Resiko seorang wanita mengidap kanker payudara mengalami peningkatan setiap tahunnya, dari satu per sembilan orang menjadi satu per delapan orang.
Demikian hasil penelitian yang dilakukan Cancer Research UK, sebuah Yayasan Kanker di Negara Inggris sebagaimana dikutip dari situs BBC News.
Angka-angka yang dikeluarkan oleh Cancer Research UK menunjukkan bahwa ada peningkatan sebanyak 3,5% wanita yang menderita kanker payudara dalam 10 tahun terakhir, dari 42.000 kasus pada tahun 1999 menjadi 47.700 kasus di tahun 2008.
Sementara itu, perempuan yang berusia diantara 50 sampai 69 berada dalam kategori yang mengalami peningkatan prosentase tertinggi, yaitu sebesar 6%.
Yayasan Kanker Inggris ini juga menunjukkan bahwa kanker payudara adalah kanker yang paling umum terjadi pada wanita. Sekitar 1/3 kasus kanker pada wanita adalah kanker payudara.
Jumlah tertinggi kedua adalah kanker usus dan kanker paru-paru. Hampir setengah dari kasus kanker payudara pada tahun 2008 (48%) adalah pada wanita berusia antara 50 dan 69. Sepertiga diderita oleh wanita berusia di atas 70, dan 19% pada wanita usia 25-49.
Mengapa hal tersebut bisa terjadi dan bagaimana cara mencegah kanker payudara sedini mungkin?
Daftar Isi:
Bagaimana Mendeteksi Kanker Payudara
Kanker payudara tidak hanya menyerang mereka yang berusia lanjut, tapi juga usia belia pun juga rentan terkena kanker payudara.
Maka dari itu, pemerintah menganjurkan kepada setiap wanita untuk melakukan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri). cara melakukan SADARI pun cukup mudah, yakni:
- Berdiri dengan posisi tegak di depan cermin dengan keduan tangan di pinggang. Lalu perhatikan bentuk, ukuran, dan warna payudara Anda. Perhatikan kelainan yang tidak biasa seperti kerutan, benjolan, lekukan, posisi puting yang tidak normal, atau struktur kulit yang tidak normal (merah, kasar, berkerut), atau bahkan nyeri.
- Angkat kedua lengan ke atas dengan tinggi dan perhatikan kembali apakah terdapat kelainan atau benjolan yang mencurigakan.
- Gunakan ujung jari Anda untuk menekan permukaan payudara secara perlahan dan rasakan apakah terdapat benjolan. Lakukan penekanan payudara dengan pola tertentu, seperti melingkar dari atas ke bawah, dari tengah ke samping hingga kea rah ketiak. Lakukan pada kedua payudara Anda.
- Lakukan pula gerakan pola diagonal untuk kembali memeriksa kelainan.
- Selanjutnya, peras atau pencet puting secara perlahan dan perhatikan apakah ada cairan yang keluar,baik itu cairan putih, kekuningan, atau bahkan darah.
Segera periksakan diri ke dokter jika setelah melakukan SADARI Anda menemukan kelainan pada payudara atau bahkan keluar cairan aneh.
Selain dengan cara SADARI, Anda juga dapat melakukan pemeriksaan SADANIS (pemeriksaan payudara oleh tenaga klinis atau medis) dengan cara sebagai berikut:
- Ultrasound
Disebut juga dengan USG, metode ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya benjolan pada payudara.
Jika ditemukan benjolan kecil, maka akan dilakukan Fine Needle Aspiration (FNA) untuk mengangkat kista tersebut, sedangkan jika ditemukan benjolan yang lebih besar, maka akan dilakukan pengangkatan payudara sebagian atau lumpectomy, dan pengangkatan payudara total atau mastectomy.
- Mammogram
Mammogram dilakukan untuk melihat apakah terdapat benjolan pada payudara atau tidak, tapi sayangnya pemeriksaan ini tidak dapat mendeteksi apakah benjolan tersebut kanker atau bukan.
Untuk mengetahui apaah benjolan itu ganas atau tidak, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Lakukan SADARI atau SADANIS secara teratur, minimal 1 kali dalam sebulan. Lakukan pemeriksaan ini setelah haid hari pertama karena saat itu hormon estrogen dan progesterone berada pada kadar yang rendah.
Lakukan secara teratur karena sel kanker payudara sangat mudah berkembang.
Kanker Payudara Juga Menyerang Kaum Pria
Perlu diketahui pula bahwa kanker payudara tidak hanya menyerang wanita yang telah menopause, tapi juga wanita di usia produktif yang sering mengkonsumsi alkohol, rokok, atau makanan tidak sehat lainnya.
