17 Mitos Seputar Impotensi

Informasi mengenai impotensi atau disfungsi ereksi yang tidak lengkap kadang membuat banyak pria salah tentang masalah ereksi yang diderita. Apalagi saat ini ada begitu banyak mitos seks dan informasi tidak benar menyangkut masalah kejantanan yang beredar di masyarakat.

Mitos-mitos perihal impotensi dan kejantanan pria tumbuh subur karena kurangnya informasi yang benar dari instansi terkait dan ditambah begitu banyaknya iklan di televisi dan koran terkait kejantanan pria yang justru semakin mengaburkan fakta sebenarnya.

Impotensi atau disfungsi ereksi merupakan kondisi dimana penis tidak dapat mencapai ereksi atau mempertahankan ereksi.

Impotensi merupakan penyakit yang umum di masyarakat. Kurangnya pengetahuan mengenai impotensi dan penanganannya menyebabkan munculnya beberapa opini tentang impotensi.

Berikut ini 17 mitos impotensi beserta fakta sebenarnya sebagaimana di kutip dari survei bertajuk Asia Pacific Sexual Health and Overall Wellness (APSHOW).

  1. Mitos: impotensi adalah kehilangan gairah seksual

Ini adalah salah satu mitos impotensi yang tidak benar, faktanya adalah meskipun ereksi sulit didapatkan sebagian besar pria masih memiliki gairah seks dan keinginan mendapatkan orgasme.

Kondisi inilah sebenarnya yang membuat banyak pria penderita impotensi merasa frustrasi, ketika keinginan berhubungan seks tidak bisa disalurkan karena ereksi yang tidak keras.

Pada dasarnya tidak bisa ereksi berkaitan dengan kemampuan mempertahankan ereksi saat bercinta dan tidak berhubungan dengan gairah seks yang hilang.

Justru sebaliknya, gairah seks yang rendah adalah salah satu penyebab disfungsi ereksi. Kurangnya gairah akan menghambat impuls seksual yang ada sehingga penis tidak ereksi.

  1. Mitos: pria selalu bisa dan siap melakukan hubungan seksual

Faktanya adalah pria tidak selalu bisa dan siap untuk melakukan hubungan seksual karena hubungan seksual baru bisa dilakukan jika pria tersebut memiliki kesiapan fisik.

Jika ia sedang dalam keadaan lemah, maka gairah seksual pun tidak dapat dicapai sehingga ereksi pun tidak bisa dilakukan.

  1. Mitos: impotensi adalah masalah usia
Mitos impotensi

Mitos impotensi

Faktanya adalah impotensi dapat menyerang pria dengan usia berapa pun, tidak hanya pada pria yang telah masuk lanjut usia saja.

Meski pada umumnya impotensi memang diderita oleh pria berusia tua, faktanya disfungsi ereksi juga bisa diderita oleh pria berusia muda, penyebabnya adalah faktor psikologis atau karena kekurangan hormon testosteron.

Disisi lain, banyak pria berusia tua yang masih memiliki kemampuan ereksi yang bagus dan bahkan dapat membuahi seorang wanita. Kuncinya adalah kesehatan fisik dan psikis. Selama tubuh sehat maka fungsi seksual seharusnya tidak ada masalah.

Meskipun kemampuan ereksi dipengaruhi oleh usia yang bertambah tetapi tidak berarti bahwa pria usia muda terbebas dari masalah ereksi ini.

Sehingga menyebut disfungsi ereksi sebagai masalah usia adalah salah satu mitos impotensi yang perlu diluruskan.

  1. Mitos: impotensi bisa sembuh sendiri

Faktanya adalah impotensi juga harus mendapatkan perhatian dan pengobatan khusus, layaknya sebuah terapi pengobatan yang dilakukan secara rutin.

Jika impotensi dibiarkan terlalu lama, maka akan berdampak buruk pada psikologis penderitanya. Efeknya adalah ia akan merasa minder, malu, dan tidak percaya diri.

  1. Mitos: impotensi adalah masalah fisik

Faktanya adalah impotensi bukan hanya tentang ketidakmampuan fisik semata, melainkan juga berhubungan dengan masalah psikologis seseorang. Kecemasan dan ketakutan yang berlebihan akan menyebabkan aliran darah menuju penis terganggu.

  1. Mitos: impotensi hanya dialami oleh pria

Faktanya adalah wanita juga dapat mengalami impotensi. Layaknya pria, wanita yang mengalami impotensi akan kesulitan untuk melakukan penetrasi. Jika wanita mengalami impotensi, ia akan sulit untuk menerima rangsangan seksual sehingga tidak bergairah.

  1. Mitos: impotensi hanya sebuah permasalahan psikis

Faktanya adalah 80% penderita impotensi memiliki penyebab yang berhubungan dengan masalah fisik. Impotensi mungkin menyebabkan masalah psikis, namun kebanyakan dari penderitanya memang mengalami masalah pada organ vitalnya.

  1. Mitos: impotensi tidak mempengaruhi kesehatan apapun

Faktanya adalah jika impotensi dibiarkan terlalu lama, maka tentunya akan menyebabkan penderitanya menjadi stress, tidka percaya diri, dan minder.

Perasaan-perasaan negatif ini akan menurunkan daya tahan tubuh. Daya imunitas tubuh yang berkurang akan menyebabkan tubuh mudah diserang oleh penyakit lainnya sehingga kesehatan fisiknya pun akan terganggu.

