Mencegah disfungsi ereksi harusnya dilakukan sejak dini, yakni ketika usia masih muda. Caranya yaitu dengan menjalani gaya hidup sehat dan memiliki pola diet yang seimbang.
Disfungsi ereksi merupakan gangguan seksual pada pria yang secara signifikan menimbulkan dampak buruk. Penyakit ini memang tidak membahayakan apalagi hingga mengancam nyawa, namun penderitanya dapat memiliki kualitas hidup yang buruk.
Bahkan, pada sekelompok penderita disfungsi ereksi, mereka akan mengalami gangguan psikiatrik seperti depresi, kecemasan, kerpercayaan diri menurun dan malu. Kondisi-kondisi yang akan menambah berat impotensi yang dialami.
Disfungsi ereksi atau impotensi adalah kegagalan penis dalam mencapai ereksi yang cukup keras untuk melakukan hubungan seksual (coitus) dengan pasangannya.
Disfungsi ereksi dapat diakibatkan abnormalitas tunggal ataupun kombinasi dari keempat sistem yang penting dalam fungsi ereksi. Sistem-sistem tersebut meliputi sistem psikologik, vaskuler, neurologik dan hormonal.
Meskipun disfungsi ereks sangat sering muncul pada pria berusia lanjut, gangguan seksual ini bukanlah bagian dari proses penuaan.
Jadi selama tubuh tetap sehat dan bugar, seorang pria berusia 60 tahun tetap bisa mendapatkan ereksi yang keras dan berhubungan intim. Sebaliknya, pria muda yang seharusnya lagi segar-segarnya, juga berpotensi menderita impotensi.
Seorang pria yang menderita disfungsi ereksi patut diduga memiliki kondisi medis tertentu. Misalnya pasien tersebut mengidap penyakit-penyakit metabolik, seperti :
- Hipertensi
- Aterosklerosis
- Hiperlipidemia
- Diabetes Mellitus
Selain penyakit metabolik, terjadinya disfungsi ereksi dapat diawali dengan gangguan psikiatrik atau sedang mengonsumsi obat-obat tertentu yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi.
Cara Mencegah Disfungsi Ereksi Secara Alami
Mencegah disfungsi ereksi perlu dilakukan sejak usia masih muda dengan cara menghindari gaya hidup tidak sehat. Untuk lebih jelasnya, melalui artikel sehatki.com kali ini kita akan membahas beberapa tips mencegah impotensi pada pria.
- Berhenti merokok
Merokok dapat merusak pembuluh darah. Salah satunya karena zat yang banyak dijumpai pada rokok seperti nikotin. Zat tersebut dapat mengakibatkan penyempitan pembuluh darah di seluruh organ di tubuh, termasuk yang menuju penis.
Akibatnya, suplai darah untuk penis menjadi berkurang. Dampak buruk yang ditimbulkan oleh rokok ini akan meningkat sejalan dengan lamanya durasi ia menjadi perokok atau banyaknya rokok yang dihabiskan setiap harinya.
Permasalahan disfungsi ereksi memang begitu kompleks, tetapi hal ini hanyalah peringatan awal bahwa tembakau pada rokok telah merusak bagian tubuh.
Penelitian yang dilakukan oleh Rusdi, Turalaki, dan Satiawati, yang melibatkan 60 orang sopir sebagai reponden, menunjukkan bahwa terdapat 52 responden yang mempunyai kebiasaan merokok, lalu sebanyak 75% dari mereka mengalami disfungsi ereksi.
Literatur penelitian tersebut juga menyebutkan mengenai hasil penelitian Elhambly. Penelitian Elhambly melaporkan bahwa para pria yang sudah berhenti merokok lebih kecil risikonya untuk menderita disfungsi ereksi dibandingkan dengan mereka yang masih merokok.
- Rutin berolahraga
Aktivitas fisik, khususnya berolahraga, sangat bagus untuk sistem sirkulasi darah. Olahraga dapat mempertahankan aliran darah senantiasa baik, termasuk sirkulasi darah ke penis.
Olahraga dapat mempertahankan berat badan seorang pria, hingga mencapai berat badan ideal. Manfaatnya adalah kadar testosteron tetap stabil.
Testosteron sangat berperan penting dalam aktivitas seksual seorang pria. Olahraga juga dapat mencegah pria mengalami stres dan cemas.
