Pengertian Menstruasi dan Penyebab Keluar Darah Saat Menstruasi

Menstruasi atau haid merupakan kondisi normal yang akan dialami oleh setiap wanita yang telah mulai memasuki masa pubertas.

Sebutan untuk menstruasi pun sangat beragam, contohnya datang bulan, haid, berhalangan, dan nama-nama lain yang cukup unik. Bahkan di Amerika Serikat, menstruasi sering disebut dengan Bibi flo.

Terlepas dari nama apa pun yang digunakan untuk menyebutkan keadaan tersebut, menstruasi sebetulnya merupakan darah yang keluar dari vagina dalam periode yang sama setiap bulannya.

Ketika seorang remaja putri mengalami menstruasi pertamanya, ia mungkin akan bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya.

Adakah sesuatu yang salah pada tubuhnya, darah ini penyakit atau apa? dari manakah datangnya dan mengapa keluar darah dari vagina saat menstruasi?

Serta masih ada banyak lagi pertanyaan lain yang mungkin mengganjal di benak para remaja putri khususnya dan juga kebanyakan wanita lainnya.

Informasi yang simpang siur dan kurang jelas tentu akan menimbulkan kekhawatiran dan rasa takut.

Karena itu penting bagi setiap orang tua untuk memberikan edukasi tentang menstruasi pada remaja putri sejak dini. Supaya ketika menstruasi pertama hadir, tak ada lagi kekhawatiran maupun rasa takut lagi.

Apa Itu Darah Menstruasi dan Mengapa Keluar Darah Ketika Mengalami Menstruasi

Datangnya menstruasi menunjukkan bahwa seorang remaja telah mengalami tahap awal pubertas. Dan hal tersebut menjadi sebuah tanda jikalau seorang gadis kecil kini telah tumbuh menjadi dewasa.

Ketika seorang remaja putri mulai mengalami pubertas, kelenjar pituitari akan melepaskan hormon yang kemudian merangsang ovarium untuk menghasilkan hormon estrogen dan progesteron.

Kedua hormon ini memberikan efek pematangan pada tubuh, baik pada pertumbuhan fisik maupun emosi.

Sekitar kurang lebih sebulan sekali sel telur akan meninggalkan ovarium melalui tuba falopi menuju rahim, proses tersebutlah yang kemudian disebut sebagai ovulasi.

Sebelum ovulasi terjadi, hormon estrogen akan meningkat dan hal ini merangsang rahim menjadi lebih tebal demi mempersiapkan diri akan adanya kehamilan.

Bila sel telur dibuahi pada masa ovulasi atau masa subur, maka akan terjadi kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan pada sel telur, maka sel telur tersebut akan terserap kembali ke dalam tubuh.

Sedangkan rahim yang tadinya menebal akan luruh bersama dengan darah, beserta cairan yang ada di dalamnya melalui vagina. Darah yang keluar tersebutlah yang kita kenal saat ini sebagai darah menstruasi atau haid.

Pada Usia Berapakah Menstruasi Pertama Terjadi?

Pengertian menstruasi

Siklus haid yang pertama kali dialami oleh remaja putri tidaklah sama pada setiap individu, ada yang lebih cepat dan ada pula yang lebih lambat.

Namun secara umum usia ketika mendapatkan haid pertama seorang remaja berkisar di usia 12 tahun. Dan hampir semua remaja putri yang berusia 16 tahun sudah mendapatkan haid pertamanya.

Usia tersebut biasanya juga sama seperti yang dialami oleh ibu maupun kakak perempuannya, atau setelah payudaranya mulai tumbuh biasanya sekitar 2 atau 3 tahun setelahnya.

Setelah mendapatkan menstruasi pertamanya, seorang wanita akan terus mendapatkan haid setiap bulannya hingga tiba waktunya menopause.

Rentang siklus haid biasanya terjadi antara 22 sampai 36 hari, dan setiap wanita tidaklah sama. Menopause sendiri umumnya terjadi ketika seorang wanita telah memasuki usia 40 hingga 50 tahun.

Ketika masuk ke siklus haid, seorang wanita biasanya akan mengalami pendarahan yang keluar melalui vagina. Pendarahan tersebut terjadi kira-kira antara 2 hingga 7 hari dengan rata-rata volume darah yang dikeluarkan sebanyak 30-70 ml.

Namun ada pula beberapa di antara mereka yang mengeluarkan lebih banyak darah pada saat siklus haid berlangsung. Volume darah yang keluar saat haid pada hari pertama dan kedua merupakan volume terbanyak.

Haid yang biasanya terjadi pun bisa saja berubah, hal ini sangat bergantung pada kondisi fisik dan mental. Tak perlu khawatir, sebab perubahan tersebut bukan berarti menandakan adanya masalah pada kesehatan.

Walaupun demikian, tetap perlu waspada terhadap perubahan apa pun yang terjadi  terutama jika siklus haid terganggu atau bermasalah.

Saat menjelang hingga selama menstruasi berlangsung, rasa tidak nyaman pada area di sekitar perut dan punggung akan lebih sering dirasakan.

Jika rasa tidak nyaman tersebut dirasa sangat mengganggu, berikut beberapa cara untuk sedikit mengatasinya.

  1. Kompres perut dengan air atau handuk hangat untuk mengurasi rasa nyeri akibat kram perut.
  2. Lakukan olahraga kecil, misalnya bersepeda atau pun jalan kaki.
  3. Lakukan massage ringan di area perut bawah.
  4. Mengkonsumsi obat pereda rasa nyeri, seperti paracetamol misalnya.
  5. Terapkan gaya hidup sehat dan hentikan kebiasaan merokok.
  6. Melakukan teknik relaksasi, contohnya yoga dan meditasi.
  7. Hindari konsumsi minuman beralkohol dan yang mengandung kafein selama siklus haid berlangsung.