Faktor keturunan atau genetik juga mempengaruhi pada resiko terkena kanker payudara.
Bukan hanya wanita saja yang perlu melakukan SADANI atau SADARI tapi juga pria, terutama pria dengan usia di atas 60 tahun.
Walaupun pria tidak memiliki kelenjar susu, tapi puting pada pria juga beresiko terkena sel kanker payudara.
Bahkan menurut studi yang diumumkan pada pertemuan American Society of Breast Surgeons, menunjukkan bahwa pria jauh lebih menderita dibanding wanita ketika terkena kanker payudara.
Harapan bertahan hidup mereka pun jauh lebih sedikit dibanding wanita, yakni dua tahun lebih cepat.
Berdasarkan data dari World Cancer Report, penderita kanker yang tinggal di negara maju lebih bertahan lama atau memiliki harapan hidup yang lebih besar ketimbang mereka yang hidup di negara berkembang.
Biasanya perbedaan ini mencapai lima tahun harapan hidup. Hal ini tidak terlepas dari kecepatan penanganan dan deteksi dini pada kenker payudara. Untuk itulah sangat dianjurkan rutin memeriksakan diri demi keselamatan diri sendiri.
Lakukan gaya hidup sehat dan konsumsi makanan sehat bergizi agar pertahanan tubuh pada penyakit lebih kuat. Olahraga rutin juga sangat membantu mencegah terkena kanker payudara.
Berdasarkan riset dari Leslie Bernstein, Ph.D., direktur dari Cancer Etiology di City of Hope, olahraga mampu menurunkan resiko terkena kanker payudara pada semua wanita.
Hal ini dapat dilakukan oleh semua wanita dengan berbagai bentuk tubuh apapun. Terutama bagi wanita bertubuh gemuk yang memiliki resiko terkena kanker payudara 1.5 kali lebih besar dibanding wanita bertubuh kurus.
Bila Anda memiliki bayi, menyusui juga dapat mengurangi resiko kanker payudara hingga 4.3%.
Gaya Hidup Sehat Kurangi Risiko Kanker
Penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh World Cancer Research Fund (WCRF) menunjukkan bahwa faktor gaya hidup dan sejarah dalam keluarga meningkatkan risiko seorang wanita mengidap kanker payudara.
Kanker payudara adalah ancaman bagi wanita perokok terutama ketika si wanita sudah memasuki usia di atas 50 tahun-an.
Berolahraga dan makan sehat dapat mengurangi risiko. Sara Hiom, Direktur Informasi Kesehatan di Cancer Research UK, mengatakan bahwa perubahan kecil dalam kebiasaan sehari-hari dapat membantu mengurangi resiko kanker.
“Berhenti mengkonsumsi alkohol atau menguranginya sampai dalam dosis terkecil, olahraga teratur dan diet makanan berserat tinggi tapi rendah lemak jenuh dapat membantu menjaga berat badan yang pada akhirnya mengurangi risiko kanker payudara,” ujar Sara Hiom
World Cancer Research Fund juga menunjukkan bahwa melakukan perubahan sederhana dalam gaya hidup bisa mencegah sekitar 79.000 kasus pada semua jenis kanker di negara Inggris setiap tahunnya. Dalam kasus kanker payudara, dapat dikurangi sampai dengan 42%.
Obesitas kemungkinan besar meningkatkan risiko terkena kanker karena kegemukan dapat meningkatkan kadar hormon estrogen dan insulin dalam tubuh. Tingginya kadar hormon ini diproduksi oleh jaringan lemak, penyebab utama terjadinya kanker.
Kelebihan lemak tubuh dapat mempengaruhi tubuh memproses lemak dan gula dan mengurangi fungsi sistem kekebalan tubuh.
Hampir dua dari setiap tiga wanita penderita kanker payudara dapat bertahan selama lebih dari 20 tahun dan lebih dari tiga-perempat wanita dengan kanker payudara bertahan selama paling sedikit 10 tahun karena memperbaiki gaya hidup menjadi lebih sehat.
Sara Hiom menghimbau para wanita untuk melakukan pengujian kanker payudara sedini mungkin. “Mammogram dapat mengetahui sebuah kanker payudara sejak dini bahkan sebelum gejala-gejalanya seperti benjolan bisa dirasakan. Dengan mengetahui sejak dini maka pengobatan dapat lebih mudah dilakukan,” ucap Sara Hiom.