Keputihan Saat Hamil, Normal atau Berbahaya?

Keputihan saat hamil berbahaya atau tidak adalah pertanyaan yang sangat sering diajukan oleh wanita-wanita yang sedang mengandung, terutama saat hamil yang pertama.

Keputihan saat hamil sebenarnya adalah hal yang normal dan sering terjadi baik itu pada saat hamil muda di minggu pertama kehamilan, minggu ke 3, kehamilan 6 bulan atau bahkan saat hamil tua trimester 3.

Meski demikian, Ibu hamil harus memperhatikan cairan yang keluar dari vaginanya. Kalau cairannya kental, kekuningan, dan baunya sangat menyengat, maka kemungkinan besar dia mengalami keputihan abnormal.

Tetapi kalau cairan yang keluar tidak berbau dan bening, keputihannya disebut normal dan terjadi akibat perubahan hormon pada tubuh. Ibu hamil tidak perlu khawatir jika mengalami keputihan jenis ini.

Dokter biasanya membagi jenis keputihan menjadi dua, yaitu keputihan normal dan keputihan abnormal. Keduanya bisa dialami oleh Ibu hamil. Keputihan saat hamil bisa dikatakan sebagai hal yang normal selama tidak ada tanda-tanda terjadinya infeksi bakteri (abnormal).

Tanda-tanda terjadinya infeksi pada area kewanitaan adalah munculnya gejala tidak mengenakkan pada vagina seperti keluar cairan berwarna, rasa gatal pada area Miss V, dan bau yang tidak sedap. Jika ini dialami, Ibu hamil perlu memeriksakan diri ke dokter untuk mencegah hal-hal buruk terjadi pada janinnya.

Ciri-Ciri Keputihan Tidak Normal Saat Hamil

Banyak wanita hamil yang mengalami keputihan baik di awal kehamilan maupun di tengah kehamilan. Beberapa diantaranya merasa cemas akan bahaya tidaknya keputihan di saat hamil karena keputihan terjadi pada jalan keluar dari bayi.

Apalagi jika sebelumnya tidak pernah mengalami keputihan dan justru mengalami keputihan saat hamil saja, tentunya semakin membuat pikiran penuh dengan kecemasan.

Secara medis, keputihan pada saat hamil merupakan hal yang normal selama keputihan tersebut tidak menimbulkan rasa gatal dan bau.

Banyak wanita yang belum mengetahui mengenai tanda-tanda kehamilan. Selain rasa mual dan lelah yang dirasakan, ternyata kehamilan juga bisa dideteksi dari keputihan.

Keputihan atau flour albus merupakan suatu kondisi dimana keluarnya cairan berwarna putih atau bening dari vagina. Keputihan biasanya terjadi ketika lelah, stres, infeksi, kelebihan atau kekurangan hormon, menjelang haid, dan pada masa kehamilan.

Namun pada masa kehamilan, keputihan yang muncul mempunyai ciri yang berbeda dari keputihan lain.

Untuk itulah diperlukan pengetahuan yang lebih mengenai keputihan yang merupakan tanda dari kehamilan agar ibu hamil tidak lagi cemas.

Keputihan pada masa kehamilan memiliki ciri berwarna putih kekuningan seperti susu kental  manis, kental, dan tidak berbau atau gatal. Berbeda dengan keputihan yang terjadi karena infeksi yang  justru gatal dan berbau amis.

Keputihan saat hamil juga berbeda dengan keputihan normal yang berwarna bening. Jika Anda telah mengetahui Anda sedang hamil dan keputihan yang keluar justru berwarna bening, maka sebaiknya Anda segera konsultasikan ke dokter kandungan.

Keputihan berwarna bening yang terjadi di awal kehamilan menandakan adanya gangguan pada kehamilan Anda.

Begitu pula jika cairan keputihan yang keluar saat hamil berwarna keabu-abuan, kekuning-kuningan atau terdapat busa, maka semua tanda tersebut menunjukkan adanya bakteri yang dapat menimbulkan infeksi pada rahim maupun vagina.

