Impotensi adalah masalah seks pada pria dengan gejala penis tidak bisa ereksi dengan keras. Ada banyak faktor penyebab impotensi tapi yang paling utama dan paling sering menyebabkan pria mengalami impoten adalah faktor fisik atau kesehatan.
Berdasarkan survei yang dilakukan Health Line, sekitar 50% pria yang berada dalam rentang usia 40 hingga 70 tahun mengalami gejala impotensi minimal sekali di sepanjang hidupnya.
Di samping itu, pria yang memiliki pendidikan lebih tinggi memiliki tingkat risiko terkena impotensi yang jauh lebih rendah. Hal ini mungkin dikarenakan kesadaran akan gaya hidup sehat yang dianut.
Beberapa studi lain juga menunjukkan bahwa adanya keterkaitan hubungan antara penuaan atau usia dengan impotensi.
Hal ini menyebabkan pria dalam rentang usia yang lebih tua akan mengalami impotensi jauh lebih sering dibandingkan pria yang masih dalam usia produktif.
Daftar Isi:
Apa Saja Penyebab Impotensi pada Pria
Saat ini para ahli mempercayai bahwa impotensi disebabkan oleh tiga faktor utama yaitu faktor fisik, faktor psikologi dan faktor gaya hidup.
Penderita impotensi mungkin mengalami salah satu dari penyebab tersebut tapi bisa juga mengalami kombinasi sekaligus yang menyebabkan impotensi bertambah parah.
Bagi Anda yang belum terkena gejala disfungsi ereksi atau impotensi, Anda bisa melindungi diri dengan menghindari beberapa faktor penyebab impotensi berikut ini:
1. Faktor Kesehatan Fisik Menyebabkan Impotensi
Jika pada awalnya dunia medis menganggap bahwa penyebab impotensi adalah masalah psikologis, maka baru-baru ini para ahli medis telah menyepakati bahwa impotensi juga dapat disebabkan oleh faktor fisik.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa 80% penderita impotensi ternyata disebabkan karena adanya penyakit yang dideritanya. Adapun beberapa penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya impotensi adalah sebagai berikut:
- Penyakit jantung
- Diabetes
- Obesitas
- Hipertensi
- Kolesterol tinggi
- Cedera kepala berat
- Atheroclerosis
- Kebocoran vena
- Sindrom metabolik
- Peyronie’s disease
- Penyakit ginjal
- Cedera penis atau efek prosedur bedah lainnya
Sebanyak 80% dari penyakit-penyakit di atas menyebabkan aliran darah ke seluruh tubuh terganggu, termasuk aliran darah menuju penis.
Padahal ereksi baru akan terjadi jika penis terisi penuh dengan aliran darah yang lancar. Hambatan aliran darah inilah yang menyebabkan terjadinya impotensi atau disfungsi ereksi.
Pengobatan impotensi yang diakibatkan oleh penyakit-penyakit di atas dapat dikonsultasikan kepada dokter.
Pengobatan impotensi biasnaya meliputi sesi tanya jawab, pemeriksaan fisik, USG pada daerah panggul dan selangkangan, serta tes darah untuk memeriksa segala kemungkinan yang ada.
Selain karena penyakit di atas, beberapa kasus yang menyebabkan impotensi adalah kerusakan struktur pada penis seperti penis yang melengkung tidak normal, pencabutan kulup, serta adanya tumor atau kista di penis.
Namun impotensi juga dapat disebabkan karena fisik yang lemah, baik itu karena kelelahan beraktivitas atau lainnya.
Jika dikarenakan hal ini, maka impotensi hanya berlangsung sementara dan penis dapat melakukan ereksi kembali secara normal setelah tubuh mendapatkan istirahat yang cukup.
2. Faktor Neurogenik
Faktor neurogenik berhubungan dengan adanya ketidaknormalan pada fungsi saraf. Hal ini juga berkaitan dengan beberapa penyakit yang diderita penderita impotensi, antara lain:
- Parkinson’s disease
- Stroke
- Alzheimer
- Tumor otak
- Temporal lobe epilepsy
- Cedera atau gangguan tulang belakang
- Operasi kelenjar prostat
Beberapa hal di atas menyebabkan terjadinya kerusakan saraf pada tubuh sehingga proses rangsangan seksual tidak dapat berlangsung dengan baik dan normal.
Sedangkan untuk mencapai ereksi, rangsangan seksual sangat dibutuhkan untuk meningkatkan gairah agar penis dapat terisi penuh dengan aliran darah dan menjadi keras.
3. Faktor Hormonal
Beberapa kondisi dimana kadar hormon dalam tubuh justru tidak normal juga dapat menyebabkan terjadinya difungsi ereksi atau impotensi.
Beberapa faktor hormonal yang menyebabkan impotensi adalah:
- Sindrom Cushing: merupakan suatu kondisi medis yang mempengaruhi hormon kortisol
- Hypertiroidisme : suatu kondisi dimana kelenjar tiroid terlalu banyak memproduksi hormon
- Hypotiroidisme : suatu kondisi dimana kelnjar tiroid terlalu sedikit memproduksi hormon
- Hypogonadisme : suatu kondisi medis dimana produksi kadar hormon testosteron menjadi sangat rendah
Segala hal yang mempengaruhi produksi hormon dalam tubuh dapat menjadi penyebab terjadinya impotensi.
