Cara Mengobati Disfungsi Ereksi

Disfungsi ereksi adalah gangguan seksual dimana penis tidak bisa ereksi dengan keras. Gangguan ini bisa terjadi kapan saja sehingga upaya untuk mengobati disfungsi ereksi harus dilakukan secepat mungkin.

Pada umumnya disfungsi ereksi berlangsung sementara saja tapi dalam kasus dimana disfungsi terjadi karena adanya masalah kesehatan maka disfungsi ereksi bisa dialami seumur hidup terutama bila penyebabnya tidak segera diobati.

Penyebab gangguan ereksi bermacam-macam tergantung kategorinya, ada yang ringan seperti stres, terlalu lelah, kurang tidur dan lain-lain.

Sesudah istirahat dan perasaan segar kembali maka ereksi akan kembali normal. Biasanya disfungsi ereksi kategori ringan seperti ini bisa diobati menggunakan ramuan dan resep-resep tradisional.

Syarat agar penis bisa ereksi dengan keras adalah darah mengalir lancar dari dan menuju penis. Dan agar itu terjadi, perlu ada koordinasi yang tepat antara sistem syaraf, hormon, dan organ tubuh lainnya.

Kelelahan, stres atau kurang tidur akan menghambat kinerja hormon dan aliran darah menuju penis, akibatnya ereksi tidak terjadi.

Demikian juga penyakit-penyakit seperti flu, diare, demam dan lain-lain. Keadaan-keadaan seperti itu akan menyebabkan kualitas ereksi menurun.

Saat sedang sakit, sistem tubuh akan menghemat energi, itulah sebabnya gairah seks menjadi rendah.

Karena gairah rendah maka meskipun ada stimulasi seksual seperti melihat wanita berpakaian seksi, stimulasi tersebut tidak akan dilanjutkan ke saraf hipotalamus, tidak ada aliran darah menuju penis, akibatnya ereksi tidak terjadi.

Setelah gangguan-gangguan tersebut diatasi atau mendapat pengobatan sampai sembuh maka fungsi ereksi akan normal kembali. Artinya, mengobati disfungsi ereksi berarti mengobati segala penyebab yang mengakibatkan fungsi ereksi penis menurun.

Ereksi Bisa Terganggu Suatu Waktu

Mengobati disfungsi ereksi

Mengobati disfungsi ereksi harus dilakukan dengan cepat.

Mengobati disfungsi ereksi perlu menjadi prioritas utama mereka-mereka yang telah beberapa kali mengalami gagal ereksi. Dampak psikologis disfungsi ereksi sangat besar dan bisa menjadi penyebab sekunder gangguan ereksi berikutnya.

Menurut Mayo clinic, disfungsi ereksi bisa terjadi akibat faktor psikologis, tetapi umumnya faktor ini hanya mempengaruhi pria remaja berusia muda.

Pria berusia di atas 40 tahun mengalami disfungsi ereksi karena faktor kesehatan fisik dan psikologis, tetapi penyebab psikologisnya adalah faktor sekunder dari penyebab fisik yang diderita.

Sebagian pria yang pernah gagal ereksi akan ketakutan dan cemas saat melakukan hubungan seks dengan istri. Apakah akan gagal lagi? karena berpikir gagal maka kemungkinan besar ereksinya memang akan gagal.

Kemudian muncul pikiran negatif kedua ketiga dan seterusnya, takut istri selingkuh, jadi minder dan cepat marah.

Akibatnya, disfungsi ereksi bukan lagi sekedar gangguan seksual melainkan sudah menjadi masalah keluarga. Dari statistik diketahui bahwa persolan seks adalah penyebab nomor dua perceraian setelah masalah ekonomi.

Kebanyakan pria terlambat mengobati disfungsi ereksi yang diderita, alasannya karena malu ke dokter atau terapis seksual. Dan karena tidak diobati maka gangguan yang mulanya kecil akhirnya menjadi besar dan semakin sulit disembuhkan.

Beberapa pria yang melakukan tindakan cepat dengan berobat ke dokter begitu mendapat masalah ereksi akhirnya bisa sembuh dan hubungan dengan istri akan kembali normal.

Beberapa pria lain baru berobat ke dokter setelah didesak oleh istri yang mengancam cerai atau selingkuh dengan pria lain. Semakin cepat mengobati gangguan ereksi maka semakin cepat pula fungsi ereksi kembali normal.

