Kejadian kanker ovarium kian lama kian marak diderita oleh para wanita, terlebih lagi saat ini ada banyak sekali publik figur wanita yang mengidap penyakit yang satu ini.
Bahkan, tak jarang penderita kanker ovarium mengalami berbagai komplikasi akibat kanker ovarium hingga akhirnya berujung pada kematian.
Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai penyakit ini, ada baiknya kita memahami lebih dahulu berbagai hal mengenai ovarium.
Definisi Ovarium
Apa itu ovarium? Ovarium adalah salah satu organ reproduksi wanita yang letaknya di bagian dalam. Maka, supaya dapat melihat ovarium seseorang, tentunya harus dengan alat bantu maupun melalui proses pembedahan.
Tentunya organ ini memang hanya dimiliki oleh wanita, maka seseorang yang memiliki organ ini merupakan seorang perempuan tulen alias sejati.
Ovarium dikenal juga dengan istilah indung telur, yang mana terdapat 2 buah yaitu di sisi kanan dan juga kiri.
Layaknya kita ketahui bahwa telur pada hewan unggas merupakan cikal bakal dari keturunan selanjutnya, maka begitu pula pada manusia.
Ovarium pada wanita adalah sebuah organ yang menghasilkan ovum atau sel telur. Ketika sel telur kemudian dibuahi oleh sprema dari pria, maka terjadilah “pembuahan” atau secara ilmiah disebut juga fertilisasi.
Oleh karena itu, tanpa organ yang satu ini, seorang wanita sangat sulit untuk mendapatkan buah hatinya sendiri.
Indung telur (ovarium) merupakan organ kewanitaan yang berbentuk layaknya sebuah gumpalan dan terdiri dari sel-sel telur (ovum).
Ukuran ovarium pada seorang wanita dewasa sebesar ibu jari tangan dan terletak di kiri dan kanan dekat pada dinding pelvis atau panggul.
Ovarium berhubungan dengan uterus atau yang dikenal juga dengan rahim. Hubungan tersebut diperantai oleh adanya jaringan pengikat yang disebut ligamentum ovarii proprium.
Suplai darah supaya ovarium dapat berfungsi dengan baik berasal dari pembuluh darah yang berjalan melalui ligamentum suspensorium ovarii.
Ovarium mengandung kelenjar endokrin dan jaringan penghasil sel telur yang disebut folikel. Di dalam folikel, terdapat oosit (calon sel telur). Sel folikel yang telah matang akan dikeluarkan dari ovarium melalui proses ovulasi yang berlangsung sebulan sekali.
Pada setiap ovulasi hanya satu sel telur yang mampu bertahan hidup selama 24 jam. Saat proses folikel bertumbuh dan berkembang, maka ovarium menghasilkan hormon esterogen.
Sementara, setelah terjadi ovulasi, maka hormon esterogen berhenti diproduksi dan digantikan oleh produksi hormon progeseron.
Fungsi Organ Ovarium
Adapun fungsi ovarium adalah:
- Identifikasi atau hal yang menandakan seseorang adalah seorang wanita,
- Menghasilkan sel telur sebagi cikal-bakal keturunan,
- Teribat dalam proses terjadinya haid atau menstruasi,
- Menghasilkan hormon esterogen dan progesteron.
Jika dilihat lebih lanjut, sebenarnya ada lebih banyak fungsi ovarium secara tidak langsung. Misalnya, ovarium menghasilkan hormon esterogen dan progesteron yang mana kedua hormon tersebut memiliki peran yang banyak, di antaranya dalam proses :
- Pertumbuhan tanda seks sekunder pada wanita, seperti bentuk tubuh seorang perempuan setelah pubertas, payudara, dan rambut-rambut di ketiak dan daerah kemaluan.
- Menstruasi,
- Kehamilan, dan
- Kondisi psikologis seorang perempuan.
Kanker Ovarium
Setelah membahas ovarium secara fisiologis pada seorang wanita yang normal, maka selanjutnya kita masuk ke pembahasan mengenai kanker ovarium.
Kanker ovarium merupakan sebuah tumor ganas di ovarium (indung telur). Penyakit ini sangat sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun.
Sel ganas di ovarium ini bisa juga menyerang organ lain, seperti panggul dan perut. Penyebaran terjadi melalui aliran cairan getah bening atau sistem pembuluh darah.
Organ yang diserang sel ganas ini bukan hanya yang terletak di sekitar ovarium seperti uterus alias rahim, melainkan organ yang terletak jauh juga bisa menjadi sasaran sel ganas ini. Contohnya, penyebaran atau metastasis ke hati, paru-paru, atau bahkan otak.
Kanker ovarium adalah salah satu kanker ginekologi yang paling sering terjadi pada wanita. Bahkan kanker ini menyebabkan kematian terbanyak pada wanita.