Olahraga yang dilakukan juga tidak harus membuat Anda kelelahan. Anda dapat memulainya dengan olahraga yang ringan, misalnya jogging di sekitar rumah atau bersepeda dari rumah ke kantor Anda.
Paling penting adalah Anda melakukannya secara rutin. Setidaknya, Anda disarankan untuk melakukan olahraga dalam 2-3 kali seminggu dengan durasi waktu 30-45 menit setiap berolahraga.
Tetapi Anda pun perlu berhati-hati memilih jenis olahraga, kurangi olahraga yang memberi tekanan pada area perineum, yaitu area yang terletak diantara anus dan sktorum, contohnya adalah bersepeda.
- Menjaga berat badan supaya tidak obesitas
Obesitas dapat berkomplikasi menjadi banyak penyakit, misalnya hipertensi, penyakit jantung koroner, dan lain-lain. Bahkan, di dalam jurnal ilmiah Skrypnik dkk., obesitas disebutkan sebagai faktor risiko terjadinya disfungsi ereksi.
Semakin besar berat badan semakin besar pula risiko seorang pria mengalami disfungsi ereksi.
Anda harus berupaya untuk menurunkan berat badan sampai menjadi ideal untuk menghindari kegemukan atau obesitas. Salah satu caranya dengan menjalani pola diet yang sehat.
Pola makan sehat tak berarti harus berjumlah sedikit, tetapi harus seimbang jumlahnya dengan aktivitas seharian. Misalnya, Anda bekerja di lapangan yang butuh banyak bergerak, maka Anda wajar untuk makan tiga kali dalam sehari dengan porsi sewajarnya.
Selain itu Anda perlu menghindari minuman beralkohol maupun minuman bersoda karena dapat meningkatkan berat badan secara drastis.
Anda juga perlu melakukan kontrol obat apabila saat ini sedang dalam pengobatan penyakit-penyakit kronis, misalnya:
- Kencing manis atau Diabetes Mellitus
- Darah tinggi alias Hipertensi
- Asam urat tinggi atau Gout Artritis
- Gangguan ginjal, maupun penyakit lainnya
Kondisi penyakit yang tidak terkontrol dapat berujung pada gangguan kesehatan lainnya. Salah satu komplikasi paling sering bagi seorang pria adalah ketidakmampuannya melakukan hubungan seksual dengan puas dan maksimal.
Maka, meskipun Anda telah menderita penyakit, tetapi Anda haruslah memiliki kualitas hidup sebaik mungkin. Termasuk tidak menderita disfungsi ereksi.
- Diet seimbang, tinggi serat dan kacang-kacangan
Anda berpotensi mengalami disfungsi ereksi jika memiliki pola makan buruk seperti gemar mengonsumsi junk food ataupun minuman bersoda.
Mungkin saja gangguan tersebut tidak terjadi saat ini, tetapi cepat atau lambat gangguan kesehatan mulai bermunculan yang dapat mempengaruhi kualitas ereksi.
Pola diet tidak sehat yang tinggi protein hewani seperti jerohan akan meningkatkan kolesterol jahat dalam darah yang pada akhirnya akan menyumbat pembuluh darah.
Akibatnya darah yang seharusnya mengalir menuju penis akhirnya terhambat dan penis pun tidak bisa mengalami ereksi dengan keras.
Konsumsilah makanan tinggi serat karena dapat meningkatkan kesehatan jantung. Organ jantung dan penis sangat berhubungan. Apa saja yang baik bagi jantung biasanya akan baik pula untuk penis.
- Hindari Posisi Seks yang Beresiko
Beberapa posisi seks diketahui berbahaya sebab dapat membuat penis cedera atau bahkan patah.
Saat sedang bercinta, banyak pasutri yang terlalu bersemangat sehingga lupa mengendalikan diri. Pastikan penis tidak terpeleset keluar dari vagina dan membentur paha istri yang keras.
Terdapat beberapa kejadian dimana penis mengalami fraktur atau patah saat bercinta, yang menyebabkan terjadi impotensi permanen, yang mana untuk menyembuhkannya harus melalui operasi.
Demikian informasi singkat melalui artikel sehatki.com yang membahas bagaimana cara mencegah disfungsi ereksi pada pria secara alami, semoga artikel ini bermanfaat.