Badan Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan disfungsi ereksi sebagai ketidakmampuan penis untuk mencapai ereksi dengan keras dan mempertahankannya tetap keras saat berhubungan intim sampai selesai, selama 3 bulan berturut-turut.
Disfungsi ereksi merupakan masalah yang dialami oleh banyak pria di dunia dari segala usia. Meski jumlah penderita usia tua jauh lebih banyak, tapi penderita usia muda di bawah 40 tahun juga banyak yang mengalami disfungsi ereksi.
Sangat disayangkan belum banyak pengamatan terhadap penderita disfungsi ereksi di Indonesia sehingga data yang spesifik mengenai jumlah penderita belum didapatkan.
Tapi meski demikian diduga sekitar 10-20% pria menikah di Indonesia mengalami disfungsi ereksi karena berbagai penyakit fisik maupun psikis.
Di antara seluruh penderita disfungsi ereksi sesuai data-data yang telah disebutkan, penjelasan lebih lanjut mengenai karakteristik penderita disfungsi ereksi berdasarkan tingkatan usia adalah sebagai berikut:
- Lebih dari 50% pria berusia 40 dan 70 tahun mengalami disfungsi ereksi dan angka ini naik mendekati 70% pada usia 70 tahun.
- Jurnal ilmiah lainnya juga menyebutkan hal serupa yang mana terdapat hampir 40% laki-laki yang berusia diatas 40 tahun, menderita disfungsi ereksi dengan berbagai tingkat keparahan.
- Bahkan, ternyata ada sebuah survey dalam sebuah jurnal ilmah yang menyebutkan bahwa para pria di Indonesia cenderung menderita disfungsi ereksi tatkala berusia 60 tahun ke atas, yaitu dengan persentase sebesar 75%. Sementara itu, sisanya yang 25% merupakan penderita disfungsi ereksi yang berusia di bawah 60 tahun.
Jumlah penderita disfungsi ereksi memanglah bervariasi dan tergantung pada populasi serta survei yang digunakan. Tetapi, faktor usia terbukti sejalan dengan makin besarnya risiko pria untuk mengalami disfungsi ereksi.
Tak perlu heran mengapa mayoritas penderita disfungsi ereksi adalah pria berusia tua alias di atas 60 tahun. Penjelasannya adalah sebagai berikut :
- Penjelasan pertama adalah karena pria memang mengalami puncak kapasitas seksual pada usia remaja. Seiring dengan bertambahnya usia terjadi penurunan yang bertahap. Hal itu ditandai dengan pemanjangan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai puncak ereksi dan penurunan efektivitas rangsangan psikis dan taktil. Pemeliharaan ereksi p sebaiknya dilakukan untuk melanjutkan stimulasi genital secara langsung.
- Volume ejakulasi juga menurun sesuai dengan penambahan usia.
- Terjadinya penurunan konsentrasi testoteron serum total, penurunan rasio testoteron estradiol, disertai peningkatan hormon seks pengikat globulin (SHBG). meningkatkan protein dalam darah untuk mengikat hormon seksual sehingga fungsi seksual seorang pria juga akan menurun.
- Para pria lansia cenderung memiliki beberapa faktor risiko untuk terjadinya gangguan vaskular (VRFs) alias masalah di pembuluh darah. Utamanya yang berkaitan dengan pembentukkan gumpalan-gumpalan atau plak jahat di oembuluh darah.
Sebagaimana telah disebutkan bahwa banyak penderita disfungsi ereksi adalah para pria lanjut usia alias mereka yang berusia > 60 tahun. Namun, jumlah tersebut bukan berarti mutlak seluruh penderita disfungsi ereksi hanyalah mereka yang telah lanjut usia.
Survey di Indonesia pun menunjukkan hal yang sama, yaitu 25% dari keseluruhan penderita disfungsi ereksi, memiliki usia di bawah 60 tahun atau berusia muda.
Bagaimana Pria Usia Muda Menderita Disfungsi Ereksi
Jurnal ilmiah menyebutkan bahwa penderita disfungsi ereksi berusia muda semakin lama semakin banyak dijumpai di klinik urologi di seluruh dunia.
Mereka yang berobat tersebut, umumnya telah searching lebih dahulu alias mencari informasi mengenai keluhannya dari berbagai referensi, terutama dari internet.
Fokus mereka untuk berobat pun bukan sekedar berupa pengobatan yang kelak akan didapatkan, namun juga penjelasan mengenai bagaimana mereka yang masih berusia muda dapat mengalami disfungsi ereksi serta apa penyebabnya.
Mencari tau penyebab pria muda menderita disfungsi ereksi sebenarnya juga penting bagi sang dokter. Jadi dokter tak perlu melakukan pemeriksaan serta pengobatan yang tak sesuai dengan kondisi setiap pasien.
