Penyebab, Gejala dan Cara Mengobati Kanker Serviks

Bagi seorang wanita, kanker serviks merupakan sebuah mimpi buruk. Mendengar namanya saja, dapat membuat merinding seluruh badan.

Kanker serviks adalah kanker yang menyerang leher rahim, yaitu bagian yang menghubungkan rahim dengan vagina secara langsung. Itulah sebabnya kanker ini dikenal juga dengan sebutan kanker leher rahim.

Kanker leher rahim dapat menyerang wanita dari berbagai usia. Namun, wanita yang aktif secara seksual memiliki risiko yang lebih besar terserang dibanding dengan wanita lain yang memiliki aktivitas seks aman.

Gejala kanker serviks yang paling umum terjadi adalah pendarahan pada vagina. Pendarahan ini tidak terkait dengan menstruasi ataupun setelah masa menopause.

Pendarahan biasanya terjadi setelah melakukan persenggamaan. Tapi meski demikian, bukan berarti setiap pendarahan setelah bercinta merupakan gejala dari kanker serviks. Dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter untuk mengetahuinya secara pasti.

Di bawah ini akan dijelaskan secara singkat penyebab, gejala, pengobatan dan bagaimana mencegah terjadinya kanker serviks.

Penyebab Kanker Serviks

Penyebab utama dari kanker serviks adalah virus HPV atau human papilormavirus. Banyak sekali jenis dari virus HPV ini, sebagian besarnya memang tidak berbahaya, tetapi beberapa jenis HPV dapat mengganggu sel-sel leher rahim untuk dapat berfungsi dengan baik sehingga memicu terjadinya kanker serviks.

HPV biasa ditularkan lewat hubungan seksual. HPV 16 dan HPV 18 dikenal sebagai virus yang berbahaya. Sekira 70% kasus kanker serviks yang ada disebabkan oleh kedua virus tersebut. (Baca: Hati-Hati, 10 Makanan Ini Menyebabkan Kanker Serviks)

Wanita yang terinfeksi virus ini umumnya tidak menyadarinya karena tidak menunjukkan tanda-tanda dan gejala tertentu. Infeksi oleh HPV dapat dengan mudah terjadi, tetapi tidak semuanya berakhir dengan kanker leher rahim.

Kebanyakan orang dewasa terinfeksi kuman HPV pada suatu waktu. Infeksi biasanya hilang dengan sendirinya. Tapi terkadang dalam benerapa kasus, virus tersebut dapat memicu terjadnya kutil kelamin atau bahkan menyebabkan kanker leher rahim.

Gejala Kanker Serviks

Pemeriksaan kanker serviks pada wanita

Pemeriksaan kanker serviks pada wanita

Gejala kanker serviks sering kali tidak terlihat secara jelas. Penderita yang didiagnosa mengalami kanker leher rahim biasanya juga sudah memasuki stadium akhir. Untuk dapat mendeteksi adanya gejala dari kanker serviks, penting sekali untuk melakukan pap smear secara rutin.

Gejala-gejala kanker serviks yang umum dialami oleh seorang wanita, diantaranya adalah:

  • Terjadi pendarahan pada vagina setelah melakukan hubungan seksual. Pendarahan ini di luar masa menstruasi dan setelah masa menopause
  • Cairan berbau aneh yang keluar dari vagina. Biasanya berwarna pucat, merah muda, cokelat, atau mengandung darah.
  • Sakit dan nyeri ketika sedang melakukan hubungan intim
  • Perubahan siklus menstruasi secara mendadak tanpa ada sebab yang jelas.

Pada penderita kanker serviks stadium akhir, gejala yang dapat terlihat adalah:

  • Adanya darah pada urine (Hematuria)
  • Kesulitan saat buang air
  • Perubahan pada kebiasaan buang air besar dan buang air kecil
  • Berat badan yang menurun
  • Bengkak pada salah satu kaki
  • Tulang-tulang yang mulai nyeri
  • Selera makan yang mulai menghilang
  • Sakit pada perut dan panggul
  • Hidronefrosis atau nyeri pada punggung dan pinggang

Segera hubungi dokter jika kebetulan mengalami gejala-gejala seperti di atas. Pemeriksaan oleh dokter ahli dapat mendeteksi apakah memang ada sel kanker yang berkembang di tubuh atau tidak.

