Banyak istri yang mengeluhkan bahwa suaminya mengalami ejakulasi dini sehingga tidak kunjung hamil. Beberapa yang lain mengeluh sperma atau air mani suami encer sehingga sulit hamil.
Dalam masyarakat masih banyak beredar informasi yang salah seputar ejakulasi dini dan kehamilan. Mereka berpendapat bahwa pria yang mengalami gangguan seksual seperti ejakulasi dini berarti juga mengalami kemandulan, tidak subur bahkan tidak bisa memiliki anak.
Padahal sebenarnya tidak ada hubungan antara ejakulasi dini dengan kehamilan. Pria yang terlalu cepat selesai saat berhubungan seks tidak berarti pria tersebut tidak subur, sebab kesuburan tergantung dengan kualitas sperma, bukan cepat tidaknya sperma keluar dari alat vital.
Ejakulasi, baik itu cepat ataupun normal, tidak dapat dijadikan indikator bahwa pria tersebut mengalami gangguan kesuburan. Untuk mengetahui apakah pria subur atau tidak perlu dilakukan pemeriksaan yang lebih intensif di laboratorium kesuburan.
Ada juga dalam masyarakat pendapat yang menghubungkan ejakulasi dini dengan sperma encer. Padahal dalam ilmu medis tidak ada istilah sperma encer ataupun sperma kental.
Sperma adalah sel yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Apa yang orang anggap sebagai encer atau kental adalah air mani atau semen, dan itu tidak berhubungan dengan kesuburan pria. Fungsi air mani atau semen hanya sebagai media transportasi untuk mengantarkan sperma menuju sel telur wanita.
Tidak ada kaitan langsung antara ejakulasi dini dengan kesuburan. “Cepat keluar” ataupun sperma encer adalah istilah pemasaran dari berbagai produk kesehatan seksual yang banyak dijual di pasaran. Propaganda yang intens dapat menimbulkan kesalahan dalam masyarakar sehingga dapat merugikan konsumen.
Untuk itu kita harus bersikap kritis ketika melakukan pengobatan ejakulasi dini dengan menggunakan obat-obatan. Saat ini ada banyak obat yang dijual dan disebut dapat menyembuhkan ejakulasi dini.
Jika obat tersebut adalah rekomendasi para dokter, tentu saja bisa diterima, tapi jika sebaliknya, Anda hanya akan membuang-buang waktu dan uang dengan percuma.
Mengetahui Tingkat Kesuburan
Ejakulasi dini adalah keluarnya air mani yang terlalu cepat sehingga membuat pria dan pasangannya tidak puas. Tapi meski terlalu cepat keluar, bukan berarti sperma yang dihasilkan tidak berkualitas, bukan berarti pria tersebut tidak subur. Ejakulasi dini tidak ada hubungannya dengan gangguan infertilitas atau kesuburan.
Begitu pula sebaliknya, pria yang memiliki kemampuan seks luar biasa dan bisa bercinta berjam-jam di ranjang, bisa saja memiliki kualitas sperma yang tidak baik atau tidak cukup banyak, sehingga tidak bisa membuahi sel telur, akibatnya tentu kehamilan tidak bisa terjadi.
Jadi, penderita ejakulasi dini tidak otomatis menjadi pria mandul, sebab keduanya adalah hal yang berbeda. Pria dikatakan subur jika menghasilkan sperma yang berkualitas dan sehat, dan cukup untuk membuahi sel telur.
Agar Anda lebih tahu secara pasti apakah mengalami masalah infertilitas ataukah tidak. Maka Anda perlu memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan memeriksa sperma Anda dengan teliti, dan juga memeriksa hal-hal lain yang terkait dengan tingkat kesuburan seperti pola hidup sehat hingga riwayat penyakit.
Setelah itu baru Anda baru mengetahui apakah Anda subur atau mandul, sekaligus dokter akan menjelaskan apa-apa yang musti Anda lakukan untuk meningkatkan kesuburan. Dokter tidak akan meresepkan kepada Anda obat kuat jika Anda mengalami kemandulan.
Pada sisi lain, Anda juga dapat memeriksakan ejakulasi dini yang Anda derita kepada dokter. Atau melakukan beberapa terapi seks dengan bantuan istri, dengan ini diharapkan Anda mendapatkan penanganan yang benar mengenai ejakulasi dini, dan tidak sembarangan menggunakan obat-obatan.
Anda tidak perlu khawatir tidak memiliki anak jika mengalami ejakulasi dini. Alasannya, karena ejakulasi dini dan kesuburan adalah dua hal yang berbeda. Yang satu gangguan seks sementara yang satu lagi adalah gangguan reproduksi. Karena berbeda maka penanganannya pun berbeda, dan bisa jadi dokter yang menangani pun punya keahlian yang berbeda.
Agar kehamilan bisa terjadi, baik suami maupun istri harus memiliki kesehatan reproduksi yang baik dan juga melakukan hubungan seksual di masa subur istri. Dengan demikian kemungkinan untuk terjadinya kehamilan menjadi lebih besar. Oleh karena itu jika terjadi infertilitas, sebaiknya Anda dan pasangan memeriksakan diri secara intensif ke dokter.