Para ahli bersepakat bahwa menyusui bayi dapat mencegah kanker payudara atau menurunkan risiko pada wanita dengan risiko tinggi. Banyak penelitian telah mengonfirmasi hal tersebut.
Salah satunya adalah penelitian di Universitas Yale terhadap 1000 wanita yang terbagi dua kelompok, satu kelompok sebanyak 500 orang telah didiagnosa menderita kanker payudara dan 500 wanita lainnya pada usia yang sama sama sekali tidak menderita kanker.
Para peneliti tersebut menemukan bahwa para wanita yang aktif menyusui bayinya selama satu tahun atau lebih mengalami penurunan tingkat risiko mengalami kanker payudara sebesar 50%, apabila dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah menyusui bayi.
Ternyata memberi ASI eksklusif pada bayi dapat mencegah kanker payudara. Semakin banyak bayi yang diberi ASI ekslusif semakin menurun risiko mengalami kanker di kemudian hari.
Daftar Isi:
Kehamilan dan Menyusui Bayi

Menyusui mencegah kanker payudara
Kanker payudara dapat menghinggapi semua wanita, terutama mereka yang memiliki riwayat keturunan kanker payudara dan yang tidak menjaga pola hidup sehat.
Pengetahuan yang minim mengenai gejala kanker payudara juga membuat banyak wanita terlambat untuk mendapatkan pengobatan sejak dini sehingga biasanya wanita baru menyadari gejala kanker tersebut setelah memasuki stadium lanjut.
Ada beberapa cara pencegahan kanker payudara yang dapat dilakukan, dan salah satunya adalah dengan menyusui.
Sayangnya, di jaman yang serba canggih ini, menyusui dianggap sebagai kegiatan yang ketinggalan jaman dan merusak bentuk tubuh karena biasanya wanita menyusui identik dengan kegemukan.
Pandangan yang salah inilah yang menyebabkan semakin banyaknya wanita yang tidak menyusui bayinya, ditambah lagi dengan gaya hidup tidak sehat yang semakin merajalela sehingga angka penderita kanker payudara pun meningkat tajam.
Mirisnya, peningkatan jumlah wanita penderita kanker payudara paling banyak terdapat pada negara-negara maju yang justru memiliki pengetahuan lebih mengenai kanker payudara.
Lembaga Kesehatan Dunia atau WHO mengemukakan bahwa menyusui selama 6 bulan setelah persalinan pertama dapat mencegah wanita terkena kanker payudara.
Dari hasil studi di Universitas Yale di atas, diketahui bahwa kehamilan dan menyusui mampu menurunkan kadar estrogen yang berlebihan dalam tubuh wanita sehingga dapat mencegah kanker payudara.
Sedangkan penelitian lain yang dilakukan di University of North Carolina School of Medicine pada tahun 2009 juga menunjukkan bahwa wanita dengan riwayat keluarga kanker payudara yang menyusui bayinya dapat menurunkan risiko kanker payudara sebesar 59%.
Hal ini diduga dikarenakan setelah proses persalinan, biasanya payudara akan membengkak dan mengalami peradangan sehingga meningkatkan resiko kanker payudara. Ketika menyusui, jaringan payudara yang membengkak dan meradang ini akan dapat dicegah berkat air susu yang mengalir keluar.
Mengapa Memberi ASI Ekslusif Dapat Mencegah Kanker Payudara
Sebuah penelitian lain yang diterbitkan dalam Annals of Oncology juga menemukan fakta bahwa menyusui dapat mengurangi risiko pengembangan hormon reseptor negatif kanker payudara hingga 20%.
Beberapa penelitian mengemukakan bahwa akumulasi dari lamanya menyusui bayi memberikan pengaruh pada tingkat perlindungan terhadap kanker payudara.
Sedangkan beberapa penelitian lain mengungkapkan bahwa tidak peduli seberapa lama akumulatif masa menyusui seorang wanita, yang terpenting adalah apakah ia menyusui bayinya atau tidak.
Seluruh penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa menyusui memang terbukti mampu mencegah kanker payudara. Dengan menyusui, sel-sel payudara akan terus aktif menghasilkan air susu sehingga akan membatasi sel untuk melakukan penyimpangan atau perubahan sel.
Ketika menyusui, hormon estrogen pada wanita akan lebih sedikit sehingga masa menstruasinya pun lebih singkat.
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu penyebab kanker payudara adalah jumlah hormon estrogen yang melimpah. Wanita yang menyusui juga lebih terlindungi karena asupan gizi yang mereka makan lebih terjaga.
Begitu pula dengan kepadatan payudara, dimana payudara yang lebih padat biasanya lebih mudah terkena kanker payudara.
Dengan menyusui, kepadatan pada payudara akan berkurang sehingga sel-sel dalam payudara menjadi lebih aktif dan optimal dalam bekerja. Risiko kanker payudara pun menjadi berkurang.
Dalam jurnal ilmiah Archieves of Internal Medicine, didapatkan fakta bahwa wanita yang menyusui dan mengkonsumsi obat penekan produksi ASI akan mengurangi peradangan pada payudara sehingga terhindar dari resiko kanker payudara.