Pengobatan Pada Penderita Kanker Serviks

Letak serviks (leher rahim)

Letak serviks (leher rahim)

Jika kanker serviks didiagnosis pada tahap awal, pengobatan yang umum dilakukan adalah operasi. Dalam beberapa kasus rahim perlu diangkat. Prosedur pembedahan yang digunakan untuk mengeluarkan rahim disebut histerektomi.

Radioterapi merupakan alternatif pembedahan untuk beberapa wanita dengan kanker serviks stadium awal. Dalam beberapa kejadian, radioterapi  digunakan bersamaan dengan operasi.

Kasus kanker serviks stadium akhir biasanya diobati dengan menggunakan kombinasi antara kemoterapi dan radioterapi. Beberapa perawatan yang digunakan kemungkinan menimbulkan efek samping yang signifikan dan lama, termasuk menopause dini dan infertilitas.

Tim dokter ahli biasanya akan berdiskusi dengan pasien dan keluarganya tentang metode pengobatan yang tepat dan tidak membahayakan bagi pasien. Adapun rangkaian proses pengobatan bagi pasien penderita kanker leher rahim biasanya terdiri dari:

  • Biopsi kerucut untuk mengangkat jaringan yang tidak normal.
  • Terapi laser untuk membakar sel-sel yang tidak normal.
  • Pemotongan sel-sel abnormal dengan menggunakan kawat tipis dan arus listrik.
  • Operasi pengangkatan yang terdiri dari 3 jenis operasi, yaitu operasi radical trachelectomy, operasi pengangkatan rahim, dan operasi besar pelvic exenteration.
  • Radioterapi, dan
  • Kemoterapi.

Penderita mungkin menjalani satu atau beberapa jenis perawatan, tergantung pada seberapa banyak sel kanker telah tumbuh di dalam tubuh dan sejauh mana kanker tersebut telah bermetastase.

Banyak wanita yang hidup dengan kanker leher rahim mengalami komplikasi penyakit lain, sebagai akibat langsung dari kanker atau sebagai efek samping dari jenis pengobatan yang dilakukan.

Adapan komplikasi yang terkait dengan kanker adalah pendarahan ringan pada vagina atau sering buang air kecil, hingga mengancam nyawa, seperti perdarahan hebat atau gagal ginjal.

Penderita juga bisa mengkombinasikan pengobatan medis dengan cara menggunakan obat tradisional untuk menyembuhkan kanker serviks yang diderita.

Bagaimana Mencegah Kanker Serviks Terjadi

Untuk mencegah kanker serviks sebenarnya cukup mudah. Pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan hubungan seks yang aman, setia pada pasangan, rutin melakukan screening pada leher rahim, melakukan vaksinasi, dan tidak merokok.

Risiko Anda terkena infeksi HPV meningkat seiring dengan aktivitas seksual yang anda lakukan, semakin dini usia anda berhubungan intim, semakin besar risiko teirnfeksi HPV, apalagi jika memiliki parner seks lebih dari satu orang.

Meskipun terbilang rendah, wanita yang hanya memiliki satu pasangan seksual juga dapat terinfeksi virus HPV.

Menggunakan kondom saat berhubungan seks mungkin saja melindungi tubuh dari HPV, tapi kondom tidak selalu dapat mencegah terjadinya infeksi, karena virus HPV juga bisa menyebar melalui kontak kulit-ke-kulit dari area genital yang lebih luas.

Program vaksinasi kanker leher rahim NHS menggunakan vaksin yang disebut Gardasil. Gardasil melindungi tubuh dari empat jenis HPV, termasuk dua strain yang bertanggung jawab atas lebih dari 70% kanker serviks di Inggris yaitu HPV16 dan HPV 18. Vaksinasi Gardasil juga mencegah kutil kelamin.

Agar dapat mengenal lebih jauh tentang kanker leher rahim, sebaiknya hubungi rumah sakit atau organisasi yang mengurusi seputar kanker. Jika timbul gejala kanker serviks, segera periksakan diri ke dokter untuk dapat dengan cepat ditangani.

Demikian informasi singkat mengenai gejala kanker serviks, apa saja penyebabnya dan bagaimana cara mengobatinya, semoga bermanfaat.

Tags:

Leave a Reply