Intensitas keluarnya cairan keputihan pada masa kehamilan juga lebih sering terjadi, bahkan terkadang mulai dari awal kehamilan hingga akan melahirkan dan hal ini justru normal.

Berbeda dengan keputihan yang bukan dikarenakan kehamilan yang justru keluar hanya pada waktu tertentu. Keputihan di masa kehamilan juga diikuti dengan semakin tingginya intensitas buang air kecil.

Keputihan yang tidak normal pada kehamilan bisa disebabkan karena kurangnya menjaga kebersihan organ intim, stress yang berkepanjangan, atau pemakaian obat-obatan yang berlebihan sehingga mempengaruhi kelembaban pada vagina.

Sedangkan keputihan normal pada masa kehamilan terjadi karena adanya perubahan hormonal pada tubuh sang ibu. Hormon estrogenyang meningkat akan memacu timbulnya keputihan di masa kehamilan.

Begitu pula dengan penebalan pada dinding rahim yang menyebabkan aliran darah dan cairan terkonsentrasi  pada daerah kewanitaan sehingga timbul keputihan.

Keputihan di awal kehamilan juga terkadang disertai dengan adanya bercak darah. Kebanyakan wanita mengira bahwa bercak darah adalah tanda haid, tapi ternyata bercak darah juga bisa menjadi tanda kehamilan.

Bercak darah ini terjadi karena adanya implantasi yakni proses menempelnya janin pada dinding rahim. Namun jika bercak darah yang keluar semakin banyak dan tidak berhenti maka itu bukanlah tanda kehamilan.

Bahaya Keputihan Abnormal Saat Hamil

Apakah keputihan saat hamil berbahaya

Apakah keputihan saat hamil berbahaya

Walaupun keputihan pada masa kehamilan adalah normal, namun Anda harus lebih waspada dan rajin membersihkan daerah kewanitaan Anda karena kebersihan dan kesehatan diri Anda akan langsung berpengaruh pada janin dalam rahim Anda.

Apalagi vagina merupakan jalan bagi sang bayi yang harus selalu dijaga kebersihannya. Keputihan yang terlalu lama dibiarkan dapat menjadi infeksi dan menjalar ke organ lain di sekitarnya.

Jika keputihan yang terjadi pada wanita hamil adalah tidak normal, pengobatan harus segera dilakukan. Hal ini dilakukan agar kejadian berbahaya di bawah ini tidak terjadi.

  1. Terjadi Kelahiran Prematur

Saat kehamilan terjadi, ada 3 jenis keputihan yang kerap datang dan membuat panik banyak calon ibu. Keputihan itu berjenis kandidosis vulvovaginal, vaginosis bakterialis, dan trikomoniasis.

Tiga jenis keputihan itu jika sudah parah bisa menyebabkan bayi lahir secara prematur, penyebabnya adalah iritasi yang terjadi pada vagina dapat menyebabkan ketuban bayi ikut terinfeksi dan akhirnya pecah sebelum waktunya.

  1. Ketuban pecah

Keputihan yang berlebihan dan tidak normal dapat menyebabkan peradangan pada vagina dan masuk ke dalam rahim sehingga menyebabkan ketuban menjadi pecah. Ketuban yang pecah dapat menyebabkan keguguran jika tidka ditangani dengan segera.

  1. Radang Otak Pada Bayi

Keputihan abnormal saat hamil dapat membawa virus penyebab keputihan masuk hingga ke dalam rahim. Dampaknya, janin yang ada di rahim bisa terkena berbagai macam infeksi terutama pada organ otak yang bisa membuatnya mengalami gangguan fungsi tubuh dan mental.

  1. Terganggunya Penyaluran Nutrisi

Bakteri tricmonas vaginalis menghambat penyaluran nutrisi dari ibu ke bayi. Akibatnya, perkembangan janin tidak bisa berjalan dengan baik. Saat dilahirkan, berat bayi akan sangat rendah sehingga ada kemungkinan mudah terkena penyakit.

  1. Gangguan Pernapasan

Keputihan saat hamil juga dapat mengganggu pernafasan pada janin yang ada di dalam rahim. Virus jenis HPV akan menyebar dan menyebabkan bayi lahir mengalami cacat pada pernapasan terutama paru-paru.

