Posisi Seks Berdiri, Betulkah Bisa Mencegah Kehamilan?

Saat ini terdapat mitos di masyarakat yang menyebut bahwa posisi seks tertentu dapat mencegah terjadinya kehamilan. Posisi seks yang dimaksud ialah posisi seks berdiri. Gaya bercinta ini dipercaya dapat menahan laju gerak sperma bertemu sel telur di dalam rahim sehingga pembuahan pun tidak terjadi.

Dalam sebuah studi ditemukan bahwa setidaknya 1 dari 5 pria meyakini hal tersebut. Anggapan tersebut mempercayai bahwa posisi berdiri dapat memperlambat laju gerak sperma di dalam vagina dikarenakan adanya gaya gravitasi.

Jadi saat sperma diejakulasikan, dia tidak akan mampu berenang menuju sel telur karena arah geraknya yang harus melawan arah gravitasi. Hal yang sama terjadi jika melakukan hubungan seks dengan gaya woman on top.

Banyak anak muda yang mempercayai hal tersebut sehingga sebagai akibatnya kondom atau alat kontrasepsi lainnya tidak lagi digunakan.

Benarkah anggapan jika posisi seks berdiri dapat menunda kehamilan? Apakah ini hanya sebuah mitos seks yang tidak boleh dipercaya? Lantas bagaimana dari sisi medis melihat hal tersebut? Simak ulasan lengkapnya di website sehatki.com berikut ini.

Mitos Posisi Seks Berdiri Cegah Kehamilan

Dalam dunia medis, pencegahan kehamilan yang telah terbukti secara klinis hanya bisa dilakukan dengan penggunaan alat kontrasepsi.

Sedangkan posisi seks yang dilakukan oleh pasangan suami istri sama sekali tidak berpengaruh terhadap pembuahan yang mengakibatkan kehamilan.

Mengapa demikian? Hal ini karena sel sperma mampu bergerak dengan sangat gesit dan cepat sehingga dapat berenang masuk di saluran vagina menuju sel telur dan membuahinya.

Sehingga apa pun posisi seks yang dilakukan akan tetap berpotensi terjadi kehamilan. Apalagi jika dilakukan ketika sang wanita sedang dalam masa subur, kehamilan justru akan sangat mudah terjadi.

Bahkan meskipun seorang wanita setelah melakukan hubungan intim dengan posisi berdiri, kemudian melakukan gerakan melompat-lompat demi mengeluarkan air mani supaya tidak terjadi pembuahan, sel sperma masih akan tetap bergerak menuju sel telur di dalam rahim untuk melakukan pembuahan.

Menurut penjelasan seorang Ginekolog, Dr. Dwiana Ocviyanti, beliau menuturkan bahwa anggapan tersebut 100% tidak benar dan hanyalah sebuah mitos kehamilan belaka tanpa dasar medis yang jelas.

Sebab proses pertemuan antara sel sperma dan sel telur di dalam saluran vagina terjadi sangat cepat. Sehingga, kapan pun seorang wanita melakukan hubungan seksual secara vaginal, maka kesempatan untuk hamil menjadi lebih besar.

Kehamilan bisa terjadi dengan tanpa terpengaruh oleh posisi seks yang digunakan, baik dengan posisi berdiri ataupun posisi wanita di atas sang pria.

Bahkan ketika seks dilakukan di kolam renang atau di dalam bak mandi berisi air panas sekalipun, wanita tetap memiliki kesempatan hamil yang tinggi, apalagi jika hubungan intim tersebut dilakukan pada masa-masa subur.

Perlu diketahui bahwa sel sperma bisa bergerak dengan sangat gesit dan cepat, mereka tidak terpengaruh pada gaya gravitasi bumi.

Begitu sel sperma dipancarkan masuk ke vagina, mereka akan segera berlomba berenang dengan cepat menuju sel telur untuk membuahinya. Dan bersamaan dengannya proses kehamilan pun dimulai.

Posisi seks berdiri cegah kehamilan. Betulkah?

Posisi seks berdiri cegah kehamilan. Betulkah?

Awal Mula Mitos

Anggapan bahwa kehamilan bisa dicegah melalui posisi seks berdiri mungkin muncul karena ketika semen atau air mani memancar ke dalam vagina, ia akan dengan mudah keluar kembali jika melakukan posisi seks berdiri.

Meskipun hal tersebut tidak salah sepenuhnya, namun bukan berarti tidak ada cairan sperma yang berhasil masuk ke dalam saluran vagina.

