Google Glass adalah sebuah produk kepunyaan Google yang memungkinkan pengguna berinteraksi dengan konten secara langsung. Dengan bentuk seperti kacamata, pengguna tetap bisa terkoneksi dengan semua fitur Google tanpa harus menggunakan tangan lagi (hands free).
Kemampuan Google Glass yang bisa merekam dan menyimpan data membuat beberapa pengembang mulai tertarik membuat aplikasi masing-masing di produk canggih tersebut. Salah satunya adalah Mikandi, sebuah pengembang aplikasi khusus dewasa.
Produk yang dibuat Mikandi diberi nama Tits & Glass, sebuah aplikasi pornografi pertama di Google Glass yang memungkinkan pengguna menikmati foto dan video porno melalui perangkat tersebut. Pengguna juga bisa berkomentar dan membagi video yang dilihat ke teman-temannya yang lain.
Fitur Tits and Glass tergolong canggih, sebab pengguna akan merasa seolah berada di dekat objek seksual yang dilihatnya. Pengguna tidak akan merasa menggunakan perangkat di wajah mereka sebab konten porno yang terlihat begitu nyata, seolah-olah berada di depan mata.
Mikandi mengungkapkan bahwa sebagian besar konten Tits & Glass berasal dari pengguna sendiri, jadi pengguna didorong untuk berbagi foto porno kepunyaan mereka atau memberi komentar foto teman yang mereka lihat.
Fitur lain adalah Vote, yang memungkinkan setiap foto mendapat dukungan suara dan menjadi favorit. Ada juga pilihan speech to text dimana pengguna bisa berkomentar dengan suara dan diterjemahkan ke dalam bentuk tulisan oleh aplikasi tersebut.
Pihak pengembang sendiri mengungkapkan bahwa menggunakan aplikasi ini seperti pengalaman seluruh tubuh sebab anda tidak akan merasakan sedang menggunakan teknologi. “Pengalaman yang dirasakan pengguna sangat nyata dan alami, anda bisa melihat dan menggunakannya dengan mudah,” demikian tertulis di web mereka.
Bagaimana pendapat Google mengenai aplikasi tersebut?
Sayangnya, usia Tits & Glass di Google Glass sangat pendek, rupanya pihak Google tidak begitu menyukai adanya aplikasi porno di dalam perangkat mereka. Google secara langsung melarang pengembang menciptakan aplikasi yang memungkinkan pengguna melihat dan berbagi foto porno mereka sendiri.
“Kami tidak menijinkan adanya konten Glassware yang mengandung ketelanjangan, tindakan seksual grafis atau materi seksual yang eksplisit,” demikian isi sebuah ketentuan yang baru diperbaharui oleh Google.
Dikutip dari Betabeat.com, CEO Mikandi, Jesse Adams mengatakan sekarang mereka sedang bekerja mengubah aplikasi tersebut yang sejalan dengan kebijakan baru Google Glass.
Perkembangan pornografi di dunia selalu berkembang mengikuti perkembangan tekonologi, setelah sebuah film porno 3 dimensi dan aplikasi pacar virtual yang berhasil dirilis beberapa tahun lalu, kini usaha menciptakan pornografi melalui Google Glass juga sedang dilirik oleh perusahaan-perusahaan pornografi dunia.