  1. Perkembangan janin terganggu

Bakteri yang masuk ke dalam rahim dapat mengurangi asupan nutrisi pada janin sehingga perkembangan dan pertumbuhan janin akan terganggu, bahkan dapat menyebabkan cacat pada janin.

  1. Berat badan bayi rendah

Kurangnya asupan nutrisi pada bayi yang diakibatkan oleh bakteri akan menyebabkan berat badan bayi menjadi rendah. Hal ini diakibatkan terganggunya metabolisme pada bayi

  1. Muncul bakteri dan jamur lain

Keputihan yang parah dan berlangsung lama akan menimbulkan bakteri dan jamur lain yang akan memperburuk kondisi rahim, seperti: Infeksi jamur Chlamydia menyebabkan persalinan prematur (persalinan sebelum waktunya) hingga keguguran.

Dari delapan hal di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa keputihan saat hamil sangat berbahaya bagi ibu dan juga janin jika keputihan yang dialami adalah abnomal. Untuk itu perlu digalakkan pencegahan agar hal-hal yang tidak diinginkan bisa dihindari.

Jenis-jenis Keputihan Saat Hamil

Keputihan saat hamil muda, atau saat hamil 6 bulan perlu memperhatikan dengan baik jenis keputihan yang dialami, apakah normal atau tidak. Keputihan abnormal saat hamil sangat berbahaya karena dapat mengganggu kesehatan janin dalam rahim.

Berdasarkan faktor penyebabnya terdapat tiga jenis keputihan yang sering muncul saat hamil, yaitu:

  1. Infeksi Jamur Saat Hamil

Gejala: Hamil atau tidak, Anda akan mengalami gejala yang sama, seperti rasa gatal, kemerahan dan nyeri di daerah vagina, bersamaan dengan munculnya cairan tanpa bau berwarna putih. Beberapa wanita juga mengalami rasa sakit saat bersenggama dan terbakar saat mereka buang air kecil.

Normal atau tidak? Normal. Penyebabnya adalah perubahan hormonal dan faktor lainnya, infeksi jamur sangat umum terjadi selama kehamilan.

Cara menangani: Konsultasikan dengan dokter tentang resep atau krim vagina.

  1. Keputihan Akibat Bakteri Vaginosis (BV)

Gejala: Infeksi pada vagina yang disebabkan oleh terjadinya ketidakseimbangan bakteri pada vagina. Terkadang tidak bergejala, namun bisa menghasilkan cairan yang berbau amis yang sangat terasa setelah bercinta. Ibu hamil juga kadang mengalami rasa gatal dan / atau terbakar pada area intim.

Normal atau tidak? Tidak. Gejala bakteri Vaginosis selalu dimulai dengan infeksi vagina, dan infeksi dapat menjalar sampai ke rahim dan menyebabkan ketuban pecah sebelum waktunya, akibatnya terjadi kelahiran prematur.

Cara menangani: Segera temui dokter untuk mendapatkan perawatan dan obat keputihan untuk menghilangkan gejala tanpa membahayakan janin dan mengurangi kemungkinan terjadinya kelahiran prematur.

  1. Penyakit Menular Seksual (PMS)

Gejalanya: Ibu hamil yang terinfeksi penyakit menular seksual memiliki gejala keputhan abnormal misalnya keluar cairan berwarna kekuningan atau kehijauan dan sedikit berbau.

Normal atau tidak? Tidak. Memiliki penyakit menular seksual selama kehamilan dapat menyebabkan persalinan prematur dan infeksi rahim setelah melahirkan. Beberapa organisme yang menyebabkan PMS dapat melewati plasenta dan mempengaruhi janin.

Cara menangani: Kunjungi dokter untuk mendapat pengobatan yang aman selama kehamilan.

Cara Menghindari Keputihan Saat Hamil

Keputihan normal sulit dihindari sebab terjadi akibat perubahan hormon di dalam tubuh. Tetapi keputihan abnormal bisa dicegah karena penyebabnya sebagian besar berasal dari faktor eksternal.