Pemeriksaan dan pengobatan yang tidak diperlukan tentunya akan menghabiskan banyak biaya, atau bahkan dapat memicu pasien mengalami ansietas dan stress.
Penyebab disfungsi ereksi pada pria muda maupun tua sebenarnya serupa, yaitu adanya gangguan pada 4 sistem utama di tubuh. Sistem-sistem tersebut meliputi sistem pembuluh darah, saraf, hormonal, dan psikologis.
Namun, penyebab disfungsi ereksi pada pria muda umumnya diawali oleh gangguan psikologis hingga berakibat menjadi kelainan organik pada sistem-sistem lainnya.
Seperti kita tahu, para pria mudah aktif bergerak serta dituntut untuk bekerja secara produktif, hingga tak ayal mereka pun mendapat begitu banyak tekanan.
Maka, pria muda cenderung memiliki tingkat stres lebih tinggi. Stres nantinya akan mengaktivasi sistem saraf simpatis yang pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan aliran darah ke penis.
Sementara, penis untuk dapat menjalankan fungsi seksual yang normal membutuhkan banyak suplai darah, termasuk juga supaya mampu melakukan ereksi.
Maka, ketika terjadi gangguan aliran dan penurunan suplai darah ke penis, fungsi seksualnya pun berkurang dan terjadilah disfungsi ereksi.
Menurut sebuah penelitian, berikut ini karakteristik pria muda yang mengalami disfungsi ereksi :
- Usia berkisar antara 16-35 tahun
- Tidak ada riwayat penyakit metabolik, seperti kencing manis dan darah tinggi.
- Tidak juga memiliki riwayat gangguan neurologis, gangguan pelvis, serta belum pernah menjalani operasi apapun sebelumnya.
- Memiliki riwayat gangguan psikiatrik, seperti ansietas alias cemas, depresi, dan gangguan bipolar.
- Mengeluhkan adanya gangguan pada sistem urinaria atau perkemihan bagian bawah.
- Nyeri pada daerah pinggang dan genitalia (penis, testis, dan perineum)
- Gangguan tidur atau insomnia
- Memiliki pekerjaan dengan banyak tekanan dan tingkat stress yang tinggi.
- Gangguan dalam hubungannya dengan sang pasangan
- Diselimuti rasa cemas berlebihan
- Mengeluhkan berbagai gangguan fisik lainnya
- Tidak dijumpai adanya komplikasi
- Memiliki ekspektasi dengan pengobatan terbaik dan sembuh sesegera mungkin.
Stres memang merupakan faktor pemicu utama terjadinya disfungsi ereksi pada pria muda. Apalagi jika berlangsung daam waktu yang lama.
Saraf simpatis akan terus menerus terangsang dan kerjanya yang berlebihan akan memperburuk kondisi disfungsi ereksi.
Selain itu, tak dipungkiri siapa pun yang mengalami stress akan melampiaskannya dengan berbagai cara supaya merasa lebih baik.
Pria cenderung melepaskan stres dengan berkumpul bersama teman. Saat berkumpul-kumpul seperti itu, banyak pria yang menghabiskan waktu mereka sambil merokok atau bahkan minum alkohol.
Meskipun tak bersama teman, banyak pria juga melakukan kedua hal tersebut. Nantinya, rokok dan alkohol dapat menimbulkan komplikasi baru, khususnya terkait gangguan aliran darah ke penis. Makanya, kondisi disfungsi ereksi pun akan semakin buruk.
Selain itu, beberapa pria muda yang sedang menjalani pengobatan juga kadang mendapat efek samping dari obat yang dikonsumsu tersebut. (Baca: Daftar obat dokter penyebab disfungsi ereksi bisa dilihat disini).
Masalah disfungsi ereksi alan terasa lebih sulit pada pria muda dibandingkan mereka berusia lanjut usia. Mengapa begitu? Tentunya karena mereka di usia muda harusnya mampu melakukan hubungan seksual secara aktif tanpa adanya gangguan.
Faktor ini juga menjadi tantangan bagi para dokter dalam menegakkan diagnosis serta memberi terapi karena penderita disfungsi ereksi berusia muda cenderung memiliki rasa lhawati jauh lebih tinggi terhadap kondisi penyakitnya.
Apakah Anda termasuk pria muda yang mengalami disfungsi ereksi ? Jika iya, sebaiknya Anda segera berkonsultasi dengan dokter supaya segera menhetahui penyebabnya serta mendapat pengobatan yang tepat.
Bagi Anda yang telah maupun belum menderita disfungsi ereksi, jangan lupa untuk menghindari prilaku maupun kebiasaan yang dapat menjadi risiko disfungsi ereksi, semoga artilel ini bermanfaat.