Cara Mengobati Disfungsi Ereksi

Sesungguhnya masalah ereksi adalah masalah umum yang biasa terjadi pada kaum pria, semakin bertambah usia semakin besar kemungkinan dirinya mengidap disfungsi ereksi, meskipun gangguan ini bukan bagian dari proses penuaan.

Hampir semua pria pasti pernah mengalami ereksi lemah sehingga gagal koitus dan langkah paling bijaksana yang sebaiknya dilakukan dalam situasi tersebut adalah dengan mengobati disfungsi ereksi yang diderita.

Penis adalah bagian tubuh yang tidak memiliki tulang, dia hanya bisa mengeras jika terisi penuh dengan darah. Masalahnya terdapat beberapa kondisi dimana darah tidak bisa mengalir lancar menuju penis. Kondisinya bisa fisik dan psikis, atau bahkan kombinasi keduanya.

Saat mengobati disfungsi ereksi, yang menjadi tujuan dari pengobatan adalah ereksi penis. Berdasarkan tujuan dari pengobatan tersebut, maka sasaran utama pengobatan disfungsi ereksi adalah untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas ereksi saat sedang berhubungan intim.

  • Kualitas ereksi adalah kemampuan untuk mendapatkan dan menjaga ereksi.
  • Kuantitas ereksi adalah ukuran lamanya ereksi saat sedang bercinta.

Sebelum mendapatkan pengobatan yang tepat, khususnya terapi yang dipilihkan oleh dokter, perlu diketahui penyebab atau faktor resiko pada penderita disfungsi ereksi.

Kapan Harus Ke Dokter?

Gagal ereksi bisa terjadi kapan saja tergantung kondisi fisik dan psikis, setelah penyebab teratasi maka ereksi akan kembali normal.

Bila gagal ereksi terjadi terus menerus dan konsisten maka itu adalah pertanda penderita perlu ke dokter untuk memeriksakan diri dan mengobati penyebabnya.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mensyaratkan tiga bulan berturut-turut penis gagal ereksi sebagai kondisi disfungsi ereksi.

Menurut Dr. Naek L Tobing, penderita perlu sesegera mungkin mengobati disfungsi ereksi yang diderita dan tidak perlu menunggu waktu 3 bulan seperti yang disebut badan dunia WHO.

Menunda pengobatan akan menyebabkan penyakit bertambah parah karena sebagian penyakit kronis tidak memperlihatkan gejala di luar tetapi semakin buruk di dalam tubuh.

Penyebab lain yang mungkin terjadi adalah sedang stres berat atau menghadapi konflik serius dengan istri, hal-hal tersebut akan menghambat produksi hormon-hormon seks, menghilangkan gairah seks dan mempengaruhi kualitas ereksi.

Hal-hal psikis seperti ini perlu ditangani dengan cepat, dokter mungkin akan memberi obat penenang dan terapi untuk mengurangi efek yang ditimbulkan.

Bagaimana Mengobati Disfungsi Ereksi

Pengobatan disfungsi ereksi ada dua yaitu penanganan tanpa obat dan terapi dengan obat. Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai bagaimana mengobati disfungsi ereksi:

  1. Penanganan Tanpa Obat (Non-Farmakologis)

Dalam menjalani pengobatan disfungsi ereksi, para penderitanya pertama kali harus memperbaiki pola hidup menjadi sehat. Beberapa cara dalam menerapkan pola hidup sehat antara lain :

  1. Menu makanan sehat
  2. Olahraga (Aktivitas jasmani yang seinbang dengan jumlah kalor yang masuk dari makanan)
  3. Kurangi hingga dapat hentikan merokok atau meminum alkohol
  4. Menjaga kadar kolesterol dalam tubuh
  5. Mengurangi berat badan hingga normal, dan
  6. Menjauhi stres atau pikiran negatif yang membebani diri

Poin terakhir, yakni manajemen stress maupun gangguan psikologis lainnya, sangat penting untuk segera dilakukan, apalagi bagi para penderita disfungsi ereksi berusia muda.

Sebagaimana telah disebutkan bahwa berbagai gangguan psikologi bisa menyebabkan seseorang mengalami disfungsi ereksi.

Selain itu, dengan perbaikan pola hidup ke arah yang lebih sehat, penderita disfungsi ereksi cepat atau lambat akan mengalami peningkatan kepuasan ereksi maka mereka tidak perlu menggunakan obat atau vakum ereksi.

