Sadomasokis adalah gangguan kejiwaan yang berkaitan dengan aktifitas seks dimana penderita merasa terangsang atau bergairah jika telah disakiti. Jika anda biasa melihat alat-alat seks di toko dewasa yang terlihat berbahaya, maka perlengkapan tersebut adalah milik para masokis.
Sebutan masokis bermuara dari kata sadomasokis yang diambil dari nama seorang bangsawan Perancis yang hidup pada tahun 1740. Marquis de Sade adalah seorang penulis buku erotis yang memiliki catatan hitam penyimpangan seks masokis.
Nama lengkapnya Count Donatien-Alphonse-Francois de Sade, sang bangsawan ini menjalani masa kecilnya di sebuah rumah milik leluhurnya yaitu, The Conde. Setelah remaja dia ikut pamannya dan belajar di Lycee Louis-le-Grand, Paris.
Sade adalah seorang aristokrat, selain cerdas di sekolah dia juga mendapat pendidikan militer pada tahun 1763. Kemudian di usianya yang masih muda, dia menikah dengan seorang bangsawan dari Montreulis. Dari pernikahannya, Sade mendapat dua putra yaitu Louis Marie dan Donatien-Claude-Armand dan seorang putri, Madeleine-Laure.
Pengalamannya dalam hal seks mulai menjadi candu sebulan setelah dia menikah. Tercatat Sade memiliki beberapa skandal yang memalukan keluarganya, salah satunya ketika dia berselingkuh dengan seorang aktris Perancis bernama La Beauvoisin.
Perselingkuhan Sade yang paling menggemparkan adalah ketika dia menyetubuhi seorang pelacur muda bernama Rose Keller. Perbuatannya tersebut membuat dirinya ditahan di benteng Pierre Encise.
Selama mendelam di dalam penjara, Sade semakin produktif menuliskan banyak sekali pandangannya tentang seks yang tidak normal salah satunya tentang sadomasokis. Sebuah novel berhasil dia selesaikan yang bercerita tentang seorang gadis yang menyukai seks menyimpang. Judulnya Justine, or the Mosfortune of Virtue (1791). Karyanya yang lain adalah Juliett, or The Luxuries of vice (1792), Philosophy in the Boudoir (1795), dan The Crimes of Love (1800).
Karya Sade yang paling fenomenal adalah Les 120 Journees de Sodome yang ditulisnya di penjara Bastille. Tulisannya itu kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan berjudul The One Hundreds and Twenty Days of Sodom (1785). Semua karya Sade berasal dari pikiran liarnya tentang seks. Karya-karyanya tersebut akhirnya membuat namanya menjadi terkenal ke seluruh dunia.
Sade sepertinya mengalami gangguan kejiwaan ketika dia mulai mempraktekkan aktifitas seks brutal dan kasar. Di Marseille, Sade berfoya-foya dengan banyak pelacur. Bersama seorang kenalannya yang memiliki perilaku sama, Sade menjadi sosok pria penyuka seks brutal yang disebut Masokis.
Kasus kematian seorang pelacur muda mengantar Sade kembali ke penjara. Ketika itu dia memesan seorang pekerja seks dan memberinya permen yang telah dibubuhinya racun sampai pelacur itu meronta-ronta kesakitan. Bukannya panik atau menolong wanita itu, Sade malah melakukan seks sampai pelacur itu tewas.
Oleh pengadilan Sade diganjar hukuman mati, vonis gantung dibacakan dan akan dilaksanakan pada 12 September 1772. Sayang vonis itu batal dilaksanakan karena Sade keburu kabur dan bersembunyi di kastil istrinya. Sejak saat itu Sade hidup berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain karena banyak sekali orang yang memusuhinya.
Paling akhir, Sade bersembunyi di sebuah biara di Charenton, sebuah kota di dekat Paris. Di sana Sade meninggal tepatnya pada 2 Desember 1814. Meninggalnya Sade tidak membuat ajaran sadomasokis berakhir, ajaran seks tersebut telah menjadi salah satu aktifitas seks menyimpang yang semakin banyak dilakukan orang di seluruh dunia.