Proses terjadinya ereksi pada penis melalui mekanisme yang rumit dan melibatkan banyak sistem dan organ dalam tubuh.
Agar proses ereksi tersebut terjadi dengan benar maka organ dan sistem tubuh haruslah dalam kondisi yang baik. Jika kondisi tubuh tidak sehat maka besar kemungkinan ereksi tidak tercapai dan penis akan mengalami gagal ereksi.
Tujuan dari ereksi adalah untuk memudahkan terjadinya penetrasi saat berhubungan seksual. Gagal ereksi dapat menyebabkan hubungan seks batal dilakukan dan dapat mengganggu keharmonisan rumah tangga.
Salah satu kebutuhan biologis bagi seorang pria adalah memuaskan hasrat seksualnya. Untuk bisa memenuhi kebutuhan tersebut tentunya diperlukan hubungan seksual yang mampu memuaskan satu sama lain.
Hubungan seksual yang memuaskan dapat terjadi jika penis dapat ereksi. Dengan penis yang ereksi, barulah bisa terjadi penetrasi, yakni masuknya penis ke dalam vagina. Lalu bagaimana sebenarnya proses ereksi pada penis?
Sebelum kita mengetahui bagaimana proses terjadinya ereksi, ada baiknya jika kita mengenal terlebih dahulu mengenai anatomi penis yang berfungsi pada ereksi. Adapun anatomi penis yang terdiri dari 3 bagian adalah sebagai berikut:
- Corpora cavernosa: Merupakan dua jaringan yang berbentuk silinder. Jaringan ini membentang di sepanjang penis dan berbentuk seperti spons yang mampu menghisap darah.
- Tunica: Merupakan selubung luar yang mengeliling corpora
- Corpus spongeosum: Merupakan silinder yang berada di antara dua corpora. Pada spongeosum inilah terdapat uretra yang mengalirkan urine keluar.
Mekanisme ereksi dimulai dari stimulasi atau rangsangan seksual yang diberikan oleh pasangan. Rangsangan seksual dapat berupa sentuhan di beberapa titik tertentu pada tubuh atau berupa rangsangan mental dari suara atau visual.
Ketika rangsangan diterima oleh saraf pada bagian tubuh yang disentuh, maka dengan segera rangsangan tersebut disampaikan ke otak. Lalu otak akan mengolah informasi rangsangan tersebut dan mengenalinya sebagai rangsangan seksual.
Otak akan mengirim pesan pada saraf di penis untuk membiarkan pembuluh darah menjadi rileks dan melebar agar aliran darah dapat masuk dengan bebas menuju penis.
Darah yang masukĀ ke dalam penis akan memenuhi penis dan menyebabkan penis menjadi tegang dan keras. Ketika penis telah menjadi keras dan tegang inilah disebut ereksi.
Pembuluh darah balik akan bekerja dengen menghambat darah keluar dari penis sehingga ereksi dapat bertahan lama. Proses terjadinya ereksi dimulai dari rangsangan seksual hingga penis menjadi keras ini disebut dengan tusmescensi.

Proses terjadinya ereksi penis
Berikut adalah tahapan proses ereksi normal yang terjadi pada penis pria:
- Terdapat rangsangan atau stimulasi seksual baik secara fisik maupun mental. Rangsangan secara fisik dapat berupa sentuhan, sedangakn rangsangan secara mental berupa suara, kenangan, atau visual.
- Rangsangan seksual yang dikirim ke bagian otak yang disebut nukleus para-ventrikel akan diolah untuk diteruskan.
- Rangsangan seksual yang telah diolah akan dikirimkan melalui saraf otonom khusus di sumsum tulang belakang, saraf panggul, dan saraf luas yang berada di panggul dan kelenjar prostat untuk mencapai corpora cavernosa dan arteri yang akan dipenuhi dengan darah.
- Otot pada corpora cavernosa akan segera rileks sehingga aliran darah akan masuk dengan mudah ke dalam penis.
- Volume darah pada penis akan menjadi delapan kali lipat lebih banyak hingga penis terisi penuh dengan darah akibat serat otot arteri yang rileks. Meningkatnya volume darah pada penis akan memperluas ruang sinusoidal pada corpora kemudian akan merenggangkan selubung di sekitarnya atau tunika.
- Selubung yang meregang tadi akan menghambat darah keluar dari corpora cavernosa. Darah yang terjebak dalam penis akan menyebabkan tekanan yang tinggi di dalam penis sehingga penis menjadi tegang dan keras. Saat inilah yang disebut dengan penis ereksi.