  1. Mitos: impotensi hanya memberikan pengaruh pada pria

Faktanya adalah jika disfungsi ereksi tidak diatasi dengan segera, tentunya juga akan memberikan dampak buruk pada pasangan.

Pasangan bisa saja menjadi tidak merasa dicintai lagi, tidak menarik, dan tidak diinginkan lagi hingga membuat pria tidak bisa melakukan ereksi.

Maka dari itu, sangat diperlukan konsultasi dengan ahlinya secepat mungkin untuk mendeteksi penyebab dari impotensi.

  1. Mitos: penderita impotensi harus menemui dokter berulang kali terlebih dahulu baru bisa mendapatkan tindakan terapi untuk penyembuhan impotensinya.

Faktanya adalah beberapa penderita impotensi justru langsung mendapatkan penanganan terapi untuk menyembuhkan impotensinya saat kunjungan pertamanya. Tindakan yang dilakukan dokter tergantung pada hasil diagnosa yang telah dilakukan.

  1. Mitos: impotensi tidak dapat diobati

Faktanya adalah sebagian besar impotensi dapat diobati dengan sukses. Semua pengobatan yang dilakukan tergantung pada seberapa cepat dan rutin penderita impotensi melakukan terapi pengobatan.

Jika ia hanya melakukan pengobatan secara setengah-setengah tentunya akan sangat sulit menyembuhkan impotensi. Tapi jika ia melakukan pengobatan secara rutin, maka tingkat keberhasilannya pun akan meningkat.

  1. Mitos: mendapatkan pertolongan dan pengobatan impotensi merupakan hal yang memalukan

Faktanya adalah walaupun membicarakan masalah seksual merupakan hal yang memalukan, namun sangat penting untuk membicarakan apa yang sebenarnya dialami kepada dokter sehingga dokter dapat mengambil keputusan tentang pengobatan apa yang diperlukan.

Dokter biasanya akan melakukan beberapa diagnosa seperti menanyakan perihal sejarah kesehatan seksual, gaya hidup yang dijalanai, dan memberikan tes urin dan darah. 

  1. Mitos: ‘pria sejati’ tidak akan mengalami impotensi

Faktanya adalah akan ada suatu masa dimana seorang pria pasti akan mengalami impotensi sehingga tidak benar jika ada pria yang selalu kuat dan siap melakukan ereksi. Impotensi dapat dialami oleh pria mana pun dan kapan pun.

  1. Mitos: obat kuat membantu penderita impotensi

Faktanya adalah obat kuat memang dapat melancarkan aliran darah menuju penis sehingga penis akan terisi penuh dengan darah dan menjadi keras atau ereksi.

Namun hal ini hanya berlangsung sementara dan terdapat banyak efek samping dari penggunaan obat kuat. Beberapa obat kuat bahkan mengandung bahan yang berbahaya hingga dapat menyebabkan kematian.

  1. Mitos: penis berukuran kecil menyebabkan gairah seksual menurun dan impotensi

Faktanya adalah ukuran penis tidka memperngaruhi gairah seksual seseorang apalagi menyebabkan impotensi. Penis yang kecil tetap mempunyai gairah seksual dan mampu melakukan ereksi, bahkan beberapa hubungan seksual yang berkualitas juga dapat tercapai.

Anggapaan bahwa seks yang hebat harus mempunyai penis yang berukuran besar dan panjang tidaklah benar. Kepuasan seks berdasarkan penilaian pribadi masing-masing pada aktivitas seks yang diterima.

  1. Mitos: usia yang lanjut menyebabkan gairah seksual menurun

Faktanya adalah beberapa orang lanjut usia justru memiliki gairah seksual yang sama seperti saat muda.

Sebuah survei yang dilakukan oleh National Coucil on Aging menunjukkan bahwa  sebanyak 74% responden pria yang berumur di atas 60 tahun yang rutin melakukan hubungan seksual mengatakan bahwa mereka merasa puas dengan kehidupan seksual mereka dibandingkan saat mereka berumur 40 tahun.

17. Mitos: Disfungsi ereksi adalah masalah pikiran

Ini mitos. Dahulu dokter memang berpendapat jika impotensi adalah salah satu masalah kejiwaan tapi faktanya saat ini kedokteran modern menemukan bahwa 80% penyebab impotensi justru terjadi karena faktor fisik seperti penyakit diabetes atau hipertensi.

Betul, salah satu penyebab impotensi adalah pikiran yang negatif tetapi mengatakan bahwa semua penyebab impotensi berasal dari pikiran adalah tidak benar.

Banyaknya mitos tetang kejantanan dan ereksi membuat para pria tidak tahu jalan yang benar bagaimana menyembuhkan impotensi yang diderita.

Demikian beberapa fakta dan mitos impotensi yang banyak beredar di masyarakat. Sebagai pribadi yang bijak dan cerdas hendaklah kita selalu mencari tahu kebenaran tentang penyakit yang diderita.

Jangan percaya begitu saja dengan opini yang telah lama beredar di masyarakat, apalagi sampai menggunakan sembarang obat. Hal ini justru akan memperparah penyakit Anda, bahkan dapat menyebabkan kematian.

Konsultasikan selalu setiap keluhan Anda pada dokter agar Anda mendapatkan penanganan yang tepat. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda semua, terima kasih.

Leave a Reply