Berikut ini beberapa tips dan cara mencegah keputihan tidak normal saat hamil yang abormal:

  • Disarankan untuk tidak berenang di pemandian umum. Selain ada risiko terkena kaporit, ada kemungkinan juga bakteri dalam air bisa masuk ke dalam vagina. Setelah berenang, disarankan harus segera mandi dan membersihkan area Miss V secepat mungkin.
  • Jangan menggunakan celana yang terlalu ketat dalam jangka waktu lama. Selain itu sangat disarankan untuk mengganti semua celana menjadi bahan katun untuk mengurangi kelembapan pada area sensitif.
  • Biasakan untuk sering mengganti celana dalam jika terjadi keputihan, minimal 2x sehari.
  • Selalu cuci kemaluan setelah buang air kecil dengan antiseptik. Hal ini wajib dilakukan untuk menghindari munculnya bakteri penyebab keputihan. Tetapi hati-hati sebab terlalu sering membersihkan vagina dapat menyebabkan keputihan abnormal.
  • Keringkan vagina dengan tisu setelah buang air. Jangan gunakan tisu toilet umum, sebaiknya bawa tisu sendiri saat bepergian.
  • Saat berhubungan badan, suami wajib menggunakan kondom. Penggunaan alat kontrasepsi ini dilakukan untuk menghindari masuknya bakteri dan membuat Miss V selalu bersih.
  • Jangan menggunakan tisu, pembalut, atau kertas pembersih yang memiliki aroma menyengat. Bahan-bahan tersebut dapat menyebabkan terjadinya keputihan saat hamil.
  • Hindari terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat sederhana seperti nasi dan diganti dengan karbohidrat kompleks seperti umbi-umbian dan biji-bijian.
  • Kurangi atau kalau bisa hindari menyemprotkan pewangi yang menyengat pada Miss V.
  • Gunakan pantyliner hanya saat bepergian, jangan gunakan setiap hari.
  • Minum air putih yang banyak agar bakteri atau racun di dalam tubuh bisa luruh sehingga kemungkinan mengalami keputihan jadi kecil.
  • Hindari makanan yang berlemak dan berminyak seperti junk food karena akan semakin memicu volume lendir keputihan.
  • Jangan gunakan douching atau cairan pembilas vagina lainnya karena akan mematikan bakteri baik pada vagina.

Berkaca dari uraian di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa keputihan saat hamil berbahaya jika disebabkan oleh infeksi bakteri. Calon ibu harus mengetahui hal di atas sejak awal agar saat hamil tiba, mereka bisa mencegah atau mengatasinya dengan baik.

Cara paling tepat adalah mengkonsumsi probiotik seperti yoghurt atau mengkonsumsi minyak kelapa. Selain dikonsumsi, beberapa minyak esensial juga bisa digunakan untuk pengobatan dengan cara dioleskan.

Pada dasarnya jika keputihan saat hamil bukan karena infeksi, maka tidak ada yang bisa Anda lakukan untuk menghentikannya, tapi Anda bisa menggunakan panty liner untuk menyerapnya (Jangan gunakan tampon selama kehamilan.)

Untuk menjaga agar daerah genital Anda tetap sehat, selalu bersihkan vagina dari depan ke belakang, dan kenakan pakaian dalam jenis katun. Hindari celana ketat, nilon, bak mandi busa, bantalan wangi atau kertas toilet, semprotan kebersihan wanita, dan sabun wangi atau deodoran.

Dan jangan lakukan douching karena dapat mengganggu keseimbangan flora normal pada vagina dan meningkatkan risiko terjadinya infeksi vagina, terutama pada wanita hamil tua atau hamil trimester 3.

Demikian artikel sehatki.com beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari keputihan saat hamil. Kalau keputihan sudah datang ketika hamil, disarankan untuk segera mengobati keputihan secara alami agar tidak mengganggu perkembangan bayi.

Beberapa jenis ramuan tradisional diketahui dapat mengobati keputihan secara tuntas seperti daun beluntas dan temu kunci. Lakukan perawatan ini bersamaan dengan perawatan medis untuk mencegah dampak buruk keputihan saat hamil.

Leave a Reply