Gejala Kanker Ovarium Stadium Awal dan Stadium Lanjut

Pada hampir semua kasus gejala kanker ovarium tak diketahui sampai sel kanker telah menyebar ke organ tubuh yang lain dan menimbulkan gejala tidak nyaman pada tubuh.

Hal ini menyebabkan penderita kanker ovarium selalu terlambat ditangani dan menjadi salah satu kanker dengan kematian terbanyak di dunia.

Di Amerika Serikat, kanker ovarium merupakan penyebab utama kematian akibat kanker ke-5 terbanyak. Sementara di seluruh dunia, kanker ovarium juga merupakan salah satu dari 7 keganasan tersering.

Mayoritas kanker ovarium berbentuk tumor kistik dan sisanya berupa tumor padat. Walaupun kelihatannya mempunyai respons yang cukup baik terhadap pengobatan yang baku, namun prognosis kanker ovarium ini masih tetap jelek.

Maksud prognosis yang jelek adalah perkiraan sembuh atau kemungkinan dapat bertahan hidup dengan fungsi yang baik itu sangat kecil.

Kanker ovarium dapat mengenai semua wanita dari segala usia, mulai dari usia 20 hingga 80 tahun. Kejadian kanker ini jarang terjadi pada wanita di bawah usia 20 tahun.

Dalam semua kasus tersebut, 4 dari setiap 5 kasus tumor ovarium timbul pada wanita yang berusia lebih dari 40 tahun. Apalagi ketika tumor ovarium muncul sesudah menopause maka hampir 30% adalah ganas.

Karena gejala kanker ovarium tidak disadari penderita sejak awal maka kanker ini merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi alias di bidang kandungan.

Angka kematian kanker ovarium bisa begitu tinggi ini oleh karena penyakit ini awalnya tidak menimbulkan gejala, namun baru muncul keluhan ketika sudah terjadi metastasis atau penyebaran ke tempat selain ovarium.

Gejala kanker ovarium pada wanita

Gejala kanker ovarium pada wanita

Itulah mengapa begitu banyak atau dapat dikatakan 60-70% pasien datang pada stadium lanjut. Alhasil,  penyakit ini disebut juga sebagai “silent killer”.

Persentase kasus keganasan di ovarium pada para wanita Indonesia sebesar 32% dari kanker ginekologi dan menyebabkan 55% kematian akibat keganasan ginekologi.

Data statistik American Cancer Society menyebutkan bahwa angka kejadian kanker ovarium di dunia sekitar 4% dari seluruh keganasan pada wanita dan menempati peringkat kelima penyebab kematian akibat kanker.

Gejala Kanker Ovarium

Kanker ovarium umumnya baru menimbulkan keluhan dan gejala apabila telah menyebar ke rongga perut. Letak tumor yang tersembunyi dalam rongga perut dan sangat berbahaya itu dapat menjadi besar tanpa disadari oleh penderita.

Jika sudah menyebar seperti ini tindakan pembedahan maupun terapi pendukung lainnya sulit sekali untuk menolong. Penderita akan meninggal karena malnutrisi dan obstruksi usus halus akibat tumor intraperitoneal.

Tumor primer senantiasa bertumbuh diikuti oleh adanya infiltrasi alias penyebaran ke jaringan sekitar yang menyebabkan munculnya beraneka ragam gejala samar-samar seperti:

  • Sering kembungan
  • Perasaan sebah,
  • Makan sedikit terasa cepat menjadi kenyang,
  • Nafsu makan menurun.
  • Asites alias penumpukkan cairan di perut. Keluhan satu ini adalah penanda yang lebih sering terjadi pada tumor ganas.

Kanker ovarium seringkali berujung dengan kematian dalam waktu singkat dibandingkan gabungan tumor lainnya, meskipun kanker ovarium menyebabkan 15-20% kanker saluran reproduksi wanita.

Kematian penderita kanker ovarium bisa diawali dengan keterlambatannya terdiagnosis karena kanker ovarium memang biasanya tidak bergejala sampai dapat teraba atau menyebar luas ke organ yang lain.

Gejala Awal Kanker Ovarium

Meskipun secara umum, gejala awal kanker ovarium sulit dikenali karena tidak khas, namun beberapa hal berikut ini bisa menjadi warning atau peringatan akan terjadinya keganasan pada ovarium.

Gejala-gejala pada kanker ovarium stadium awal, meliputi:

  1. Merasa begah atau kembung

Perasaan tersebut seperti tidak nyaman dan rasa penuh di perut, serta cepat merasa kenyang sering sekali berhubungan dengan kanker ovarium.

Hal ini dikarenakan jika memang ada tumor di ovarium yang mana terletak di rongga panggul, tentunya akan menekan saluran pencernaan di sekitar ovarium.

Alhasil, tumor tersebut meningkatkan tekanan di rongga perut sehingga gerakan usus maupun kerja organ lain di sekitarnya bisa terganggu sehingga timbul se sasi kembung tersebut.

  1. Mudah lelah

Salah satu gejala kanker ovarium stadium awal adalah mudah lelah.

Layaknya seorang yang menderita penyakit lainnya, pasti akan merasa mudah lelah. Apalagi dalam hal ini, kanker ovarium bersifat ganas dan dapat mengganggu metabolisme tubuh secara keseluruhan.

Termasuk mengganggu penyerapan zat-zat nutrisi dari makanan. Belum lagi tubuhnya berfokus untuk melawan pertumbuhan tumor yang semula dianggap tubuh sebagai benda asing.