Pre Menstruation Syndrome (PMS)

Gejala pra menstrual syndrom

Gejala pra menstrual syndrom

Ketika seorang wanita memasuki siklus haid, kadar hormon di dalam tubuh akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut biasanya lebih sering terjadi sesaat sebelum siklus haid dimulai.

Jumlah hormon yang berubah sangat mungkin dapat berpengaruh pada kondisi fisik maupun emosional selama berhari-hari.  Tanda inilah yang kemudian disebut sebagai premenstruation syndrome atau yang populer disebut PMS.

Beberapa perubahan yang sering dirasakan baik pada fisik maupun emosi, di antaranya sebagai berikut.

  • Lelah, letih dan lesu.
  • Pusing atau sakit kepala.
  • Perut terasa kembung.
  • Bagian payudara menjadi lebih sensitif.
  • Berat badan naik.
  • Nyeri sendi serta otot.
  • Terjadi penumpukan cairan.
  • Mengalami diare atau bahkan susah BAB atau konstipasi.
  • Mudah muncul jerawat di wajah atau bagian tubuh lainnya.
  • Gampang marah dan depresi, atau suasana hati mudah berubah – ubah.
  • Sulit fokus,
  • Sulit tidur atau isomnia.
  • Nafsu makan berubah drastis.
  • Percaya diri menurun, hingga
  • Keinginan untuk bercinta pun juga menurun bahkan hilang.

Kelainan pada Menstruasi

Lamanya masa haid serta banyaknya volume darah yang keluar tidak sama antara satu wanita dengan yang lain.

Untuk itu disarankan untuk memperhatikannya lebih lanjut dengan mencatat setiap kejanggalan yang terjadi selama haid berlangsung.

Sebab jika ada yang tak biasa misalnya volume darah yang keluar menjadi berlebihan, tak seperti biasanya maka patut dicurigai ada sesuatu yang tidak beres.

Berbicara masalah haid, ada beberapa gangguan menstruasi yang umum dan sering menimbulkan masalah. Di antaranya sebagai berikut:

1. Menorrhagia

Volume darah haid yang keluar terasa sangat banyak disebut dengan menorrhagia. Berikut ini beberapa tandanya:

  1. Sering ganti pembalut setiap jam karena volume darah haid yang keluar terlalu banyak. Terkadang harus memakai dua pembalut sekaligus.
  2. Sering terbangun setiap malam hanya untuk mengganti pembalut yang selalu cepat penuh.
  3. Terlihat lelah dan bernafas pendek yang merupakan gejala anemia,
  4. Lamanya masa haid hingga lebih dari waktu yang seharusnya.
  5. Saat haid, tak hanya darah saja yang keluar tetapi juga gumpalan darah yang berukuran

Kelainan tersebut bisa terjadi karena berbagai macam faktor yang ada di dalam tubuh. Dari hormon yang tak seimbang hingga permasalahan fibroid yang berkembang di dalam rahim.

Untuk mendapatkan kepastian yang tepat, ada baiknya untuk memeriksakan diri pada dokter

2. Amenorea

Terkadang karena beberapa hal seorang wanita bisa saja tak mengalami haid  sama sekali, kondisi tersebu secara medis disebut dengan Amenorea.

Kondisi ini sangat mungkin dipengaruhi oleh adanya konsumsi obat-obatan tertentu atau pun kondisi lain yang bisa saja membahayakan.

Namun ada beberapa kondisi yang secara alami membuat seorang wanita berhenti haid, berikut di antaranya:

  • Hamil
  • Menyusui
  • Masuk masa menopause
  • Memiliki penyakit yang mengganggu sistem reproduksi
  • Konsumsi pil maupun menggunakan alat kontrasepsi
  • Stress hingga berat badan yang terlalu rendah

3. Dismenorea

Saat seorang wanita mengalami haid, terkadang akan muncul rasa sakit di sekitar area perut hingga punggung dan pinggang.

Hal ini umum terjadi pada setiap wanita yang sedang haid. Anda pun juga bisa meminum obar pereda rasa nyeri untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan.

Tetapi jika rasa sakit tersebut terasa tak tertahankan dan disertai dengan keluhan lain, maka segera periksakan ke dokter untuk mengetahui penyebab pastinya.

4. Oligomenorea

Jika biasanya siklus haid datang dalam rentang 22 hingga 36 hari, maka pada wanita dengan kondisi oligomenorea haid baru datang setelah 90 hari.

Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh banyak hal, misalnya saja sedang menggunakan KB baik suntik maupun pil, suka olah raga ekstrem dan berat, memiliki penyakit diabetes hingga pola makan yang terganggu.

Demikian informasi tentang haid (menstruasi) yang perlu diketahui oleh setiap wanita. Agar tak lagi merasa khawatir berlebihan jika haid tak kunjung datang. Juga menjadi lebih tanggap jika ada sesuatu yang tak wajar. Semoga bermanfaat.

Tags:

13 Comments

  1. v 17 February 2014
    • Pengensehat.com 19 February 2014
  2. vi 23 April 2014
  3. LUphy 24 January 2016
    • fitri 7 March 2016
    • lia 11 January 2017
  4. nurhasanah 10 March 2016
  5. kirana 7 April 2016
  6. putri 7 April 2016
  7. tiwi 11 April 2016
  8. nia 16 April 2016
  9. shintiya 12 June 2016
  10. Diana ria sirait 24 December 2016

Leave a Reply