Beberapa penelitian menyebutkan bahwa gairah seks wanita lebih rendah di banding pria. Pernyataan tersebut bisa jadi benar tetapi tidak berlaku bagi wanita penderita Nymphomania. Anda pernah dengar istilah Nymphomania? Bagi orang awam, Nymphomania sering disamakan sebagai suatu keadaan dimana seorang wanita yang mampu bercinta dengan siapa saja selama berjam-jam tanpa kenal lelah.
Nymphomania adalah gangguan psikoseksual pada wanita yang ditandai dengan keinginan bercinta yang tak tertahankan dan muncul dari alam bawah sadar. Pria yang menderita nymphomania disebut hiperseksual. Nymphomania maupun hiperseksual adalah kecanduan seks yang nyata ada dan berbahaya.
Menurut istilah medis, nymphomania tidak dapat disamakan dengan sifat seseorang yang senang bersanggama tanpa pilih-pilih pasangan. Seorang wanita bisa saja hobi berhubungan seks dengan siapa pun tanpa harus menjadi seorang nymphomaniac. Sebaliknya, seorang penderita gangguan ini sulit menghindari kebiasaan bersetubuh tanpa pandang bulu. Kasarnya, begitu ‘ting’ langsung ‘hajar’!
Nymphomania, menurut Wikipedia, disebabkan oleh kondisi medis dimana otak memiliki kandungan kimiawi yang lebih tinggi dari kadar rata-rata orang pada umumnya, seperti serotonin, norepinefrin, dan dopamin. Masalah psikoseksual ini bisa juga disebabkan oleh kelainan di daerah otak yang berhubungan dengan hasrat seksual.
Ilmu psikiatri masa kini telah mempersempit definisi nymphomaniac menjadi sebuah kondisi spesifik dengan tiga elemen yang terpisah. Yang pertama dan terpenting adalah dorongan seks yang tidak terkontrol, gairah yang begitu konstan dan tidak pernah merasa puas. Gairah ini membuat para penderitanya berkeliaran di jalan-jalan untuk mencari ‘mangsa’. Kalau tidak dapat, dia akan bermasturbasi selama berjam-jam.
Gejala Nymphomania
Dua hal utama yang dilakukan oleh nymphomaniac dalam usahanya untuk memuaskan gairah seks adalah sering melakukan kontak seksual, dan melakukannya dengan banyak orang. Beberapa gejala nymphomania yang mungkin dirasakan penderita adalah sebagai berikut:
- Memiliki banyak mitra seks, mereka bercinta bahkan dengan orang yang tak dikenal sekalipun.
- Melakukan masturbasi secara berlebihan atau menggunakan layanan seks seperti: chatting, cyber sex, pornografi, dan layanan seks online jika ada.
- Melakukan beberapa jenis seks yang berbahaya seperti eksibisionisme dan masokis.
- Melakukan reaksi pelepasan emosional dalam berhubungan seks.
- Sering berbicara kotor secara seksual sepanjang waktu.
Penderita nafsu seks tinggi ini disebut nymphomaniac, pada dasarnya mereka adalah pemilik gairah yang tak ada henti-hentinya. Para wanita yang sering berhubungan seks dengan siapa saja biasanya masih mempunyai gairah seks yang normal. Tapi mereka justru terdorong oleh faktor lain, seperti pemberontakan masa remaja, sampai depresi. Motif apa pun penyebabnya, mereka ingin menghindari sesuatu yang menyakitkan dan berusaha memperoleh perasaan dicintai dan disayangi.
Sejak lama, para ahli menaruh perhatian khusus pada nymphomania. Seabad lalu misalnya, para doktor menduga bahwa penyebabnya adalah gangguan menstruasi, wasir, dan cacing usus. Akhirnya para ahli sadar kalau kondisi tersebut tidak hanya karena gangguan yang kasat mata tapi juga berakar dari masalah kejiwaan….
Meskipun jarang terjadi, obat-obatan tertentu bisa menjadi salah salah satu pemicu nymphomania. Contohnya pemberian hormon androgen untuk merawat penderita anemia, osteoporosis, endometriosis, dan gangguan seksual. Alkohol, amfetamin, dan kokain, yang digunakan secara terpisah atau digabungkan, juga bisa membuat gairah seksual melejit tinggi.
Saat ini, para ahli cenderung berpendapat bahwa masalah seks pada wanita ini adalah ‘produk akhir’ dari sindrom psikiatris, atau merupakan akibat dari trauma seksual di masa kecil. Ada juga ahli yang menyodorkan teori bahwa nymphomania kadang-kadang merupakan usaha untuk melarikan diri dari kekosongan emosi. Yang mereka cari, sebenarnya cinta dan komitmen, bukannya seks. Para penderitanya menganggap minat seksual sebagai perwujudan dari upaya untuk menemukan, menyelenggarakan, dan menciptakan ikatan dengan orang lain.
Apa pun penjelasannya, penderita nymphomaniac memang sakit dan tak berdaya mengatasi ketidakmampuan mereka dalam mengendalikan gairah seks. Banyak kasus menunjukkan bahwa pria-pria yang menjalin kontak dengan penderita nymphomania merasa jijik berhubungan intim dengan wanita yang secara insting dikenalnya sedang ‘sakit’.
wah beberapa ciri atau indikator ada di gw tuh. konsep saat kekosongan emosi sptnya lebih cenderung sama gw
gejala yg sudah disebutkan sama seperti yg saya alami, berarti saya menderita nymphomania. Apa ada obatnya dok?