  1. Terapi dengan Obat-obatan (Farmakologis)

Ada beragam obat-obatan yang dapat diberikan untuk mengobati disfungsi ereksi yang diderita. Berbagai golongan obat yang kerap digunakan dalan pengobatan disfungsi ereksi antara lain :

  1. Phosphodiesterase inhibitor5 seperti sildenafil, tadalafil dan vardenafil
  2. Alprostadil yang dimasukkan ke dalam tubuh dengan cara disuntikkan langsung ke penis
  3. Papaverine
  4. Trazodone
  5. Testosteron replacing hormone (caranya yaitu dengan melakukan penambahan homon testosteron)

Jenis Obat Disfungsi Ereksi

Dari beragam pilihan obat disfungsi ereksi yang tersedia, Sidenafil senantiasa menjadi pilihan utama dalam mengobati disfungsi ereksi secara farmakologis.

Sidenafil ini sangat dikenal oleh banyak masyarakat awam di seluruh dunia dengan nama “Viagra”. Tentunya Sidenafil juga mendominasi berbagai persediaan obat kuat yang dijual bebas di pasaran, baik secara legal maupun tidak.

Karena telah menyinggung Sidenafil sebagai obat disfungsi ereksi, mari kita bahas sedikit mengenal obat yang satu ini.

Sildenafil bukan merupakan zat perangsang dan juga tidak meningkatkan nafsu seksual, namun obat ini memang baru mulai bekerja tatkala ada stimulasi seksual.

Pada umumnya sildenafil atau viagra mulai bekerja satu jam setelah dikonsumsi, setelah itu ereksi hanya akan muncul apabila ada rangsangan seksual.

Dosis yang tersedia saat ini adalah 25 – 100 mg. Jika dibutuhkan dosis dapat ditambah 25 mg dan maksimal dosis 100 mg/hari.

Sildenafil hanya dapat digunakan satu kali dalam sehari (dosis maksimal 100mg per hari) dan berefek maksimal jika digunakan dalam kedaan perut kosong.

Selain pengecualian di atas, ada juga kondisi tertentu sebagai kontra indikasi alias pemberian sildenafil dilarang. Kontraindikasi pemberian sidenafil lainnya, yaitu:

  • Pasien yang mendapat obat nitrat karena dapat meningkatkan efek penurunan tekanan darah dari nitrat sehingga tekanan darah menjadi sangat rendah.
  • Pasien dengan terapi simetidin

Penderita disfungsi ereksi dengan berbagai pengecualian di atas tidak disarankan atau dilarang mengonsumsi Sidenafil karena risiko munculnya efek samping obat ini kian besar.

Oleh karena itu, munculnya efek samping justru malah menambah masalah baru bagi penderita disfungsu ereksi. Walaupun memang, efek samping viagra terbilang jarang sekali muncul.

Dalam 20 tahun terakhir ini, pengetahuan kita tentang fungsi tubuh yang satu ini sudah sangat meningkat, penyebabnya sudah diidentifikasi dan begitu pula pengobatannya sudah diproduksi secara massal.

Hampir tidak ada lagi gangguan disfungsi ereksi yang tidak diketahui akar masalahnya. Satu-satunya yang dibutuhkan adalah kemauan penderita ke dokter untuk mengobati disfungsi ereksinya.

Solusi untuk para penderita disfungsi ereksi sudah sangat banyak, dokter akan mengobati pasien disfungsi ereksi berdasarkan gejala dan kondisi fisik pasien.

Pada umumnya dokter akan meresepkan pil viagra dosis rendah untuk mengobati masalah ereksi penderita, atau memberi suntikan untuk memperlebar pembuluh darah penis, dan jika dibutuhkan maka tindakan implantasi atau operasi bisa dilakukan.

Mengobati disfungsi ereksi adalah hal yang memungkinkan, apakah itu penyebabnya karena masalah psikis atau karena kesehatan, disfungsi ereksi tetap bisa diobati.

Jika disfungsi ereksi yang diderita terjadi dalam kurun waktu 1-3 bulan dan tanpa adanya penyakit pernyerta maka hampir semua gangguan disfungsi tersebut bisa cepat disembuhkan oleh dokter, yang paling penting adalah penderita harus cepat berobat ke dokter.

Demikian informasi singkat beberapa tips cara mengobati disfungsi ereksi atau impotensi melalui web sehatki.com. Tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya selain penderita malas berusaha, semoga artikel ini bermanfaat.

One Response

  1. agay 6 May 2013

Leave a Reply