Studi: Pestisida Tidak Hilang walaupun Buah Dicuci, Bagaimana Mengatasinya?

Sehatki.com – JAKARTA – Mencuci buah sebelum dimakan dilaksanakan sejumlah orang untuk menghilangkan pestisida. Namun, hal ini nampaknya harus dihindari. Pasalnya, materi kimia yang mana ada pada dermis buah tidaklah dapat hilang.

Berdasarkan laporan yang tersebut diterbitkan di jurnal Nano Letters milik American Chemical Society, Dongdong Ye, profesor di dalam Universitas Pertanian Anhui mengungkap bahwa pihaknya menggunakan teknologi pencitraan Raman yang spesifik untuk mengamati bagaimana pestisida memengaruhi apel.

Para ilmuwan menemukan “distribusi pestisida di dalam lapisan epidermis juga daging buah apel yang mengonfirmasi bahwa pestisida menembus lapisan epidermis ke di lapisan daging buah.”

“Oleh lantaran itu, risiko tertelannya pestisida dari buah bukan dapat dihindari cuma dengan mencucinya saja, tidak dengan mengupasnya,” kata Dongdong Ye, profesor pada Universitas Pertanian Anhui disitir The Guardian.

“Studi ini, yang berada pada ranah keamanan pangan yang mana luas, berupaya memberikan panduan kemampuan fisik untuk konsumen,” kata Dongdong Ye.

Satu-satunya cara untuk menghindari konsumsi materi kimia adalah dengan mengupas buah. Hal ini dapat secara efektif menghilangkan hampir semua residu pestisida, berbeda dengan praktik mencuci yang dimaksud kerap direkomendasikan.

Seperti yang digunakan disebutkan di laporan tersebut, operasi pembersihan buah secara tradisional tidak ada dapat sepenuhnya menghilangkan pestisida. Hal ini oleh sebab itu lapisan pulpa yang tersebut hilang selama pengelupasan berjauhan lebih banyak besar dari 30 μm, yang dimaksud dikonfirmasi oleh mikroskopi ultradepth-of-field.

“Kami percaya bahwa operasi pengelupasan dapat secara efektif menghindari bahaya pestisida pada epidermis buah juga pulpa dekat epidermis, sehingga menghurangi kemungkinan menelan pestisida,” ujarnya.

Menurut laporan terbaru dari Departemen Pertanian AS, sebelum mengizinkan pestisida digunakan pada komoditas pangan, [Badan Perlindungan Lingkungan] menetapkan batasan pada seberapa sejumlah pestisida yang boleh digunakan pada pangan selama proses penanaman, pemrosesan, lalu penyimpanan, juga berapa banyak yang dimaksud boleh masih berada pada pangan ketika sampai ke tangan konsumen.

Laporan yang disebutkan menemukan bahwa ketika residu pestisida ditemukan pada makanan, kadarnya hampir selalu di tempat bawah batas toleransi, atau jumlah agregat maksimum pestisida yang tersebut diizinkan untuk tetap saja berada di area di atau pada makanan.

“Pemeriksaan ulang ini, dengan dengan peninjauan rute paparan lain untuk pestisida yang disebutkan (dari air minum lalu pemanfaatan pestisida pada rumah tangga), akan melakukan konfirmasi ‘keyakinan yang digunakan wajar bahwa bukan akan ada bahaya yang tersebut diakibatkan oleh paparan agregat,” tuturnya.

Leave a Reply