Signifikans Edukasi Seks untuk Remaja, Bisa Tekan Angka Penularan HIV/AIDS

Sehatki.com – JAKARTA – Edukasi seksual di area kalangan remaja kerap masih dianggap tabu juga tak layak dibicarakan. Padahal, edukasi seksual dipercaya bisa jadi menjadi salah satu solusi utama untuk menekan tingkat penularan HIV/AIDS di tempat kalangan remaja.

Terlebih, data Kementerian Aspek Kesehatan (Kemenkes) 2022 mencatat, kelompok usia 20-24 tahun menempati total pengidap HIV/AIDS kedua terbanyak di tempat Indonesia hingga mencapai 16,1 persen.

Memahami hal tersebut, pada rangka memperingati Hari AIDS sedunia 2024, produsen kondom kenamaan jika Jepang, Okamoto, menghadirkan kegiatan edukasi seksual Goes to Campus guna meningkatkan kesadaran akan risiko kebugaran HIV/AIDS di area kalangan remaja.

Senior Chief Marketer Okamoto Industries (HK) Ltd. Holly Kwan mengatakan, hari AIDS sedunia setiap tahun diperingati sebagai kesempatan untuk meningkatkan kesadaran global akan risiko kebugaran HIV/AIDS.

“Kami memahami bahwa tidak hal yang digunakan mudah untuk merancang kesadaran akan risiko kemampuan fisik HIV/AIDS di tempat warga serta kami pun turut merasa terpanggil akan hal tersebut. Oleh oleh sebab itu itu, bersamaan dengan diperkenalkannya varian terbaru Okamoto 0.03 HA (hyaluronic acid), kami menghadirkan inisiatif edukasi seksual Goes to Campus sebagai bagian dari komitmen perusahaan untuk berpartisipasi terlibat di menurunkan bilangan bulat penularan HIV/AIDS pada Indonesia,” beber Holly Kwan pada kegiatan edukasi seks “Goes to Campus” dalam Jakarta, belum lama ini.

Di kesempatan yang mana sama, Konselor lalu Sex Educator Tiga Generasi Febrizky Yahya mengungkapkan, kurangnya pengetahuan juga perilaku seksual berisiko merupakan dua hal utama yang mana masih menjadi penyulut tingginya nomor penularan HIV/AIDS.

“Banyak pihak masih menyalahartikan edukasi seksual, padahal edukasi seksual bagi remaja sangatlah penting. Bukan untuk menggerakkan aktivitas seksual, melainkan untuk memberikan informasi yang benar kemudian melindungi mereka dari risiko yang digunakan mungkin saja terjadi,” kata Febrizky Yahya.

Lebih lanjut mengenai varian terbaru dari Okamoto, Holly Kwan menambahkan, jikalau digunakan dengan benar, kondom yang dimaksud dapat membantu mengurangi kehamilan kemudian menghurangi risiko penularan infeksi HIV/AIDS, dan juga infeksi menular seksual lain.

“Okamoto 0.03 HA (hyaluronic acid) merupakan kondom supertipis dengan ketebalan 0.03 mm yang mana konsisten dari ujung sampai pangkal, yang dimaksud dilapisi dengan pelumas hyaluronic acid yang dimaksud memberikan kelembaban tambahan pada kondom untuk pengalaman seksual yang tersebut tambahan berkesan bagi setiap pasangan,” terang Holly Kwan.

Dokter Agung Mohamad Rheza, Sp. D.V.E menimpali, hyaluronic acid adalah senyawa alami yang digunakan mampu menahan air masih berada pada pada jaringan lapisan kulit serta menjaganya agar bukan mudah menguap ke luar tubuh. Kemampuan yang disebutkan menciptakan hyaluronic acid mampu menjaga kelembaban kulit.

“Seperti halnya di area wajah, epidermis area genital pun butuh kelembaban. Taraf kelembaban lapisan kulit area genital sangat penting untuk kenyamanan pada waktu berhubungan seksual. Ketika terlalu kering, epidermis area genital akan rentan iritasi serta dapat memunculkan risiko infeksi, khususnya bagi perempuan,” ucap dr. Agung.

Leave a Reply