4. Faktor Psikologis
Beberapa faktor psikologis dapat menyebabkan impotensi pada pria. Otak memegang peranan penting dalam memicu terjadinya ereksi. Otak akan menyampaikan respon dari rangsangan seksual sebagai pemicu aliran darah menuju penis agar terjadi ereksi.
Beberapa jenis masalah psikologis yang dapat menyebabkan ereksi adalah:
- Depresi
- Stres
- Kecemasan
- Kepercayaan terhadap pasangan
- Komunikasi yang buruk pada pasangan
Semua masalah yang menyerang mental atau psikologis seseorang dapat menyebabkan terjadinya impotensi karena terhambatnya rangsangan seksual.
Impotensi yang diakibatkan oleh masalah psikologis dapat diatasi dengan mengikuti beberapa konseling atau terapi. Dengan mengatasi kecemasan atau stres yang dialami maka impotensi pun dapat disembuhkan.
Sesi terapi seksual biasanya harus dilakukan beberapa kali hingga stres atau depresi benar-benar hilang.
5. Faktor Gaya Hidup
Gaya hidup yang tidak sehat akan menyebabkan impotensi. Beberapa gaya hidup atau kebiasaan yang tidak sehat antara lain:
- Merokok : zat yang terkandung dalam rokok dapat menyebabkan plak pada pembuluh darah sehingga menyumbat aliran darah, termasuk aliran darah ke penis.
- Alkohol : alkohol dapat menyebabkan masalah pada saraf sehingga mengganggu respon rangsangan seksual
- Insomnia : kurangnya tidur atau istirahat akan menyebabkan terganggunya beberapa fungsi organ tubuh termasuk otak yang mengolah rangsangan seksual.
- Obesitas ekstrim, pria dengan berat badan berlebih cenderung memiliki masalah ereksi dibandingkan pria dengan berat badan ideal.
- Penggunaan obat-obatan : beberapa obat-obatan juga dapat menyebabkan impotensi seperti diuretik, antidepresan (Xanax atau Valium), codeine, antihipertensi, fibrates, antipsikotik, corticosteroid, antihistamin, H-2 antagonis, antikolvusan, sitotostik, SSRI, hormon sintetik, beta blocker, dan alpha blocker.
- Terlalu sering bersepeda : dengan mengayuh sepeda terlalulama juga dapat menyebabkan impotensi. Hal ini terjadi akibat tekanan yang berulang pada bokong dan area genital sehingga mempengaruhi fungsi saraf pada daerah tersebut.
6. Penyebab Impotensi Akibat Obat-Obatan
Beberapa jenis obat memiliki efek samping dapat menyebabkan impotensi pada pria yang mengonsumsinya. Berikut ini beberapa jenis obat-obatan penyebab impotensi:
- Obat antidepresan, anti-psikotik dan obat penenang
- Obat hipertensi atau tekanan darah tinggi
- Obat penahan nafsu makan
- antihistamin
- Beta blocker yang digunakan untuk mengontrol angina dan tekanan darah tinggi
Beberapa pengobatan memang memiliki efek samping menyebabkan impotensi, namun bukan berarti Anda dapat menghentikan pengobatan tanpa izin dari dokter.
Jika Anda mengahentikan pengobatan tanpa izin dokter, maka penyakit Anda justru akan semakin parah dan impotensi pun belum tentu dapat Anda atasi.
Penyakit yang semakin parah akan menyebabkan beberapa fungsi tubuh jadi tidak normal sehingga impotensi masih dapat terjadi.
Sedangkan penyakit yang semakin parah juga akan menyebabkan tingkat stres semakin tinggi yang juga menyebabkan impotensi. Jadi sebaiknya jangan pernah menghentikan pengobatan tanpa izin dari dokter.
Meskipun beberapa pengobatan memiliki efek samping yang dapat menyebabkan impotensi, Anda masih dapat melakukan konsultasi pada dokter tentang cara mengatasi efek samping tersebut dibandingkan menghentikan pengobatan yang harus Anda jalani.
Demikian beberapa faktor penyebab impotensi yang perlu Anda ketahui. Setelah mengetahui faktor-faktor penyebab tersebut, maka Anda dapat melakukan tindakan lebih untuk menghindari impotensi.
Dengan melakukan gaya hidup sehat serta menjaga tingkat kecemasan Anda, faktor penyebab impotensi pun dapat dihindari.
Impotensi bukanlah penyakit yang dapat disepelekan karena menyangkut kepercayaan diri seorang pria untuk memuaskan pasangannya. Bahkan jika impotensi tidak diatasi dengan segera, dapat menimbulkan keretakan dalam rumah tangga.
Demikianlah artikel tentang impotensi yang singkat ini. Semoga kita semua terhindar dari penyakit-penyakit di atas dan artikel ini bermanfaat bagi Anda semua. Terima kasih.
Sebaiknya konsultasi ke dokter atau terapis seks
Kalo onani berpengaruh gak pak dokter
kalo impotensi gara2 jantung yg harus disembuhkan nya impotensi nya atau jantung nya ? proses nya lama tidak