Fakta Menarik Tentang Disfungsi Ereksi

Fakta tentang disfungsi ereksi

Fakta tentang disfungsi ereksi

Disfungsi ereksi atau dulu disebut impotensi adalah sebuah kondisi medis dimana seorang pria tidak bisa mengalami ereksi yang keras atau tidak bisa menyelesaikan hubungan seksual sampai selesai karena ereksi yang lemah.

Tingkatan gangguan seks ini berbeda-beda pada setiap pria, dari disfungsi ereksi ringan, sedang, sampai berat. Penanganan masalah ini tergantung dari tingkatan yang dialami, tetapi semakin cepat diatasi semakin mudah gangguan disembuhkan.

Banyak dokter yang menyebut disfungsi ereksi bukanlah kondisi medis yang khas melainkan sebuah gejala dari penyakit lain seperti jantung, diabetes atau hipertensi.

Seperti kita ketahui penyakit-penyakit tersebut berhubungan langsung dengan pembuluh darah dan kemampuannya mengalirkan darah ke seluruh tubuh termasuk ke penis. Gangguan terhadap fungsi tersebut akan menyebabkan penis sulit mengalami ereksi.

Meski demikian beberapa hal lain seperti gangguan fungsi saraf atau gangguan hormon juga dapat menyebabkan penis mengalami masalah ereksi.

Berikut ini beberapa fakta menarik tentang Disfungsi ereksi yang perlu anda ketahui:

  1. Disfungsi ereksi (DE), juga dikenal sebagai impotensi, adalah ketidakmampuan untuk mencapai dan atau mempertahankan ereksi untuk melakukan aktivitas seksual yang memuaskan.
  2. Gejala disfungsi ereksi meliputi ketidakmampuan untuk memiliki atau mempertahankan ereksi penis untuk menyelesaikan aktivitas seksual sampai selesai.
  3. Impoten adalah gangguan seks yang umum dialami kaum pria. Para ahli memperkirakan jumlahnya mencapai lebih dari 50% pria di atas 50 tahun mengalami impotensi.
  4. Penyebab disfungsi ereksi meliputi faktor penuaan, tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, merokok, aterosklerosis, depresi, saraf atau kerusakan sumsum tulang belakang, efek samping obat, alkoholisme atau penyalahgunaan zat lainnya, dan tingkat testosteron rendah.
  5. Impotensi bisa diobati pada semua kelompok umur.
  6. Adapun perawatan disfungsi ereksi meliputi psikoterapi, menjalani gaya hidup sehat, konsumsi obat oral PDE5 inhibitor seperti Viagra, Levitra, Cialis, Stendra, dan Staxyn, obat intrauteral (MUSE), suntikan intrakavernosa, menggunakan perangkat vakum, operasi, dan bekerja sama dengan dokter untuk menghindari obat-obatan yang dapat mengganggu fungsi ereksi.
  7. Sebelum menggunakan suplemen ataupun obat-obatan bebas untuk menyembuhkan disfungsi ereksi yang diderita selalulah berdiskusi dengan dokter.
  8. Penelitian baru sedang berlangsung untuk menemukan terapi yang lebih baik dan efektif.

Apa gejala disfungsi ereksi dan tanda-tandanya?

Gejala disfungsi ereksi mungkin termasuk yang berikut:

  • Ereksi penis terjadi tetapi tidak dapat dipertahankan sampai aktivitas seksual selesai
  • Ereksi penis yang lemah dan tidak cukup kuat untuk menembus vagina
  • Ketidakmampuan untuk mendapatkan ereksi yang keras

Gangguan impoten dapat terjadi pada semua usia, meski demikian gangguan ini jarang terjadi di kalangan pria muda dan lebih umum terjadi pada orang tua.

Seberapa banyak orang yang menderita impotensi?

Seperti dijelaskan di atas, gangguan impotensi adalah masalah umum yang terjadi pada pria di semua usia. Baik pria muda maupun yang lebih tua sama-sama berisiko mengalami disfungsi ereksi.

Pria dengan usia 45 tahun ke atas, kebanyakan mengalami disfungsi ereksi beberapa kali.