Maka, seorang pe derita kanker ovarium tentunya akan merasa mudah lelah.

  1. Perut membuncit

Perut buncit pada penderita kanker ovarium bukanlah penumpukkan lemak layaknya orang-orang gemuk, melainkan perut menjadi buncit karena terjadi penumpukkan cairan di rongga perut akibat adanya tumpr di ovarium.

Mekanisme mengapa bisa banyak caoran di perut padahal tumornya berada di robgga panggul ini sangat rumit. Singkat cerita tumor di ovarium menyebabkan gangguan aliran pembuluh limfa di sekitar rongga perut, alhasil perut membuncit karena cairan ascites alias cairan di rongga perut.

  1. Sering kencing

Mekanisme sering kencing ini serupa dengan perut terasa penuh atau begah tadi. Tumor ovarium menekan ke berbagai daerah di sekitarnya, termasuk ke kandung kemih.

Oleh karena itu, gejala kanker ovarium yang paling umum pada stadium awal adalah munculnya sensasi ingin buang air kecil terus menerus.

  1. Nafas pendek

Maksudnya adalah bernapas dengan tersengal-sengal akibat adanya efusi pleura (penumpukkan cairan di rongga paru) dan asites (penumpukkan cairan di rongga perut) yang masif.

Gejala Kanker Ovarium Stadium Lanjut

Jika gejala-gejala awal tidak muncul atau tidak dirasakan penderita, maka keganasan ovarium pun diketahui setelah stadium lanjut.

Ciri-ciri dan gejala kanker ovarium pada stadium lanjut, yaitu :

  • Perubahan menstruasi, seperti haid memanjang atau jumlah darah haid yang lebih banyak dari biasanya.
  • Rasa sakit atau sensasi nyeri saat bersenggama (dyspareunia).
  • Gangguan pencernaan yang menetap, seperti: kembung, mual.
  • Sumbatan atau adanya obstruksi pada kandung kemih (bisa menimbulkan sering kencing sampai dengan kencing tidak bisa keluar sama sekali).
  • Sumbatan pada rektum (obstipasi dan konstipasi).
  • Massa tumor di pelvis. Tumor hanas biasanya bersifat padat, berbenjol-benjol dan tidak bisa digerakkan ke dinding panggul. Jika pada pemeriksaan fisik melalui palpasi atau perabaan, dijumpai ciri-ciri tumor tersebut, maka keganasan perlu dicurigai.
  • Tumor cepat membesar dan berbenjol-benjol
  • Terdapat asites yang begitu masif atau banyak.
  • Tubuh bagian atas kering, sedangkan bagian bawah terjadi bengkak pada anggota gerak.

Gejala Komplikasi Kanker Ovarium

Selain berbagai gejala di atas, penderita kanker ovarium bisa juga merasakan keluhan akibat komplikasi yang muncul kemudian. Komplikasi dari kanker ovarium sekaligus tanda dan gejalanya adalah sebagai berikut :

  1. Torsi kista ovarium

Terpuntir atau terlilitnya massa atau tumor dari kanker itu sendiri. Hal ini biasanya terjadi jika massa tersebut kecil maupun pasien juga sedang hamil.

Gejalanya berupa :

  • Nyeri perut mendadak, makin bertambah nyeri makin berat torsinya. Bahkan, pada kasus yang begitu berat, perlu dilakukab laparotomi atau operasi pembedahan segera.
  • Torsi menahun tidak dirasakan karena perlahan-lahan.
  1. Perdarahan

Hal ini bisa dikarenakan adamya trauma atau benturan pada perut sehingga mengenai tumor ovarium.

Gejalanya yaitu :

  • Rasa nyeri secara tiba-tiba
  • Darah keluar secara aktif terus menerus dari vagina atau kemaluan.
  1. Infeksi

Terjadinya pertumbuhan mikroorganisme, terutama bakteri, di daerah dekat tumor ovarium. Infeksi bisa berasal dari bawah seperti dari serviks, tuba, lalu naik menuju lokus ovulasi, sampai abses.

Gejalanya antara lain sebagai berikut :

  • Suhu badan meningkat alias demam.
  • Ada nyeri spontan di dekat tumor ovarium, terutama ketika perut dipegang atau digoyang-goyangkan.

Apakah Anda maupun orang-orang di sekitar Anda mengeluhkan gejala yang telah disebutkan ? Jika iya, Anda sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.

Bagi Anda maupun saudara atau kerabat Anda yang menggunakan asuransi kesehatan, misalnya BPJS, maka Anda harus terlebih dahulu memeriksakan kondisi ke dokter umum.

Dokter umum nantinya akan mengajukan banyak pertanyaan dan sang pasien harus menjawab serta menceritakan kondisinya sejujur-jujurnya, tanpa ada detail yang terlupakan.

Setelahnya, sang dokter akan melakukan pemeriksaan fisik sederhana pada pasien.

Ketika berdasarkan anamnesis atau tanya-jawab serta pemeriksaan fisik, ditemukan adanya kejanggalan yang berkaitan dengan kanker ovarium, maka dokter akan segera merujuk pasien ke dokter spesialis, terutama dokter obgyn atau bagian kandungan untuk memastikan apakah memang menderita kanker ovarium atau tidak.

Sekalipun memang terbukti menderita kanker, akan jauh lebih baik ketika diketahui sedari dini agar penanganannya pun lebih optimal.

Sekian dulu artikel kali ini. Semoga bukan Anda yang mengeluhkan gejala kanker ovarium dan kita semua sehat selalu.

Leave a Reply