- Ketika telah terjadi orgasme, maka akan terjadi peningkatan hormon noradrenalin pada penis. Hormon noradrenalin akan memicu terjadinya orgasme dan menyebabkan kontraksi serat otot di corpora cavernosa sehingga aliran darah pada penis pun berkurang.
- Ketika tekanan pada corpora menurun dan melemaskan selubung tunika dan menyebabkan darah keluar dari penis. Ketika darah mulai keluar dari penis, maka penis pun akan menjadi lembek atau detumescensi.
Demikian proses terjadinya ereksi pada penis pria. Pada dasarnya, ereksi pada pria dapat terjadi kapan saja tanpa harus ada rangsangan seksual, misalnya saja ketika bangun tidur.
Ketika tidur atau bangung tidur, otak akan memberikan perintah untuk melatih penis ereksi sehingga meskipun tidak mendapat rangsangan seksual, penis bisa ereksi jika setiap organ dan saraf yang berfungsi pada proses ereksi bekerja dengan baik.
Begitu pula ketika penis terkena sentuhan yang tidak disengaja, misalnya ketika mandi. Penis yang terkena sentuhan ini akan terangsang dan akhirnya ereksi dengan sendirinya karena saraf pada penis menangkap sentuhan tersebut sebagai rangsangan.
Meskipun bukan dengan rangsangan seksual, namun mekanisme yang terjadi tetaplah sama dengan proses di atas.
Jika seorang pria mengalami masalah pada salah satu organ atau saraf yang bekerja dalam proses ereksi, maka kemungkinan besar ia juga akan mengalami disfungsi ereksi atau impotensi.
Disfungsi ereksi adalah suatu kondisi dimana seorang pria tidak dapat ereksi atau mempertahankan ereksinya sebelum mencapai orgasme.
Disfungsi ereksi dapat menyebabkan penderitanya mengalami masalah dalam rumah tangganya, bahkan ia juga akan selalu minder ketika ingin berhubungan seksual.
Ketidakmampuan untuk ereksi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
Beberapa faktor fisik yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi adalah penyakit diabetes, stroke, AIDS, lupus, kolesterol tinggi, penyakit jantung, dan kerusakan saraf.
Pada umumnya faktor fisik yang menyebabkan disfungsi ereksi adalah penyakit yang menyebabkan terhambatnya kelancaran aliran darah, termasuk aliran darah menuju penis.
Padahal dalam proses ereksi, penis harus terisi penuh dengan aliran darah agar bisa ereksi.
Faktor psikologis adaah faktor penyebab disfungsi ereksi yang berhubungan dengan mental seseorang.
Beberapa masalah yang terlalu membebani atau muncul ketika akan berhubungan seksual menjadi penghambat terjadinya ereksi, misalnya masalah keuangan yang menurun, kepercayaan atau rasa bosan terhadap pasangan, perselingkuhan yang dilakukan pasangan, atau masalah lainnya.
Disfungsi ereksi tidak dapat disepelekan, meskipun beberapa orang mengalaminya dalam waktu yang singkat. Jika disfungsi ereksi tidak ditangani, maka akan menyebabkan munculnya masalah lain.
Disfungsi ereksi dapat diobati dengan cara medis maupun cara alami. Pengobatan dengan medis biasanya menggunakan beberapa jenis obat kuat seperti viagra.
Penggunaan obat kuat sesuai anjuran dokter akan sangat membantu pasien untuk mengatasi disfungsi ereksi, namun akan menjadi sangat berbahaya bahkan dapat menyebabkan kematian jika dikonsumsi tanpa anjuran dokter.
Sedangkan pengobatan secara alami dapat dilakukan dengan mengubah pola hidup sehat, memakan makanan yang bernutrisi tinggi, menghindari makanan yang berlemak, melakukan olahraga rutin, atau melakukan terapi akupuntur.
Terapi akupuntur dipercaya dapat menyembuhkan disfungsi ereksi dengan merangsang saraf yang berperan dalam impotensi agar kembali aktif dan bekerja dengan normal.
Demikianlah artikel tentang proses terjadinya ereksi pada penis pria yang singkat ini. Memiliki kemampuan untuk ereksi memang merupakan hal normal namun juga menjadi kebanggaan seorang pria.
Untuk itulah disarankan untuk selalu menjaga kesehatan fisik dan mental agar kemampuan untuk ereksi tidak terganggu. Semga artikel ini bermanfaat bagi Anda semua, terima kasih.