Banyak yang salah dengan menyebut penyebab perceraian adalah karena adanya selalu pihak ketiga dalam rumah tangga. Kenyataannya, hadirnya WIL ataupun PIL biasanya hanyalah efek domino dari adanya masalah yang tidak terselesaikan dalam rumah tangga.
Perceraian adalah pemutusan hubungan pernikahan antara suami istri berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak dan disaksikan dan diputuskan melalui pengadilan Agama setelah melalui beberapa proses yang cukup lama.
Penyebab perceraian ada banyak macamnya, mulai dari persoalan seks, masalah ekonomi sampai kurangnya komunikasi selama menjalani kehidupan berkeluarga. Kesemua hal-hal tersebut akan memicu pertengkaran dan bisa jadi melibatkan tindakan fisik yang ujung-ujungnya berakhir dengan cerai.
Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat perceraian yang tinggi. Sebagaimana halnya dengan negara-negara berkembang lainnya, sebagian besar penyebab perceraian di Indonesia adalah karena masalah keuangan, kemudian disusul oleh masalah seks dan perselingkuhan.
Apa Saja Faktor Penyebab Perceraian?
Di negara-nega maju seperti Amerika Serikat juga memiliki tingkat perceraian yang lumayan tinggi. Sebuah sumber menyebutkan bahwa setengah pernikahan di Amerika Serikat berakhir dengan perceraian. Untuk lebih jelasnya, berikut ini lima penyebab utama terjadinya perceraian, sebagaimana dikutip dari situs ehow.com
1. Masalah keuangan
Sekitar setengah dari kasus perceraian jika ditelusuri bermula dari masalah keuangan. Beberapa penasehat keuangan menyebutkan bahwa penyebab utama dan terbesar terjadinya perceraian di Amerika Serikat adalah masalah keuangan. Tingginya kebutuhan hidup, sifat kosumtif dan kurangnya kemampuan mengelola keuangan menimbulkan tekanan yang besar dalam kehidupan rumah tangga.
2. Tidak setia
Perselingkuhan adalah penyebab kedua terbesar perceraian. Sekitar seperempat kasus perceraian disebabkan oleh salah satu atau bahkan mungkin keduanya tidak setia satu sama lain. Sebuah penelitian menyebutkan sekitar 25% pria beristri doyan selingkuh, dalam hubungan jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Masalah Seksual
Suami istri yang telah menikah selama bertahun-tahun akan mengalami perubahan sifat seksual. Muncul rasa bosan, dan gairah seks menjadi berkurang. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa pernikahan mapan membuat wanita malas ngeseks, sementara pria memiliki kebutuhan seks yang stagnan sampai tua.
Keinginan terhadap seks yang tidak lagi seirama tersebut rentan dengan pertengkaran. Dan jika pertengkaran terus terjadi tanpa adanya kompromi dari kedua belah pihak maka pernikahan bisa berakhir dengan perceraian.
4. Anak-Anak
Satu dari tiga kasus perceraian terjadi karena persoalan anak. Tidak punya anak, kebanyakan anak, harapan yang berbeda terhadap anak, masalah pendidikan dan kesehatan anak. Semuanya bisa menjadi pemicu pertengkaran yang berujung pada perceraian. Itulah sebabnya masalah anak disebut sebagai salah satu penyebab perceraian yang seharusnya bisa diatasi.
4. Kekerasan
Kekerasan mencakup tindakan fisik, ucapan ataupun kekerasan secara emosional. Pada umumnya yang menjadi korban dalam hal ini adalah kaum wanita. Anehnya, menurut Asosiasi Advokasi Perempuan, istri yang mengalami tindak kekerasan dalam rumah tangga cenderung menolak melakukan perceraian.
Pada umumnya para wanita ini beralasan menjaga masa depan anak. Rata-rata mereka meninggalkan suami mereka sementara waktu saja dan kemudian rujuk lagi, begitu seterusnya, enam sampai delapan kali sepanjang pernikahan mereka sampai akhirnya mereka menuntut bercerai.
5. Masalah Komunikasi
Banyak pasangan yang saling tertutup dan jarang berkomunikasi secara terbuka. Hal ini kadang menyebabkan kesalahpahaman dan memicu pertengkaran. Masalah urusan rumah tangga, urusan keluarga kedua belah pihak, keuangan dan hal-hal lain bisa menjadi pemicu pertengkaran.
Demikian lima faktor penyebab perceraian yang paling sering dialami oleh pasangan suami istri di Indonesia. Ada baiknya setiap pasangan lebih mengedepankan perasaan cinta ketimbang ego masing-masing jika sedang menghadapai masalah, sebab cinta itu menyatukan dan ego memisahkan.
perselingkuhan tidak hanya pria wanita juga banyak yang berselingkuh,
kalo menurut gue sih intinya adalah komunikasi, kalo komunikasi aja kurang dan selalu memendam masalah akibat nya adalah talak 3……….
Bgi sya menyesuikan lebih baik,…saling keterbukaan pasti aman deh.
yang jelas perceraian terjadi karena tidak adanya niat untuk berumah tangga yang benar.egois.makanya kalo cuma mau main main mending ga usah nikah.
karakter sejak pacaran pasti sudah ketahuan. jgn sampe menyesal sedari pacaran sudah kasar lebih baik PUTUS. karna sifat kasar tidak akan pernah berubah. apalagi pasangan cemburuan, kasar,
pacar sangan lembut
stelah menikah berubah total
Komunikasi, komitmen dan sadar harus terus berkembang bersama adalah kuncinya. Bosan, aneh dan perasaan mengganjal adalah ujian, tp kl emg niatnya kuat pasti balik lagi inget ke tujuan nikah buat apa. Jelas ini susah banget. Bikin takut nikah.