingkan penderita diabetes non disfungsi ereksi.
- Tekanan darah tinggi. Penyakit hipertensi dalam waktu yang cukup lama dapat merusak lapisan arteri dan mengganggu aliran darah. Sebuah penelitian pada tahun 2012 di Departemen Fisiologi, Georgia Health Sciences University, di Augusta, Georgia menemukan bahwa sekitar 30 persen pria dengan hipertensi juga mengeluhkan masalah ereksi yang tidak bisa keras (DE). Penelitian yang terpisah juga menyebutkan dampak obat hipertensi terhadap penyakit disfungsi ereksi.
- Merokok. Gaya hidup tidak sehat seperti merokok dapat merusak arteri dan meningkatkan risiko aterosklerosis. Sebuah studi dilakukan pada tahun 2006 yang meneliti 8.367 pria Australia berusia 16 sampai 59 tahun dan menemukan hubungan yang signifikan antara merokok dengan disfungsi ereksi.
- Obesitas atau Kegemukan. Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko penyakit jantung dan memicu terjadinya disfungsi ereksi karena aterosklerosis dan alasan lainnya.
- Kolesterol tinggi. Kolesterol tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada arteri, penyumbatan pembuluh darah sehingga membatasi jumlah aliran darah yang mengalir. Kolesterol tinggi berkontribusi terhadap gangguan ereksi dan penyakit jantung.
- Usia. Semakin muda usia maka semakin besar kemungkinan disfungsi ereksi yang diderita adalah pertanda akan adanya gangguan jantung di masa yang akan datang. Pada pria di atas 70 tahun dan menderita disfungsi ereksi kecil kemungkinan memiliki penyakit jantung.
- Depresi dan stres. Sebuah studi dilakukan oleh para peneliti dari University of Florence, Italia, tahun 2010 pada pria dengan masalah ereksi dan menemukan bahwa orang-orang dengan gejala depresi berat memiliki peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.
Apa yang Harus Dilakukan?
Meskipun saat ini ada banyak obat kuat yang dijual bebas di internet, sebaiknya konsultasi dengan dokter sebelum membeli obat-obatan tersebut.
Dokter akan memeriksa dan menilai disfungsi ereksi yang anda derita dan jika memungkinkan menyembuhkan penyebabnya.
Dokter juga biasanya akan memberi resep viagra dalam dosis kecil untuk menghilangkan gejala penyakit disfungsi ereksi.
Jika dokter menyimpulkan anda berisiko penyakit jantung maka perlu perubahan besar-besaran terhadap bagaimana anda menjalani hidup sehari-hari seperti mengubah diet, mengurangi berat badan, mulai berolahraga, dan berhenti merokok. Perubahan gaya hidup akan membantu kondisi jantung tetap sehat dan ereksi keras kembali.
Tapi jika Anda mengalami tanda-tanda dan gejala penyakit jantung yang lebih serius, maka anda perlu pemeriksaan lebih lanjut atau pengobatan.
Jika saat ini anda menderita kedua-duanya (disfungsi ereksi dan penyakit jantung), maka diskusikan dengan dokter tentang pilihan pengobatan yang cocok untuk anda. Demikian informasi tentang hubungan penyakit disfungsi ereksi dengan penyakit jantung.