Pada umumnya lendir pada vagina yang terlalu banyak dapat mengganggu kualitas ereksi terutama jika sang suami menderita disfungsi ereksi.
Padahal keberadaan cairan pada vagina saat sedang terangsang adalah hal yang normal. Lendir tersebut berfungsi sebagai pelumas untuk membantu penis melakukan penetrasi dengan mudah dan tidak menimbulkan rasa sakit.
Bahkan sebaliknya, wanita yang tidak mengeluarkan cairan atau pelumas saat bercinta dicurigai mengalami sebuah kondisi medis yang menyebabkan vagina kering dan tentu membuat istri kesakitan saat bercinta. Kondisi ini sangat umum dialami oleh wanita frigid.
Meski demikian terdapat beberapa pengecualian dimana cairan pelumas yang keluar lebih banyak dari normal atau disertai dengan munculnya bau tidak sedap.
Berikut ini ciri-ciri cairan pelumas vagina yang normal:
- Muncul saat wanita mengalami rangsangan seksual
- Berwarna bening
- Cairan berbentuk encer
- Volume cairan tidak sama pada semua wanita
- Tidak berbau
Daftar Isi:
Dari Mana Cairan Vagina Tersebut Berasal
Ketika seorang wanita mengalami rangsangan seksual maka tubuhnya akan mempersiapkan diri untuk melakukan hubungan seksual penetratif. Meskipun hubungan seks tersebut tidak terjadi beberapa perubahan kimiawi dalam tubuh tetap akan berlangsung.
Sebagai bagian dari perubahan itu, vagina mulai melumasi organ di sekitarnya dan membuka jalan agar penis bisa penetrasi dengan mudah. Beberapa orang menggambarkannya sebagai “menjadi basah” atau becek.
Pelumasan vagina sebagian besar berasal dari dinding vagina dimana cairan tersebut awalnya adalah bagian dari darah yang sedang mengalir menuju area genital dan panggul selama rangsangan berlangsung.
Pengaruh hormon estrogen
Para peneliti menyebut hormon estrogen berkaitan erat dengan produksi cairan pelumas vagina. Hal ini menjawab pertanyaan mengapa beberapa wanita memiliki cairan yang lebih banyak dibanding wanita lainnya.
Wanita yang memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi seperti pada wanita muda cenderung mengalami pelumasan yang cepat dan lebih banyak dibandingkan wanita dengan estrogen rendah (contohnya wanita yang lebih dewasa).
Sementara itu wanita yang sedang menyusui atau sedang mengonsumsi pil KB tertentu (penurun hormon estrogen) cenderung mengalami vagina kering, seperti halnya pada wanita menopause.
Selama hubungan seksual berlangsung terjadi perubahan fisik dan psikologis menyebabkan peningkatan aliran darah menuju area panggul, kondisi ini menyebabkan ereksi pada klitoris dan peningkatan jumlah cairan dari kelenjar leher rahim dan vagina.
Jika terjadi orgasme atau klimaks, wanita tidak akan mengalami ejakulasi seperti pada pria tetapi otot-otot rahim dan vagina menjadi penuh dengan darah, dan akan mengeluarkan cairan putih tebal, disertai dengan perasaan penuh dan damai.
Kapan saatnya khawatir
Seperti dijelaskan di atas, cairan vagina yang keluar saat sedang bercinta adalah hal yang normal.
Tetapi cairan vagina yang keluar juga dapat meningkat akibat adanya infeksi dan ini biasanya disertai dengan gejala seperti perubahan warna, bau, dan jumlah cairan yang dikeluarkan dan timbulnya sensasi terbakar atau vagina gatal.
Jika mengalami hal tersebut anda dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi dan pengobatan.
Penyebab cairan vagina berlebih
Cairan vagina yang terlalu banyak dan keluar tanpa henti tentu akan mengganggu kenikmatan seksual. Pria yang mengalami masalah ereksi biasanya sulit mempertahankan ereksinya jika banyak cairan yang membanjiri vagina.
Berikut ini beberapa faktor penyebab cairan vagina berlebih, yaitu:
- Cairan vagina berlebih atau becek saat berhubungan seks normalnya disebabkan oleh produksi hormon estrogen yang berlebih atau tingkat oksitosin dalam uterus, serviks dan vagina yang berlebih.
- Banyaknya hormon inflamasi prostaglandin E-2 di rahim, leher rahim dan jaringan vagina juga dapat meningkatkan volume cairan pada vagina selama hubungan seksual berlangsung.
- Timbulnya perubahan hormonal akibat efek samping pil KB.
- Penggunaan obat resep.
- Adanya kerusakan saraf pada vagina C-section juga adalah penyebab utama cairan pelumas yang berlebih pada miss V.
- Terjadi infeksi pada vagina akibat jamur atau bakteri.
- Suhu tubuh pada area vagina meningkat akibat penggunaan celana yang terlalu ketat.
- Wanita obesitas atau kegemukan cenderung memiliki cairan pelumas vagina yang lebih banyak.
Tips mengatasi cairan pelumas vagina berlebih
Pada dasarnya cairan berlebih adalah normal terutama jika terjadi beberapa hari sebelum ovulasi terjadi. Tetapi jika anda sangat becek saat berhubungan seks maka anda perlu mencari tahu penyebabnya.
Berikut ini beberapa tips cara agar vagina tidak becek saat berhubungan intim:
- Jika penyebab vagina becek adalah karena pil KB yang mengandung estrogen buatan sebaiknya pertimbangkan untuk mengganti kontrasepsi anda. Pada beberapa wanita kenaikan kadar estrogen dapat membuat vagina banjir saat bercinta.
- Jika menggunakan kondom maka pilihlan kondom non lubrikasi untuk menghindari pelumasan bertambah banyak.
- Gunakan tampon ke dalam vagina untuk menyerap cairan.
- Pilihlah posisi seks woman on top atau wanita di atas saat bercinta untuk mengurangi kemungkinan penis terlalu sering ‘terpeleset’ keluar dari vagina.
- Basuh vagina dengan air dingin dan keringkan dengan handuk jika saat berhubungan vagina terlalu becek.
- Hindari menggunakan sabun vagina yang bisa mengubah eksosistem dalam miss V.
- Hubungi dokter jika cairan vagina yang keluar terlalu banyak dan menimbulkan bau tidak sedap.
Sama seperti vagina kering, becek atau vagina terlalu basah juga dapat merusak kenikmatan seksual. Jika anda mengalami kondisi ini perhatikan penyebabnya. Jika penyebabnya karena faktor luar seperti jamur atau bakteri maka segera ke dokter untuk pengobatan.
Demikian informasi singkat mengapa keluar cairan pada vagina wanita saat terangsang dan beberapa tips bagaimana cara mengurangi lendir saat berhubungan intim, semoga bermanfaat.