Para ahli percaya bahwa memberu ASI ekslusif pada bayu membantu mencegah kanker payudara karena aktivitas tersebut dapat menekan siklus menstruasi, dengan menyusui dapat membantu menghilangkan racun pada payudara.
Sampai saat ini ada beberapa teori sekaitan hubungan antara menyusui dengan kanker payudara, yaitu:
- Wanita memiliki hormon seks estrogen yang mempengaruhi organ seksual wanita termasuk payudara. Estrogen adalah bahan utama pembentuk kanker payudara.
- Terjadi perubahan hormon selama proses menyusui yang menyebabkan siklus menstruasi menjadi lebih sedikit dan paparan estrogen berkurang.
- Lingkungan karsinogen yang tersimpan dalam lemak, membuat beberapa bagian payudara menjadi tidak efisien ketika memberi ASI.
- Menyusu dapat menyebabkan perubahan pada sel payudara yang membuat mereka lebih tahan terhadap mutasi sel terkait kanker.
Bolehkah Menyusui Jika Telah Menderita Kanker Payudara
Lalu bagaimana dengan wanita yang terlanjur divonis kanker payudara namun memiliki seorang bayi untuk disusui? Ternyata hal ini tidak mempengaruhi ASI pada wanita yang mengidap kanker payudara.
Hormon yang dihasilkan pada wanita yang menyusui tidak akan mempengaruhi ASI karena pada dasarnya sel kanker tidak menular dan hanya menyerang sel jaringan di sekitarnya sehingga air susu yang dihasilkan tidak akan ikut tercemar dengan sel kanker dan aman untuk bayi.
Namun jika sang ibu mengonsumsi obat-obatan untuk penyembuhan kanker payudara, maka sebaiknya konsultasikan kepada dokter agar menyusui lebih terjamin keamanannya, karena dikhawatirkan zat-zat pada obat dapat ikut mengalir ke dalam ASI yang diminum oleh bayi.
Berbeda dengan pengobatan kanker dengan meminum obat-obatan, pengobatan kanker dengan terapi radiasi biasanya lebih aman bagi wanita pengidap kanker yang sedang menyusui karena tidak memiliki efek yang serius pada ASI yang dihasilkan.
Bahkan berdasarkan studi dalam Journal of National Cancer Institute, wanita yang mengidap kanker sebaiknya terus menyusui karena dikhawatirkan terjadi pengulangan kanker payudara.
Kanker payudara biasanya dapat kembali lagi meskipun telah dilakukan pembedahan, terutama pada mereka yang melakukan pengangkatan hanya pada satu payudara saja.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa wanita yang mengidap kanker payudara dan tetap menyusui dapat mengurangi resiko kembalinya kanker payudara hingga 30%.
Menyusui Bukan Jaminan Terbebas Dari Kanker Payudara
Namun perlu diingat bahwa menyusui bukan berarti Anda terbebas dari kanker payudara. Para dokter menyebut, selama anda memiliki jaringan payudara, maka itu berarti anda juga memiliki risiko terkena kanker payudara, meskipun anda aktif menyusui bayi.
Menyusui hanyalah sebuah alternatif untuk menurunkan resiko terkena kanker payudara. Anda tetap harus melakukan pencegahan lainnya, seperti olahraga secara rutin, menjaga gaya hidup sehat, mengendalikan stres, dan mengkonsumsi makanan yang bergizi.
Jika Anda khawatir dengan perubahan pada bentuk payudara Anda setelah menyusui, maka Anda bisa mendapatkan bentuk payudara Anda kembali dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan berprotein tinggi serta melakukan olahraga secara rutin, terutama pada bagian dada.
Jangan lupa pula untuk terus melakukan SADARI atau pemeriksaan payudara sendiri secara rutin untuk mengetahui ada tidaknya benjolan pada payudara.
Namun terkadang ketika Anda sedang menyusui, terdapat benjolan pada payudara yang sebenarnya adalah sumbatan aliran ASI sehingga sebaiknya Anda juga mengetahui perbedaan benjolan yang patut dicurigai dengan benjolan yang merupakan sumbatan aliran ASI.
Benjolan yang merupakan sumbatan aliran ASI biasanya akan hilang setelah Anda kembali menyusui secara merata, yakni dengan menggunakan payudara kanan dan kiri.
Namun jika benjolan tidak kunjung berkurang atau menghilang setelah Anda menyusui dan disertai dengan rasa sakit, maka sebaiknya Anda konsultasikan pada dokter.
Demikianlah artikel mengenai menyusui mencegah kanker payudara yang singkat ini. Masih banyak wanita yang tidak memahami mengenai kanker payudara, untuk itulah sebarkan informasi mengenai pencegahan kanker payudara agar banyak wanita yang terselamatkan.
Kodrat seorang wanita di antaranya adalah menyusui. Banyak kita temukan wanita tidak mau menyusui anak karena gengsi. padahal dalam menyusui ada manfaat