Oleh karena itu, kanker ovarium seringkali disebut sebagai silent killer karena tidak menampilkan keluhan yang khas dan juga pasien kerap datang pada saat telah memasuki stadium lanjut.
Ketika pasien kanker ovarium data pada stadium lanjut, kondisi penyakitnya berarti sudah parah sehingga sangat sulit untuk mengobatinya.
Penyakit kanker ovarium mempunyai kejadian sekitar 13,8 wanita per 100.000, sekitar 75 % dari kasus dideteksi pada tahap lanjut.
Sebagian kasus kanker ovarium mengenai wanita antara usia 50-59 tahun. Kejadian kanker ovarium tertingginya adalah di negara-negara industri, kecuali Jepang dan insidennya rendah.
Sementara, di Amerika Serikat, kanker ovarium adalah penyebab kematian kelima pada wanita setelah kanker paru, kanker payudara, kanker kolorektal, dan kanker pankreas.
Sayangnya data kanker ovarium di Indonesia belum diketahui secara pasti. Tetapi, diperkirakan di Rumah Sakit Kanker Dharmais di Jakarta, ditemukan terdapat sekitar 30 penderita kanker ovarium setiap tahunnya.
Kanker ovarium bisa bermetastasis alias menyebar ke tempat selain tempat asalnya, yaitu indung telur atau ovarium.
Metastasis kanker ovarium terjadi dengan adanya invasi langsung sel-sel ganas dari ovarium ke struktur yang berdekatan dengan abdomen (perut) dan pelvis (panggul).
Selain itu, bisa juga terjadi perpindahan sel-sel ganas yang semula di ovarium, kemudian menempatkan diri pada rongga abdomen dan pelvis.
Sel-sel ini mengikuti sirkulasi alami cairan di rongga abdomen. Oleh karena itu, terjadilah perpindahan sel-sel ganas dan dimulailah pertumbuhan keganasan selanjutnya pada semua permukaan rongga perut.
Pembuluh darah limfatik yang disalurkan ke ovarium juga merupakan jalur untuk penyebaran sel-sel ganas. Pada akhirnya, semua kelenjar pada panggul dan rongga perut akan terkena.
Penyebaran awal kanker ovarium dengan jalur melalui cairan di abdomen dan pembuluh limfatik muncul tanpa gejala atau tanda spesifik. Gejala tidak pasti yang akan muncul seiring dengan waktu antara lain meliputi :
- Perasaan berat atau nyeri pada daerah panggul,
- Sering berkemih atau buang air kecil
- Nyeri ketika berkemih atau disuria, dan
- Adanya perubahan fungsi sistem pencernaan, seperti : rasa penuh, mual, tidak enak pada perut, cepat merasa kenyang, dan konstipasi alias sulit untuk buang air besar.
Pada beberapa perempuan juga dapat terjadi perdarahan abnormal melalui vagina. Hal ini bisa terjadi oleh karena sel-sel ganas di ovarium memicu terjadinya hiperplasia endometrium alias pertumubuhan sel-sel secara berlebihan pada jaringan rahim atau uterus.
Hiperplasia tersebut dipicu oleh hormon esterogen yang dihasilkan oleh sel ganas di ovarium.
Selain itu, pada kanker ovarium, bisa juga dijumpai adamya gejala-gejala akut yang terjadi secara mendadak dan dapat begitu berbahaya, misalnya :
- Perdarahan dari tumor ovarium,
- Terlepasnya tumor di ovarium yang dikenal dengan istilah ruptur, dan
- Terpuntirnya atau torsi ovarium.
Kebanyakan penderita kanker ovarium segera meninggal dikarenakan gejala yang tidak khas sehingga seorang wanita diketahui menderita kanker ovarium ketika sudah di stadium lanjut.
Kalau sudah begitu, kondisi tubuh kian memburuk dan pengobatan yang dilakukan pun sudah tidak bisa optimal.
Kemudian, karena banyaknya komplikasi yang ditimbulkan sebagaimana telah disinggung sebelumnya, maka tak heran penyakit ini bisa berujung kematian.
Misalnya, akibat kondisi yang jelek selepas kemoterapi atau radioterapi. Penderita kanker ovarium pun bisa kekurangan darah akibat perdarahan yang terjadi hingga akhirnya tubuh tak mampu bertahan lalu meninggal.
Banyak dokter yang menyarankan para wanita mengambil alat kontrasepsi berupa pil, sebab pil KB disebut dapat melindunggi wanita dari kanker ovarium selama 20 tahun.
Demikian artikel sehatki.com kali ini, selanjutnya kita akan membahas hal-hal lain yang lebih spesifik mengenai kanker ovarium di artikel yang lain, semoga artikel ini bermanfaat.