Sebab, sel sperma yang keluar sangatlah banyak jumlahnya, meski ada yang keluar tetapi yang masuk ke dalam vagina pun juga tidak sedikit dan tetap bisa menyebabkan kehamilan.

Perlu diingat pula bahwa dalam cairan air mani (semen) yang dikeluarkan oleh pria ketika ejakulasi, terdapat sel spermatozoa yang berjumlah sangat banyak.

Dalam 1 ml cairan semen setidaknya terdapat kurang lebih 20 juta sel sperma yang akan berlomba menuju sel telur.

Jutaan sel inilah yang bertugas untuk melakukan pembuahan, dengan bergerak dari saluran vagina menuju rahim demi membuahi sel telur wanita yang sudah matang.

Bahkan meskipun saat ejakulasi sang pria mengeluarkan cairan sperma di luar vagina, tetap saja ada kemungkinan untuk bisa hamil.

Sebab, sekecil apapun volume sperma yang masuk dalam saluran vagina tetap memiliki kemampuan yang sama untuk melakukan pembuahan pada sel telur.

Air mani sendiri sebetulnya hanyalah alar transportasi sel sperma dari testis menuju rahim wanita. Air mani juga menyiapkan cadangan nutrisi bagi sel sperma agar bisa bertahan hidup untuk membuahi sel telur.

Jadi tidak perlu banyak usaha untuk mengeluarkan kembali air mani dari vagina karena dia akan keluar dengan sendirinya. Sebab, cairan tersebut hanya bertugas menghantarkan sel-sel spermatozoa agar dapat masuk ke dalam vagina dan membuahi sel telur.

Apabila tugasnya sudah selesai maka dia akan keluar demgan sendirinya, tanpa harus dengan melakukan gerakan-gerakan ekstrem semisal lompat-lompat, jungkir balik maupun melakukan hubungan intim dengan posisi berdiri.

Posisi Seks Apapun Bisa Menyebabkan Kehamilan

Gunakan kondom agar tidak hamil

Jika ingin mencegah kehamilan, gunakan kondom

Karenanya posisi seks apapun yang dilakukan tetap memiliki potensi tinggi menyebabkan kehamilan.

Saat ini akibat mitos tersebut, banyak orang yang tidak lagi menggunakan alat kontrasepsi dan memilih melakukan gaya bercinta berdiri agar tidak hamil.

Tentu ini berbahaya karena risiko tertular penyakit Menular Seksual (PMS) semakin besar, ditambah dengan potensi terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan.

Ketika anda belum memiliki rencana yang matang untuk memiliki buah hati atau setidaknya belum siap, maka gunakan kontrasepsi yang sudah beredar secara bebas di pasaran.

Misalnya dengan menggunakan kondom, KB suntik, KB implan maupun pil Kb dan bukannya hanya dengan mengandalkan mitos hubungan seksual dengan cara berdiri.

Akan lebih baik lagi jika anda mengkonsultasikan semua keluhan dan keinginan anda tentang kehamilan pada dokter spesialis atau pada bidan yang anda percayai.

Kesimpulan

Karenanya sudah sangat jelas bahwa posisi seks berdiri dapat mencegah kehamilan hanya merupakan mitos belaka.

Sebab apa pun posisi yang digunakan ketika sedang berhubungan intim dengan pasangan semuanya berpotensi mengakibatkan kehamilan.

Terlebih lagi ketika hubungan intim dilakukan pada saat masa subur, potensi kehamilan justru akan jauh lebih tinggi.

Posisi seks berdiri harusnya dipandang sebagai variasi saja dalam mengekspresikan diri, dan sama sekali tidak bisa mencegah terjadinya kehamilan. Terkecuali jika memang sebelumnya anda telah menggunakan alat kontrasepsi maka akan lain persoalannya.

Terkecuali memang sebelumnya ditemukan masalah kesuburan pada satu atau kedua pasangan, sehingga apa pun gaya atau posisi seks yang dilakukan tetap tidak dapat terjadi kehamilan.

Sekali lagi posisi seks sama sekali tidak mempengaruhi fungsi sperma untuk bisa membuahi sel telur, namun kualitas sel sperma dan sel telur lah yang memiliki peran utama dalam kehamilan.

6 Comments

  1. pras 4 May 2012
  2. surya 14 May 2013
  3. wafi 8 November 2013
  4. tia 8 December 2013
  5. ainun 6 February 2014
  6. yogi 11 October 2014

Leave a Reply