Hampir tidak ada pria di dunia ini yang tidak mengenal Viagra. Sayangnya hanya sedikit pria yang tahu bahaya viagra, terutama jika dicampur dengan pil lain seperti ekstasy.
Pil biru ini memang berhasil membangkitkan kembali semangat muda para pria lanjut usia yang masih memiliki keinginan seksual tapi tidak lagi memiliki kemampuan ereksi yang cukup.
Viagra adalah obat disfungsi ereksi yang dapat membuat penis ereksi dengan keras. Viagra termasuk golongan obat keras sehingga hanya bisa digunakan dengan resep dokter. Penggunaan secara bebas dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan.
Salah satu bahaya viagra yang jarang diketahui orang adalah timbulnya kesalahpahaman diantara pemakai. Dengan banyaknya promosi mengenai kehebatan pil biru ini, membuat banyak pria yang menggunakannya sebagai obat untuk bersenang-senang, meskipun tidak mengidap impotensi.
Padahal sejatinya viagra adalah obat untuk pria yang mengalami disfungsi ereksi, bukannya obat kuat untuk pria normal. Penyalahgunaan ini meningkatkan risiko semakin banyaknya orang yang tertular Penyakit Menular Seksual seperti Gonore dan bahkan HIV.
Bahaya Viagra
Viagra adalah obat disfungsi ereksi yang paling banyak diresepkan oleh dokter kepada para pria yang mengalami masalah ereksi. Saking banyaknya yang tertolong dengan pil biru ini sehingga orang-orang pun menyebutnya sebagai pil ajaib.
Sayangnya kepopuleran viagra yang diciptakan untuk mengobati disfungsi ereksi justru sering disalahgunakan terutama oleh para pria yang masih muda.
Salah satu bahaya viagra adalah menimbulkan ketagihan diantara para pemakainya. Banyak pengguna viagra sebenarnya tidak memiliki keluhan apapun perihal ereksi mereka.
Mereka menggunakan viagra hanya karena mereka ingin mendapatkan seks yang lebih lama dari biasanya.
Baca juga:
Tertarik memiliki penis yang bisa ereksi meskipun telah mengalami ejakulasi, membuat banyak pria mengonsumsi viagra dengan harapan bisa bercinta selama berjam-jam dengan penis yang ereksi terus menerus.
Padahal viagra adalah obat disfungsi ereksi dan bukan obat kuat yang bebas digunakan kapan saja.
Parahnya lagi, para pria muda pengguna viagra ini biasanya mencampur ekstasi dan viagra sekaligus dan menyebutnya sebagai pil sextasy karena efeknya yang luar biasa, dan mampu membawa mereka ke tingkat orgasme yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya.
Efek pil extasy yang mampu membuat pikiran melayang-layang dan membuat tubuh seakan memiliki energi yang sangat banyak, ditambah pil viagra yang mampu membuat penis mengalami ereksi selama berjam-jam akan menciptakan efek bercinta yang luar biasa.
Para ahli medis terutama bidang kesehatan seksual sangat yakin bahwa penggunaan pil ekstasy yang dicampur viagra akan meningkatkan kemungkinan serangan jantung yang parah dan potensi yang sangat besar terhadap Penyakit Menular Seksual (PMS).
Mencampur Viagra dan Ekstasy Menyebabkan Perilaku Seks Berisiko
Menurut Laura Berman, seorang terapis seks, bahaya viagra semakin besar jika dicampur dengan ekstasy.
Efek utama campuran viagra-ekstasy ini terletak pada sifat dis-inhibitor ekstasy yang membuat orang berani melakukan perilaku seks yang berisiko.
Jika viagra mampu membuat ereksi penis sangat keras, maka efek ekstasy adalah membuat penikmat lupa tentang segala hal menyangkut seks yang aman.
Hal ini membuat mereka memiliki risiko yang sangat besar tertular penyakit seksual yang serius seperti HIV, sifilis, herpes, gonore dan lain-lain.
Laura juga menyebutkan bahwa kelompok risiko tersebut sebagian besar berasal dari kaum pria, baik dari kalangan homoseksual maupun heteroseksual.
Kebanyakan pengguna pil sextasy ini adalah pria muda yang melakukan pesta seks (orgy) atau seks berganti-ganti pasangan. Menggunakan pil tersebut membuat mereka memiliki energi yang sangat besar dan ereksi yang bertahan lama.
Pusat Pengendali Pencegahan HIV juga menunjukkan keprihatinan mereka terhadap penggunaan ekstasy yang semakin meningkat di kalangan remaja pria dan cenderung melupakan bahaya viagra bagi kesehatan.
LSM ini menerbitkan hasil penelitian yang menyebutkan bahwa campuran viagra dan obat-obatan seperti ekstasi, ketamin, emfetamin, GHB dan popper sangat berbahaya bagi kesehatan pengguna.
Sebuah penelitian terbaru dilakukan oleh ahli epidemiologi San Fransisco, Andrea Kim yang mengungkapkan fakta bahwa 30% pria gay yang diamati di klinik penyakit menular seksual mengaku sering menggunakan viagra yang dicampur dengan pil-pil lain semacam ekstasy.
Munculnya obat-obatan bagi penderita AIDS akhir-akhir ini juga menyebabkan banyak orang yang tidak lagi menggunakan kondom ketika berhubungan seks.
Dan semakin berbahaya lagi dengan munculnya kecendrungan mengonsumsi viagra yang dicampur ekstasy sebelum bercinta.
Alasan mengapa anak-anak muda ini mengkonsumsi viagra sangat sederhana. Sebelum bercinta pada umumnya mereka melakukan pesta obat-obatan seperti ekstasy, dan efek samping ekstasy adalah membuat ereksi mereka melemah yang tentu saja dapat dengan mudah disembuhkan dengan sebutir pil viagra.
Pil kesenangan ditambah pil penguat ereksi adalah campuran yang sangat sempurna, sayangnya jenis campuran ini justru menimbulkan efek samping yang berbahaya.
Selain risiko penyakit menular seksual yang mengancam, juga ada potensi kerusakan anatomi penis yang ereksi terus menerus, dan juga dapat memicu kerusakan otak karena efek ekstasy yang berbahaya.
begitulah efeksamping dri obat yg dijual bebas dan juga ketidak mampuan utk mengontrol diri sendiri,juga sikap utk menyombongkan kemampuan seks terhadap teman ataupun lawan jenis.
sepuluh thn yg akan datang pasti mereka memyesali mengapa menggunakan obat2an tersebut.