Anda telah mengetahui apa itu infertilitas dan juga telah mengetahui hal-hal apa yang harus dan tidak boleh anda lakukan ketika anda mencurigai bahwa anda atau pasangan anda mengalami infertil.
Selanjutnya yang harus anda lakukan adalah mengunjungi klinik infertilitas untuk melakukan analisis sperma yang bertujuan untuk mengetahui kualitas sperma anda.
Apakah klinik infertilitas dapat menjamin keberhasilan analisis sperma? Tentu tidak! Klinik infertilitas merupakan faktor penting keberhasilan analisis, tetapi bukan merupakan satu-satunya faktor penentu.
Kepercayaan dan kerjasama seorang pria dengan dokter dalam memeriksakan kesuburannya merupakan kunci awal keberhasilan analisis dan pengobatan infertilitas.
Pengambilan sperma untuk dianalisis dalam uji kesuburan pria tidaklah semudah pengambilan cairan tubuh lainnya dalam prosedur pemeriksaan medis.
Hal tersebut terjadi karena sperma dikeluarkan melalui aktivitas seksual seperti hubungan suami-istri atau masturbasi. Aktivitas-aktivitas tersebut memiliki tingkat privasi yang sangat tinggi.
Oleh karena ltu, pria sering mengalami kesulitan ketika hendak mengeluarkan spermanya untuk diperiksakan ke dokter.
Cara Melakukan Analisis Sperma
Analisis sperma di perlukan untuk mengetahui subur tidaknya seorang pria. Hasil pemeriksaan akan mentukan jenis terapi yang di butuhkan. Untuk kemudahan dan kenyamanan pria yang hendak diperiksa, banyak klinik fertilitas telah memiliki tempat yang mampu memberikan privasi bagi seorang pria untuk mengeluarkan sperma yang hendak diperiksa melalui masturbasi.
Tempat tersebut disebut Spermatorium dan biasanya terletak bersebelahan dengan ruang pemeriksaan pada klinik fertilitas. Tujuan dari letak spermatorium yang dekat dengan ruang pemeriksaan adalah agar tersedianya sperma sebagai sampel yang memenuhi kriteria kualitas dan waktu sehingga dapat diperiksa secara optimal.
Berikut ini beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam analisis sperma untuk mendapatkan sperma yang layak uji:
- Anda atau suami Anda yang hendak memeriksakan kesuburannya diharuskan untuk tidak melakukan aktivitas seksual yang berakibat pada ejakulasi sperma (seperti hubungan seksual dan masturbasi) sekurang-kurangnya 2 hari sebelum pengambilan sampel atau tidak lebih dari 7 hari sebelum pengambilan sampel.
- Pemeriksaan dilaksanakan dua kali dengan selisih waktu 7 hari sampai dengan 3 bulan antara masing-masing waktu pengambilan sampel. Apabila terdapat perbedaan hasil yang signifikan antara kedua buah sampel yang diambil pada waktu yang berbeda tersebut, dilakukan pengambilan sampel dan pemeriksaan ulang. Sebaiknya, produksi dan pengambilan sampel dilaksanakan pada ruangan yang menjamin privasi dan terletak dekat dengan laboratorium. Hal tersebut bertujuan agar sampel dapat sesegera mungkin diperiksa. Oleh karena itu, banyak laboratorium yang diperlengkapi dengan ruangan khusus untuk melakukan pengambilan Sperma. Ruangan tersebut mampu memberikan privasi bagi pria untuk melakukan masturbasi. Apabila lokasi pengambilan sampel tidak berdekatan dengan laboratorium, sampel harus dikirim ke laboratorium tidak lebih dari 1 jam.
- Sampel harus disimpan dalam wadah yang tidak mengandung bahan-bahan yang dapat membunuh atau mengurangi kualitas sperma. Biasanya, wadah tersebut berbentuk gelas ataupun plastik yang bersih dan bebas dari bahan toksik.
- Kondom yang biasa digunakan, sebagian besar mongandung zat yang mampu membunuh atau menurunkan kualilitas spermatozoa sehingga kondom seperti ini tidak boleh digunakan dalam tahap pengambilan sampel untuk pemeriksaan sperma. Sperma yang didapatkan dari coitus interruptus juga tidak layak untuk diperiksa. Hal tersebut karena adanya kemungkinan yang pertama kali keluar pada semburan pertama dari ejakulasi tidak berhasil dimasukkan ke dalam wadah pengumpul sperma untuk pemeriksaan. Sperma dari semburan pertama pada ejakulasi dianggap penting karena di situlah terdapat konsentrasi tertinggi spermatozoa dalam sperma.
- Sampel tidak boleh dibiarkan pada lingkungan dengan temperatur kurang dari 20°C atau lebih dari 40°C.
Apabila semua hal tersebut telah Anda atau suami Anda penuhi, kebenaran dari uji kesuburan sepenuhnya tergantung pada keterampilan dan profesionalitas dari klinik kesuburan yang memeriksa. Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam memilih klinik kesuburan yang akan dijadikan tempat pemeriksaan dan pengobatan Anda atau suami Anda.
Bayangkan saja apabila sebenarnya Anda atau pasangan Anda subur dan tidak memiliki masalah dengan alat reproduksi, tetapi karena ketidakterampilan dari dokter ataupun analis yang memeriksa salah satu atau Anda berdua dikatakan tidak subur. Tidakkah Anda menjadi stress?
Coitus interruptus adalah istilah medis yang mengandung arti dikeluarkannya sperma diluar tubuh wanita saat pria dan wanita melakukan hubungan seksual. Puncak kepuasan seksual yang dirasakan pria saat melakukan ejakulasi sperma dapat dirasakan sejak sesaat sebelum sperma tersebut dikeluarkan.
Oleh karena itu, pria yang hendak mengeluarkan sperma di luar tubuh sang wanita, baik sebagai tindakan untuk mencegah kehamilan maupun didasari alasan lainnya, dapat menyadari kapan waktunya mengeluarkan alat genital pria dari dalam genital wanita saat berhubungan seksual.
Meskipun demikian, kecepatan, kontrol tubuh, serta kesadaran pria seringkali terlambat untuk melakukan langkah coitus interruptus tersebut. Akibatnya, sebagian atau seluruh sperma dikeluarkan dalam genital wanita.
Kemandulan bisa terjadi pada pria maupun wanita. Pada pria penelitian dilakukan terhadap sperma yang disebut analisis sperma, tujuannya untuk mengetahui kualitas sperma yang dihasilkan pria. Jika memenuhi syarat yang ditentukan maka pria disebut subur.
emm..
website ini membantu saya mengenali seks yang baik dan benar
Infonya bagus, terima kasih …
Pengeluarannya bisa dibantu oleh dokter atau peraway ga?