Disfungsi ereksi dikenal juga dengan sebutan impoten yaitu salah satu gangguan seksual yang umum dialami kaum pria dimana gejala disfungsi ereksi bisa dirasakan penderita adalah ereksi penis tidak lagi sekeras dulu.
Disfungsi ereksi terbagi atas dua tipe yaitu disfungsi ereksi (DE) primer dan DE sekunder. Disebut primer jika gejala disfungsi ereksi telah terjadi sejak semula dan selama hidupnya tidak pernah mengalami ereksi yang keras.
Sementara disfungsi ereksi sekunder terlihat dari gejala yang muncul pada saat-saat tertentu saja seperti saat sedang sakit atau sedang mengalami stres (tekanan mental).
Umumnya disfungsi ereksi terjadi pada pria lanjut usia meskipun impotensi bukanlah salah satu bagian dari penuaan. Sebab masalah seksual itu juga bisa dialami pria yang lebih muda dan sebaliknya, banyak juga pria lanjut usia yang masih mampu berhubungan seksual secara sempurna.
Daftar Isi:
Gejala Disfungsi Ereksi yang Paling Umum Pada Pria
Disfungsi ereksi merupakan ketidakmampuan untuk memperoleh kepuasan saat berhubungan intim akibat penis yang sulit ereksi dengan keras.
Berikut lima tanda atau gejala disfungsi ereksi, yaitu;
- Sulit untuk mengalami atau memperoleh ereksi, dengan kata lain sulit untuk menjaga agar ereksi tetap terjadi dalam waktu yang cukup lama.
- Gairah atau dorongan seksual menurun meskipun terkadang ada keinginan untuk melakukan aktivitas seksual.
- Terjadinya gangguan pada sistem syaraf atau pada aliran darah yang menyebabkan disfungsi ereksi.
- Tidak terjadinya ereksi di pagi hari yang normalnya akan terjadi pada semua pria saat bangun tidur. Bahkan dikatakan jika saat masih dalam kandungan, bayi laki-laki akan mengalami ereksi.
- Hasrat seksual yang menyusut yang ditandai dengan adanya kondisi psikis tertentu seperti kekhawatiran, rasa geram hingga stres dan juga pikiran negatif pada penderita disfungsi ereksi. Hal inilah yang sebenarnya membuat gairah untuk melakukan aktivitas secara seksual menurun.
Pada penderita disfungsi ereksi, hilangnya ereksi saat pagi hari adalah salah satu gejala disfungsi ereksi yang paling utama. Meskipun beberapa di antaranya juga terdapat tanda-tanda disfungsi ereksi yang berasal dari fisik lainnya.
Penyebab disfungsi ereksi banyak tetapi umumnya dapat dibedakan atas dua hal yaitu faktor psikis dan fisik (kesehatan). Faktor fisik mengambil peran yang lebih banyak dalam menyebabkan disfungsi ereksi seperti ada gangguan saraf, gangguan hormon, atau bahkan masalah pada sistem kardiovaskular.
Setelah mengalami beberapa gejala disfungsi ereksi seperti penis tidak bisa ereksi selama beberapa bulan meski telah dirangsang maka penderita perlu memeriksakan diri ke dokter.
Tujuan pemeriksaan adalah untuk mengetahui penyebab impotensi yang diderita dan dari situ dokter akan memberi beberapa resep dan nasehat medis.
Dan jika penyebab impoten adalah karena faktor psikologis maka penderita perlu memeriksa diri ke psikiater atau terapis, apakah saat itu sedang mengalami masalah atau sedang stres. Sebab kondisi-kondisi negatif tersebut secara langsung akan memblokir sistem syaraf dan mencegah darah mengalir ke penis.
Jika pikiran negatif terus ada di dalam kepala, maka dapat dipastikan penyembuhan juga akan sulit dilakukan. Sehingga dukungan untuk selalu meningkatkan rasa percaya diri harus terus dilakukan oleh seorang istri untuk suaminya yang mengalami gangguan disfungsi ereksi tersebut.
Bagaimana Setelah Gejala Impotensi Diketahui
Setelah mengetahui gejala-gejala disfungsi ereksi seperti dijelaskan di atas, penderita perlu mencari jalan keluar agar permasalahan tersebut dapat segera diatasi.
Langkah pertama adalah mengetahui penyebabnya, dan diagnosis yang paling tepat tentu hanya bisa dilakukan oleh dokter. Dokter yang menangani biasanya akan melakukan beberapa tes dan sesi wawancara.
Dari hasil tes dokter akan menegakkan diagnosis. Dalam banyak kasus, biasanya dokter akan menemukan adanya penyakit lain yang sudah diderita tapi belum dirasakan penderita, misalnya diabetes atau hipertensi.
Beberapa penyakit menyebabkan gangguan pada pembuluh darah menyebabkan aliran darah tidak lancar sehingga penis sulit ereksi dengan keras. Dan dokter biasanya akan merekomendasikan penderita untuk mengobati penyakit tersebut terlebih dahulu.
Dokter juga kemungkinan memberi penderita obat penguat ereksi seperti viagra sambil berusaha mengobati penyakit penyertanya.
Salah satu cara mencegah disfungsi ereksi adalah dengan menjalani gaya hidup sehat sejak usia masih muda seperti tidak merokok dan memiliki istirahat yang cukup. Cara sederhana ini sangat ampuh mencegah gejala disfungsi ereksi terjadi saat usia tua nanti.
Demikian informasi singkat tanda dan gejala disfungsi ereksi yang paling umum dialami kaum pria dan beberapa tips cara mengobatinya.