Menurut Massachusetts Male Aging Study, risiko menderita disfungsi ereksi meningkat 5% pada pria berusia 40 tahun dan 15% pada pria dia atas 70 tahun.

Sementara itu sebanyak 20% pria berusia antara 50-54 dan di 50% pria antara 70 sampai 78 mengalami impotensi.

Penelitian lain mencatat bahwa sekitar 35% laki-laki 40 sampai 70 tahun menderita disfungsi ereksi sedang sampai berat, dan ada 15% yang kemungkinan mengalami tingkatan yang ringan.

Bagaimana ereksi bisa terjadi?

Penis mengalami ereksi jika terjadi rangsangan seksual, baik itu rangsangan berupa fisik seperti sentuhan, ciuman dan rangsangan mental berupa pikiran erotis.

Stimulasi seksual atau gairah seksual menghasilkan impuls listrik di sepanjang saraf penis dan menyebabkan saraf melepaskan oksida nitrat, yang pada gilirannya meningkatkan produksi siklik GMP (cGMP) dalam sel-sel otot polos dari kavernosum.

CGMP menyebabkan otot-otot halus kavernosum mengalami rileksasi sehingga memungkinkan aliran darah mengalir dengan cepat ke dalam penis. Darah yang masuk mengisi corpora cavernosa, membuat penis mengembang dan mengeras.

Tekanan yang terjadi di penis menekan pembuluh vena yang mengalirkan darah keluar dari penis di tunika albuginea, dan membantu menjebak darah di dalam kavernosum.

Dengan demikian ereksi dapat dipertahankan selama beberapa saat. Ereksi dibalik ketika tingkat cGMP dalam corpora cavernosa berkurang menyebabkan otot-otot halus dari corpora cavernosa berkontraksi dan menghentikan aliran darah dan membuka pembuluh darah yang mengalirkan darah dari penis.

Tingkat cGMP dalam corpora cavernosa berkurang karena dihancurkan oleh enzim yang disebut phosphodiesterase tipe 5 (PDE5).

Kemampuan untuk mencapai dan mempertahankan ereksi tersebut memerlukan beberapa faktor pendukung yaitu:

  • Sebuah sistem saraf yang sehat yang melakukan impuls saraf di otak, tulang belakang, dan penis
  • Pembuluh arteri yang sehat
  • Otot polos yang sehat dan jaringan fibrosa dalam corpora cavernosa
  • Kecukupan tingkat oksida nitrat dalam penis
  • Interaksi psikososial yang tepat

Disfungsi ereksi terjadi jika salah satu atau lebih dari persyaratan di atas tidak bisa terpenuhi.

Obat untuk menyembuhkan disfungsi ereksi

Pada dasarnya untuk menyembuhkan disfungsi ereksi maka faktor penyebab perlu diketahui terlebih dahulu. Setelah itu langkah-langkah pengobatan bisa dilakukan. Berikut ini beberapa metode medis menyembuhkan impotensi:

  • Diskusi dengan dokter tentang obat yang perlu dihindari
  • Mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat
  • Konsumsi obat disfungsi ereksi yang diresepkan dokter seperti viagra atau cialis
  • Memasukkan obat ke dalam uretra (supositoria intrauteral: MUSE)
  • Memilih perawatan dan obat-obatan sesuai dengan kondisi medis masing-masing individu
  • Menyuntikkan obat langsung ke penis (suntikan intrakavernosa)
  • Menggunakan vakum pada penis
  • Implan atau pembedahan pada penis
  • Psikoterapi

Langkah apa yang dipilih tergantung dari dokter yang menangani. Anda tidak diperbolehkan menggunakan obat kuat yang banyak dijual bebas di internet tanpa resep dari dokter.

Disfungsi ereksi adalah gangguan seksual yang bisa diatasi, dan bahkan jika gangguan tersebut telah mencapai tingkatan berat, dokter masih memiliki beberapa alternatif pengobatan yang bisa anda lakukan.

Demikian informasi singkat beberapa fakta penting tentang disfungsi ereksi yang perlu diketahui, semoga bermanfaat.

Leave a Reply